Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 058 (Establishment of a Gentile Church)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
B - Perkembangan injil keselamatan ke Samaria dan Siria, dan awal pertobatan Orang-prang bukan yahudi (Kisah Para Rasul 8 - 12)

10. Pendirian Gereja Berlatar Belakang Bukan Yahudi di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:19-30)


KISAH PARA RASUL 11:19-24
19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.

Bagaimanakah sejarah gereja dan arah perkembangan pemberitaan setelah pernyataan Alah yang ajaib kepada Petrus? Apakah banyak orang percaya di Kaisarea menjadi gereja yang hidup dan pusat yang aktif bagi pekabaran Injil ke segala dosa? Apakah kuasa Injil bersinar melalui mereka ke segala bangsa? Kita tidak mendengar lagi tentang mereka.

Beberapa pengungsi yang percaya kepada Kristus hidup tidak jauh dari Palestina, di Antiokhia, ibukota dari Syria. Kota itu kemudian menjadi kota terpenting ketiga di kekaisaran Romawi, tetapi yang juga dikenal karena kemerosotan moral mereka. Orang-orang yang tadinya melarikan diri dari penganiayaan pada saat Stefanus mati kemudian tersebar ke kota-kota di Libanon, Siprus, Asia Kecil. Di sana mereka menjadi saksi tentang Yesus, mata air dari kehidupan kekal, di setiap kota dan desa. Akan tetapi mereka membatasi kesaksian mereka, hanya kepada kaum Helenistik yang berlatar belakang Yahudi.

Perlawanan terjadi di Antiokhia, dimana beberapa pengungsi yang percaya berbicara secara langsung kepada orang-orang Yunani dan orang-orang bukan Yahudi lainnya. Mereka memberitakan Injil tanpa mendapatkan latihan secara teologi, tanpa memiliki gelar yang tinggi, dan tanpa menerima bantuan keuangan apapun dari lembaga missi. Mereka berbicara kepada orang Yunani yang menjadi rekan sekerja mereka dalam pekerjaan tentang Yesus Tuhan, yang sudah bangkit dari kematian. Sebagaimana di Kaisarea, Roh Kudus juga berdiam di dalam kehidupan orang-orang percaya, tanpa mereka menjadi penganut Yudaisme terlebih dahulu.

Di Antiokhia kelahiran baru yang besar ini tidak menyebabkan adanya pemberontakan di sinagoge Yahudi, karena orang-orang Yahudi di ibukota ini sudah mendengar khotbah dari Nikolaus, seorang Yahudi penyembah berhala yang tadinya beralih menjadi penganut Yudaisme dan kemudian menjadi percaya kepada Kristus. Di kemudian hari, jemaat di Yerusalem memilih dia menjadi salah satu dari tujuh diaken. Jadi sangat jelas bahwa kebebasan di Antiokhia jauh lebih besar dibandingkan dengan yang ada di Yerusalem. Dengan demikian, pemberitaan Injil bisa terjadi secara otomatis.

Apakah isi dan pentingnya kesaksian dan pemberitaan yang dilakukan oleh para pengungsi itu? Mereka tidak bisa memberitakan Kristus dengan mengutip hukum Taurat, karena mereka memang tidak mengenal Perjanjian Lama, hukum Taurat, dan Kitab Para Nabi. Mereka menyebut Yesus itu Tuhan, yang kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi, dan melalu Dia segala sesuatu menjadi ada, dan melalui Dia juga kita bisa hidup (1 Korintus 8:6). Tuhan ini menghendaki adanya komitmen, ketaatan, dan ketundukan kita yang penuh kepada-Nya. Kita bisa tunduk kepada-Nya tanpa takut, karena Ia sudah mati bagi kita dan memperdamaikan dosa-dosa kita, sehingga kita menjadi bisa diterima di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Tuhan kita bukanlah diktator, tetapi dikelilingi oleh kuasa kasih yang besar. Ia membenarkan kita sehingga kita bisa mengambil bagian di dalam kehidupan kekal-Nya, yang mengatasi maut dan kecemaran.

