Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 034 (Description of the Days of the Patriarchs)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
A - Perkembangan dan pertumbuhan gereja mula-mula di Yeruslem (Kisah Para Rasul 1 - 7)
21. Pembelaan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:1-53)

a) Penjelasan Mengenai Masa Bapa-bapa Leluhur (Kisah Para Rasul 7:1-19)


Kisah Para Rasul 7:1-8
1 Kata Imam Besar: "Benarkah demikian?" 2 Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, 3 dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 4 Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang; 5 dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak. 6 Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya. 7 Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepada-Ku di tempat ini. 8 Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita.

Stefanus berdiri di hadapan komisi penyidikan dari mahkamah agama. Ia mengakui imannya kepada keyakinan bapa leluhurnya. Para penyidik dengan penuh perhatian mendengarkan setiap kata yang diucapkannya, memperhatikan hal-hal yang ditekankan oleh Stefanus, karena mereka ingin tahu apakah si terdakwa ini benar-benar kokoh dalam Perjanjian Lama atau seorang penghujat yang melawan Allah dan pantas untuk segera dirajam mati dengan batu (Imamat 24:16).

Imam besar sendiri tidak mengajukan dakwaan pribadi terhadap Stefanus. Orang-orang yang pernah berbicara dengan Stefanus yang menuduhnya melakukan penghujatan. Secara singkat hakim ketua bertanya kepada si terdakwa: ”Benarkah yang disampaikan oleh para pendakwa?”

Stefanus menjawab dengan penuh hormat, menyebut para pendengarnya dengan sebutan “saudara-saudara dan bapa-bapa,” meskipun mereka belum menerima urapan dari Roh Kudus. Ia menunjukkan bahwa ia memiliki penghormatan yang sepantasnya kepada lembaga keagamaan tertinggi dari bangsa itu. Ia ingin agar mereka menaruh perhatian, dan meminta mereka mendengar dengan kesabaran seorang ayah terhadap kesaksian imannya. Ia tidak menggunakan bahasa Aram atau bahasa Ibrani, yang merupakan sumber darimana Perjanjian Lama versi bahasa Yunani, Septuagenta diterjemahkan. Stefanus menegaskan imannya, mengutip Kitab Suci sesuai dengan terjemahan yang dikenal luas pada saat itu, yang dalam beberapa hal memakai pernyataan yang berbeda dengan teks asli bahasa Ibrani, yang sangat dihafal oleh para hakim yang ada.

Stefanus bersaksi, bahwa Allah yang esa dan mulia telah menampakkan diri kepada Abraham ketika ia masih seorang penyembah berhala di negeri Irak, tinggal di antara sanak keluarganya. Allah memilih Abraham dan berjanji membuat keturunannya menjadi suatu bangsa yang besar. Bapa orang beriman itu tidak memenuhi syarat untuk bertemu dengan Allah, karena ia tidak lebih benar dibandingkan orang-orang lain. Kehendak bebas Allah sendirilah yang menjadikan orang yang biasa terikat kepada tempat ini menjadi seorang Bedouin pengembara. Ia dipindahkan dari tanahnya, miliknya, dan kehidupan yang nyaman dan diutus ke tempat yang belum dikenal, dan diberi keyakinan bahwa Allah akan menuntun dia senantiasa.

Perhatikan sembilan kata kerja yang terdapat dalam ayat-ayat bacaan di atas, karena kata-kata kerja itu menggambarkan karya Allah yang sebenarnya. Dengan itu anda akan memahami bahwa catatan-catatan ayat itu sebenarnya bukan sekadar karya tulisan manusia, melainkan mewakili sejarah dari karya Allah sendiri. Allah kita yang hidup itu tidak jauh dari bumi kita atau tidak bisa dijangkau. Ia ikut campur tangan dan terlibat dalam kehidupan manusia. Ia memilih seseorang, dan menetapkan dia menjadi awal dari karya penebusan-Nya. Yang terpenting di dalam sejarah Perjanjian Lama bukanlah kesalehan atau doa Abraham, tetapi kehendak dan berkat penebusan Allah.

Abraham taat kepada Allah secara sebagian-sebagian. Ia meninggalkan tanahnya, tetapi tidak meninggalkan ayahnya atau Lot, keponakannya, dan karena itu menunda tercapainya tujuan Allah. Setelah beberapa waktu ia sampai di pegunungan gersang di Kanaan dan lembah yang subur, dimana musim dinginnya sangat dingin dan musim panasnya sangat panas. Abraham tidak menemukan firdaus dengan tanah yang luas, seperti di Irak, tetapi menemukan batu dan padang pasir. Ie mengembara dengan kebingungan di pegunungan itu, tidak menemukan tanah yang akan menjadi miliknya. Allah berjanji kepadanya bahwa semua tanah yang akan ditunjukan-Nya akan menjadi miliknya dan anak-anaknya, meski ia masih belum memiliki keturunan. Dengan cara ini, orang yang sudah dicabut dari tanah miliknya dan tidak memiliki keturunan akan belajar untuk hidup dalam pengharapan yang terus menerus. Iman inilah yang diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Keyakinannya tertuju kepada Allah di sepanjang tahun-tahun yang panjang itu, tanpa adanya hasil yang langsung bisa dirasakan dan dilihat, dan menjadikan dia sebagai teladan bagi semua orang percaya.

Kisah ini menunjukkan bahwa iman adalah jawaban yang unik dari manusia terhadap panggilan dan pilihan Tuhan. Sudahkah anda mendengar suara Allah yang menjadi nyata di dalam Kristus? Apakah anda percaya kepada warisan rohani anda, meskipun anda belum merasakan berkat apapun, dan juga belum melihat hasil yang nampak? Allah, yang setia, memanggil dan memelihara anda. Anda bisa menghormati Dia dengan ketekunan iman anda.

Akhirnya Abraham menerima wahyu dari Allah bahwa imannya kepada janji Allah, yang akan memberikan tanah kepadanya, tidak akan dinyatakan pada masa hidupnya, atau bahkan pada masa hidup anaknya. Keturunannya kemudian akan menjadi budak di tanah Mesir selama empat ratus tahun. Bayangkan masa yang sangat panjang ini. Allah mengijinkan keturunan Abraham untuk jatuh di bawah kuk perbudakan, yang pada akhirnya memang merupakan pilihan mereka sendiri. Akan tetapi, Allah tidak membatalkan janji-Nya kepada mereka.

Yang Kudus sendiri mengikatkan diri-Nya kepada Abraham dan keturunannya melalui perjanjian sunat. Karena itu, semua keturunan Abraham sudah masuk ke dalam rangkaian berkat ini, karena Abraham menyunatkan baik Ismail maupun Ishak untuk meneguhkan mereka di dalam janji dari perjanjian itu. Perjanjian Allah tidak didasari oleh ketaatan kepada perintah hukum Taurat, tetapi di dalam anugerah pilihan-Nya saja.

DOA: Ya Tuhan yang Mahakudus, terima kasih karena Engkau memilih kami di dalam Kristus. Teguhkanlah kami melalui Roh Kudus-Mu di dalam Perjanjian-Mu yang Baru, yang didasarkan atas darah yang ditumpahkan oleh Anak-Mu yang tunggal. Ajarkan kami iman, keyakinan, dan percaya kepada-Mu, sehingga kami bisa menantikan datangnya kerajaan-Mu.

PERTANYAAN

  1. Apakah rahasia dari kehidupan Abraham?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:25 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)