Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 035 (Description of the Days of the Patriarchs)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
A - Perkembangan dan pertumbuhan gereja mula-mula di Yeruslem (Kisah Para Rasul 1 - 7)
21. Pembelaan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:1-53)

a) Penjelasan Mengenai Masa Bapa-bapa Leluhur (Kisah Para Rasul 7:1-19)


KISAH PARA RASUL 7:9-16
9 “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia, 10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya. 11 Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan. 12 Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama; 13 pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun. 14 Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya. 15 Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; 16 mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.

Stefanus tidak membela kesalehannya dengan uraian teologis, dan ia tidak memakai kefasihan berkata-kata. Namun, Ia hanya bersaksi di hadapan para penyidik dari mahkamah agama tentang iman Alkitabiahnya, yang sudah sangat dikenal oleh anak-anak bangsa itu. Ia tidak menceritakan segala seluk-beluk sejarah bangsa Yahudi, tetapi hanya menyebutkan hal-hal yang penting saja dengan tujuan untuk menegaskan makna dari Perjanjian yang Baru, dan menjelaskan siapa sebenarnya Yesus Kristus itu.

Stefanus memusatkan perhatian kepada pemilihan Allah atas Abraham atas dasar anugerah dengan perjanjian sunat, untuk menuju kepada perjanjian yang baru, yang digenapi di dalam Kristus dan didasarkan atas anugerah saja, dan bukan atas perbuatan seseorang. Ia kemudian menjelaskan hal itu lebih lanjut lagi dari kehidupan Yusuf, dengan menunjukkan bahwa ia adalah lambang dari Kristus.

Semua saudara-saudaranya iri kepada Yusuf, karena ayahnya memperlakukannya sebagai anak emas dan pilih kasih kepadanya, meskipun ia masih sangat muda, sementara mereka jauh lebih berpengalaman. Demikian juga, Kristus dibenci dan dicemburui oleh sanak-saudara-Nya yang lebih berpengalaman di antara bangsa-Nya. Bapa-Nya di surga telah memberikan kepada-Nya kuasa yang begitu luar biasa atas segala penyakit, setan-setan dan bahkan kematian, sehingga banyak orang berduyun-duyun mendatangi guru dari kampung di Nazaret itu. Mereka lebih menghormati Yesus dibandingkan dengan para imam kepala dan para ahli Taurat yang ada di ibukota Yerusalem.

Sebagaimana kesepuluh saudara Yusuf kemudian mengikatnya, membuangnya ke dalam sumur, dan menjualnya kepada rombongan suku Beduin dengan harga yang murah, demikian juga para pemimpin bangsa itu telah menyerahkan Kristus kepada penguasa Romawi untuk membunuh-Nya, membuang-Nya ke dalam kubur, dan sepenuhnya membinasakan Dia. Dan sebagaimana kebencian saudara-saudaranya kepada Yusuf semakin memuncak, demikian juga kebencian orang-orang Yahudi terhadap Yesus terus memuncak sampai kepada penyaliban.

Namun Allah menyertai Yusuf di negeri yang asing itu. Demikian juga Allah menyertai Kristus ketika Ia mati, sebab pada akhirnya Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan memberikan-Nya kehidupan kembali. Sebagaimana Firaun meninggikan Yusuf setelah ia dicobai, mengangkatnya menjadi orang kedua di dalam kerajaannya dan penguasa atas seluruh isi rumahnya, demikian juga Allah meninggikan Yesus, mendudukan-Nya di sebelah kanan-Nya, dan memberikan kepada-Nya segala kuasa di surga dan di bumi. Bahkan makanan sehari-hari kita berasal dari tangan-Nya, karena Dialah yang empunya segala kemuliaan itu mengatakan, “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5).

Anak-anak perjanjian duduk menjauh dari saudara mereka yang terhormat itu dan tidak mengenalinya. Namun Yusuf mengenali mereka, dan menolong mereka dalam pertemuan pertama mereka, tetapi tanpa membuat dirinya dikenal oleh mereka. Pada pertemuan yang kedua ia memperkenalkan dirinya kepada mereka, bersama dengan semua kemuliaannya. Saudara-saudaranya menjadi sangat takut ketika mereka tahu bahwa orang yang menolong menyiapkan gandum dan gubernur atas Mesir itu adalah juga saudara mereka, yang sudah mereka jual untuk melenyapkannya! Stefanus berharap agar Yesus menyatakan diri-Nya sekali lagi kepada para tua-tua dari bangsanya yang keras hati itu. Ia berharap bahwa mereka bisa tersungkur ketakutan dan gemetar menyembah Dia, yang sudah mereka tolak dan mereka aniaya.

Sama seperti saudara-saudara Yusuf kemudian kembali kepada ayah mereka dengan penuh ketakutan, demikian juga Stefanus berharap bahwa ketujuh-puluh pemimpin dari mahkamah agama itu akan kembali dan memberitahu bangsa mereka bahwa Anak bangsa itu masih hidup, dan bahwa saudara-saudara mereka sudah diteguhkan di dalam kemuliaan. “Kita telah membunuh Dia, tetapi Allah memilih untuk membangkitkan Dia dan meninggikan Dia. Kita semua adalah orang-orang berdosa, tetapi marilah, mari kita semua bertobat, dengan sungguh-sungguh dan dengan sukarela!” Sebagaimana Yakub dan keluarganya yang berjumlah tujuhpuluh lima orang itu datang bersama menemui Yusuf, demikian juga Stefanus berharap berharap bahwa seluruh bangsa Yahudi datang kepada Yesus, sujud di hadapan-Nya dan menghormati-Nya. Sebagaimana Yusuf, gubernur yang agung itu, sujud di hadapan ayahnya, mencium dia, dan memperkenalkan dia kepada Firaun, demikian juga, dengan cara yang mulia, Kristus sujud di depan bangsa-Nya yang cemar, menyucikan dan menguduskannya, dan kemudian memperkenalkan mereka kepada Bapa Surgawi-Nya.

Namun, Stefanus berkhotbah kepada telinga yang tuli. Hati para hakim itu sudah menjadi keras. Mereka tidak mendengar suara Roh Kudus yang penuh kasih karunia, tetapi dengan tersenyum menunjukkan kesalahan dari kata-kata sang pembicara, yang mengatakan bahwa Yakub dikuburkan di kuburan Abraham. Padahal, Abraham dimakamkan di Hebron di tanah yang dibelinya sendiri, sementara Yakub dikuburkan di Sikhem, di dekat Nablus. Mungkin ada sedikit perbedaan narasi dan tafsiran dari teks itu pada masa Stefanus. Kita melihat bagaimana para hakim itu tidak menyela kesaksian Stefanus, dan juga tidak menganggap kesalahannya itu sebagai sesuatu yang penting atau layak dipersoalkan (Kejadian 23:16-17; 23:18; 50:13; Yosua 24:32).

DOA: Oh Bapa surgawi, kami bersyukur karena Engkau telah mengutus Anak-Mu yang tunggal kepada kami dan menyatakan kemuliaan-Mu di dalam Dia. Ampunilah kami karena kekerasan hati kami, dan penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu, sehingga kami boleh mengalami bahwa Engkau berdiam di dalam kami, dan berkarya lewat hidup kami, sekalipun berada di tanah yang asing.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Yusuf menjadi gambaran dari Yesus Kristus?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:25 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)