Berita tentang kuasa yang penuh belas kasihan ini menaklukkan hati dan menerangi pikiran, sedemikian sehingga banyak orang sampai kepada hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus dan diselamatkan. Salah satu rahasia dari kegerakkan missi di Antiokhia adalah tentang bagaimana hal itu secara praktis dikomunikasikan di antara anggota yang ada. Orang-orang percaya yang memberitakan itu tidak mengadakan pertemuan-pertemuan besar untuk mempromosikan kebangunan rohani itu, dan juga tidak memakai radio atau pamflet. Mereka menyebarkan berita keselamatan dari mulut ke mulut melalui kontak pribadi. Metode ini masih menjadi metode pemberitaan yang paling kuat bahkan sampai hari ini. Apakah anda menceritakan kepada sahabat-sahabat anda tentang Kristus? Penuhilah hati anda dengan firman Yesus sehingga lidah anda akan berbicara di dalam nama-Nya. Anda akan melihat tangan Allah bekerja melalui anda saat itu juga.

Ketika para rasul dan para penatua di jemaat mula-mula di Yerusalem mendengar bahwa banyak orang yang percaya kepada Kristus di sebuah kota yang jauh yang terkenal jahat, Antiokhia, mereka tidak lagi menjadi terganggu karena berita itu, seperti yang mereka rasakan ketika Kornelius dan sahabat-sahabatnya dilahirkan kembali di Kaisarea. Para pemimpin dan anggota Gereja Mula-Mula sudah memahami setelah pembicaraan mereka dengan Petrus bahwa Allah akan memenuhi semua manusia dengan Roh Kudus kalau mereka percaya dan terus tinggal di dalam Dia. Akan tetapi, untuk memastikan bahwa gereja yang baru itu tetap ada dalam kebenaran dan tidak mengikuti doktrin yang sesat, mereka meneguhkan Barnabas, seorang saleh yang sangat mengenal wilayah Roma-Yunani, untuk menjadi penilik dan mendampingi perkembangan dari kelompok orang-orang Kristen awal ini.

Kita mengenal karakter Barnabas dari kesaksian yang diberikan mengenai dia (4:36), dan bagaimana kasih kebapakannya menjadi penghubung antara para rasul dengan Saulus (9:27). Di dalam teks ini Lukas menyaksikan (besar kemungkinan ia pernah bertemu Barnabas secara pribadi) bahwa Barnabas adalah seorang yang saleh, yang menaikkan doa di antara jemaat dan memberitakan Injil dengan kepenuhan Roh Kudus. Ia tidak menolak pendengar kalau mereka tidak bisa langsung memahami isi khotbahnya, tetapi mendampingi mereka dengan penuh kesabaran. Ia percaya kepada Allah untuk menyempurnakan orang-orang yang baru percaya itu, dan menuntun mereka ke dalam kedewasaan dengan penuh kasih.

Barnabas sangat bersukacita ketika ia melihat kehidupan yang baru di dalam jemaat di Antiokhia. Ia tidak memulai dengan mengkritik kelemahan mereka, dan ia juga tidak ikut campur dalam masalah atau ketidak-sepakatan di antara sesama saudara seiman. Ia bersukacita bersama dengan mereka yang dilahirkan kembali, dan bekerja keras untuk menguatkan iman semuanya, sehingga mereka bisa terus berada di dalam kepenuhan Kristus. Di dalam atmosfer dari kebangunan rohani inilah gereja berkembang di Antiokhia. Mereka yang sudah dewasa secara rohani merasakan bahwa ada harapan yang baru yang bersinar di dalam gerejanya. Kehadiran kuasa Ilahi sungguh-sungguh dirasakan, yang tidak bisa mereka temukan di dalam agama-agama lain yang ada di sekitar mereka.

DOA: Oh Tuhan, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau sudah memanggil begitu banyak orang yang tidak dikenal untuk masuk ke dalam kerajaan-Mu di sepanjang masa. Kami bersyukur untuk kesempatan bagi kami bersaksi kepada sesama kami bahkan sampai hari ini. Kami meminta hikmat-Mu untuk dapat menyampaikan berita keselamatan, dengan kuasa dan sukacita, dengan cara yang sederhana, sehingga kami bisa diselamatkan di dalam nama-Mu dan kerajaan-Mu datang di antara kami saat ini juga.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah jemaat di Antiokhia dimulai keberadaannya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:35 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)