Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 085 (Principles of Following Jesus)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
B – Mujizat Kristus di Kapernaum dan Sekitranya (Matius 8:1 - 9:35)

4. Prinsip Mengikut Yesus (Matius 8:18-22)


MATIUS 8:18-20
18 Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. 19 Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." 20 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
(Lukas 9:57 60; 2 Korintus 8:9)

Kristus adalah sumber kuasa pendamaian yang memberikan kekayaan kasih-Nya kepada semua orang percaya, mengubah hati dan menerangi pikiran. Meski Ia sudah melakukan penyembuhan, Ia tetap hidup sederhana, bahkan tanpa rumah dan tempat berteduh, karena Ia tidak menerima harta kekayaan duniawi dan tidak mengejar kesenangan dunia ini. Ia menyembuhkan orang-orang sakit secara cuma-cuma dan tidak meminta bayaran untuk pelayanan-Nya.

Kristus tetap mencukupkan diri dengan apa yang ada di dalam kehendak-Nya. Ini membebaskan para pengikut-Nya dari pengharapan yang salah bahwa mereka akan menerima pekerjaan, uang, atau kekayaan kalau mereka bergabung dengan-Nya. Kalau ada Gereja Kristen yang terlalu kaya di dalam properti dan uang, gereja itu tidak akan menjadi gereja yang benar, karena kasih Allah mendorong kita memakai apa yang kita miliki dan tidak mengejar kekayaan. Kalau anda mengikut Yesus, jangan mengharapkan kekayaan atau pembayaran, atau jabatan, tetapi berdiamlah di dalam kuasa Allah di dalam kelemahan anda, kedamaian dari Roh Kudus di dalam hati anda dan kasih-Nya yang mengalir akan memancar melalui anda untuk orang-orang yang tersingkir. Inilah hak istimewa orang Kristen.

Kita melihat disini Kristus memberikan jawaban kepada dua jenis temperamen yang berbeda, yang pertama adalah orang yang cepat dan bersemangat, yang kedua lambat dan berat hati, perintah-Nya disesuaikan dengan kedua jenis temperamen itu dan dirancang bagi kita juga.

Orang yang pertama terlalu cepat mengumbar janji. Ia adalah seorang ahli Taurat, seorang pakar dan terpelajar, orang yang belajar dan mendalami Hukum Taurat. Ahli Taurat itu menunjukkan kesediaannya yang penuh untuk mengikut Kristus dengan mengatakan, “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Tidak ada orang yang bisa menandingi pernyataan kesediaan ini. Persiapannya untuk mendedikasikan diri kepada Kristus jelas dan sangat tulus. Ia tidak disuruh mengatakannya oleh Kristus, atau oleh para murid, tetapi, atas keinginannya sendiri, ia ingin menjadi pengikut Kristus yang dekat dengan Dia. Ia adalah seorang sukarelawan yang sukarela. Ia tidak mengatakan, “Saya pikir saya seharusnya mengikuti Engkau,” tetapi, “Saya sudah memutuskan, saya akan melakukannya, saya akan mengikuti Engkau.” Pernyataannya ini tidak ada batas dan tidak bersyarat. "aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi,” bukan hanya “ke bagian lain” dari negeri itu, tetapi bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun. Mungkin kita akan langsung menganggap dia cocok menjadi murid yang setia, namun nampak sekali, dari jawaban Kristus, bahwa tekadnya itu terburu-buru, dasarnya rendah dan kedagingan saja. Ahli Taurat ini sudah melihat mujizat Kristus dan berharap ia bisa menjadi bagian dari sebuah kerajaan yang bersifat sementara, dan ia berharap bisa menikmati kesukaan di dalam kerajaan itu.

Kristus menguji perkataannya itu untuk melihat, apakah itu tulus atau tidak. Ia menunjukkan kepada ahli Taurat itu bahwa “Anak Manusia,” yang kepadanya ia sangat bersemangat mengikuti sebenarnya tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Dari penjelasan tentang kemiskinan Kristus ini, kita melihat adanya keanehan bahwa Anak Allah, ketika Ia datang ke dunia ini, menempatkan diri-Nya dalam kondisi yang rendah, sehingga Ia bahkan tidak memiliki tempat yang nyaman untuk meletakkan kepala, sesuatu yang sangat mendasar bagi semua makhluk hidup. Kalau Ia mau mengambil hakekat kita ke atas-Nya maka manusia akan mengira, Ia seharusnya mengambil keadaan dan kenyamanan yang paling baik; tetapi Ia justru mengambil yang terburuk!

Makhluk yang hina juga terpelihara. Serigala memiliki lubang persembunyian, meski binatang ini tidak berguna bagi manusia. Allah memelihara; lubang mereka adalah istana mereka. Burung-burung, meski mereka tidak bisa menjaga diri, tetap terpelihara dan memiliki sarang.

Ketika Tuhan kita Yesus Kristus di dunia ini, Ia menundukkan diri kepada kehinaan dan kesulitan dari kemiskinan, “Ia menjadi miskin karena kita.” Ia tidak memiliki tempat tinggal, tidak memiliki tempat untuk istirahat, tidak memiliki rumah pribadi dan bantal untuk meletakkan kepala-Nya. Ia dan para murid hidup dari amal yang diberikan kepada mereka. Kristus tunduk kepada hal ini, bukan hanya supaya Ia bisa dalam segala hal merendahkan diri dan menggenapi Kitab Suci, yang menjelaskan keadaan-Nya sebagai seorang yang miskin, tetapi supaya Ia bisa menunjukkan kepada kita kesia-siaan kekayaan dunia dan mengajarkan kita mencari kecukupan kudus, sehingga Ia bisa memberikan hal yang lebih baik kepada kita, dan dengan itu menjadikan kita kaya secara rohani.

Sangat aneh bahwa pernyataan yang demikian diucapkan dalam peristiwa ini. Ketika seorang ahli Taurat menawarkan diri untuk mengikut Kristus, orang akan berpikir bahwa Kristus sebaiknya mendorong dia dan mengatakan, “Mari, engkau diterima dengan baik! Aku akan memperhatikan engkau.” Seorang ahli Taurat pasti memiliki kemampuan lebih dalam melayani Dia dibandingkan dengan dua belas orang nelayan. Tetapi Kristus melihat hatinya dan menjawab kepada apa yang ada di pikirannya dan dengan itu mengajar kepada kita cara untuk datang kepada Kristus.

Kristus akan membuat kita, ketika kita mau mengikuti sekadar keagamaan saja, untuk duduk dan menghitung harganya, untuk melakukannya dengan pertimbangan. Untuk memilih jalan kesalehan, bukan karena kita tidak memahami jalan yang lain, tetapi karena kita tahu tidak ada yang lebih baik dari itu. Sama sekali tidak ada untungnya bagi agama, kalau membuat orang memutuskan sesuatu sebelum sungguh-sungguh memahaminya. Orang-orang yang menerima sesuatu secara tergesa-gesa akan dengan tergesa-gesa juga menanggalkannya ketika ada sesuatu yang mengganggu mereka. Biarlah mereka, karena itu, mengambil waktu, dan memulai semuanya dari awal. Biarlah mereka yang mau mengikuti Kristus tahu apa sisi buruknya dan bersiap untuk menghadapi berbagai kesulitan.

Yesus membukakan perbedaan antara diri-Nya dengan para ahli dan agamawan biasa, dengan mengatakan bahwa Ia lebih miskin dibandingkan binatang dan lebih tidak memiliki kediaman dibandingkan burung. Dunia ini bukan rumah-Nya. Ia orang asing di dunia, diusir oleh manusia dan disalibkan oleh umat-Nya, dan barangsiapa mengikuti Dia akan menjadi orang asing dan miskin seperti Dia.

Apakah anda memutuskan untuk mengikuti Yesus meski ada kesulitan dan kesukaran yang menyakitkan?

DOA: Oh Bapa Surgawi, rumah kami ada di dalam Engkau. Dosa dan uang menguasai dunia. Kami orang-orang asing di sini. Tolonglah kami agar tidak mengejar kekayaan, atau keamanan bagi diri sendiri. Bebaskanlah kami dari semua khayalan duniawi sehingga kami bisa diubahkan menjadi hamba-hamba dan biarlah pengetahuan akan keselamatan kami mengalir dari kami kepada orang-orang yang mencarinya.

PERTANYAAN:

  1. Sampai batas mana Yesus mencukupkan diri dan menjadi miskin?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 25, 2023, at 10:26 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)