Previous Lesson -- Next Lesson
10. Pendirian Gereja Berlatar Belakang Bukan Yahudi di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:19-30)
KISAH PARA RASUL 11:25-30
25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. 27 Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. 28 Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius. 29 Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea. 30 Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus.
Ketika Barnabas pergi dari Yerusalem ke Antiokhia, ia pertama-tama mencari Saulus, saudaranya yang sangat bersemangat di Tarsus. Ibukota Kilikia ini, yang letaknya di sebelah tenggara Asia Kecil, jaraknya adalah sekitar 200 kilometer dari Antiokhia. Barnabas yang bersifat kebapakan itu mengambil kesempatan pertama untuk mencari sahabatnya yang sangat bersemangat itu. Ia tahu bahwa gereja yang berkembang sangat cepat di Antiokhia itu akan membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal teologis, karena kehidupan yang baru dan pengetahuan rohani perlu dibangun secara kuat di atas dasar nubuatan di dalam hukum Taurat dan Kitab Mazmur. Barnabas mengenal Saulus sejak Saulus masih menjadi penganiaya jemaat di Yerusalem. Barnabas percaya kepada pertobatan Saulus, karena penampakan Tuhan Kemuliaan itu kepadanya di dekat Damsyik.
Barnabas, yang berasal dari Siprus, mencari Saulus sampai menemukannya. Ia sangat senang bertemu Saulus lagi dan mendapati bahwa ia masih teguh berpegang kepada imannya, dan terus mengikut Kristus. Ia meminta sang teolog itu untuk mengikutinya, dan bersama-sama mereka kembali ke Antiokhia. Di sana mereka bekerja sama selama satu tahun untuk mewartakan, mengajar, membangun dan menguatkan orang-orang yang mendengarkan mereka – dengan penuh doa, kesetiaan dan kemenangan.
Roh Kudus memakai Barnabas untuk kedua kalinya sebagai penghubung antara Saulus dengan Gereja Kristen. Kita melihat dengan penuh syukur terhadap pelayanan Barnabas ini yang membawa Saulus ke dalam gereja. Di sana Saulus diteguhkan sebagai rasul kepada orang-orang bukan Yahudi. Tindakan ini memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam sejarah gereja. Allah memakai kekuatan dan kemampuan jemaat di Antiokhia untuk menjadi sumber dari samudra anugerah yang melimpah ke seluruh dunia.
Para ahli Taurat dan nabi-nabi Perjanjian Lama sering kali hidup di tempat yang terpisah dan jauh dari umatnya. Sebagai pengantara antara Allah dan manusia mereka berada jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang biasa. Akan tetapi di Antiokhia Saulus belajar dari Barnabas hal yang sebaliknya: pelayanan bersama di dalam gereja, saling menundukkan diri di dalam kasih, kesabaran dan kerjasama yang didasari oleh kerendahan hati. Barnabas menjadi guru dan bapak bagi Saulus dalam segala hal yang berkaitan dengan persekutuan rohani, dimana kesabaran, keyakinan dan pengharapan menjadi dasar dimana kasih bisa bertumbuh (1 Korintus 13:1-8). Melalui pelayanan bersama dalam kerjasama yang penuh kasih, gereja berkembang dengan pesat baik secara jumlah maupun dalam kualitas kerohaniannya.
Tidak heran bahwa mereka yang percaya kepada Yesus di Antiokhia menjadi orang-orang pertama yang disebut sebagai Kristen, karena Kristus sudah memenuhi pikiran dan perkataan mereka dan kasih-Nya sudah menjadi panji-panji mereka. Janji Tuhan untuk mengurapi mereka dengan Roh Kudus digenapi di dalam kehidupan para pengikut Dia yang sudah bangkit dari kematian. Apakah anda tahu bahwa kata “Mesias” berarti orang yang diurapi tetapi juga yang mengurapi? Di dalam Perjanjian Lama para raja, imam besar, dan para nabi mendapatkan pengurapan dari Roh Kudus melalui lambang pengurapan minyak suci. Kita percaya bahwa Kristus adalah Raja segala raja, Imam Besar, dan Firman Allah yang menjadi manusia. Ia memanggil anda bersama-sama dengan semua orang yang mengikut Dia untuk dipenuhi dengan Roh Kudus. Kita menjadi generasi yang terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, agar kita memberitakan pujian kepada Dia yang sudah memanggil kita dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (Ibrani 2:9). Segala kekayaan Allah Bapa kita tersimpan di dalam kata “Kristen”, karena semua orang yang sudah diurapi-Nya dengan Roh Kudus adalah anak-anak-Nya. Pada saat yang sama mereka adalah anggota dari tubuh rohani Kristus, yang terikat bersama-sama, menjadi satu bait Roh Kudus. Barangsiapa yang menggali secara mendalam makna dari kata “Kristen” akan penuh dengan sukacita dan pujian kepada Allah di dalam Tritunggal yang Kudus. Ia memanggil kita untuk menjadi saksi bagi Juruselamat kita yang hidup, yang menjadikan kita rekan dan sesama dan membuat kita mengambil bagian di dalam kayu salib-Nya. Apakah anda bersyukur kepada Tuhan karena Ia sudah menjadikan anda orang-orang Kristen hanya melalui anugerah-Nya yang berlimpah?
Akan tetapi, orang-orang Kristen bukan hidup di dalam surga, tetapi di dunia ini. Tuhan pernah mengatakan, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33). Roh Kudus memberikan peringatan kepada orang-orang Kristen melalui Agabus, seorang nabi Perjanjian Baru, bahwa sebuah kelaparan besar akan terjadi, bahkan murka Allah diberitakan kepada semua manusia yang berada dalam kegelisahan. Kelaparan ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Klaudius (41-54 M). Orang-orang Kristen mengalami penderitaan yang sama dengan semua orang-orang dunia dalam masa sulit itu. Akan tetapi, mereka tidak dibiarkan tetap berada di dalam gelombang bencana itu, karena kasih Allah sudah dicurahkan ke dalam hati mereka melalui Roh Kudus.
Sebuah mujizat terjadi di Antiokhia setelah nubuatan ini. Allah tidak, untuk menyelamatkan orang-orang Kristen dari kelaparan yang akan terjadi, menurunkan hujan roti dari surga kepada mereka. Justru Roh Kudus, sebagai jawaban dari doa mereka, menyatakan bahwa mereka harus berhenti dari mengutamakan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri. Mereka harus berpikir tentang bagaimana secara praktis menolong jemaat-jemaat yang miskin di Yerusalem. Jemaat di Antiokhia tidak membentuk sebuah dana umum untuk mengurangi beban kesukaran yang akan terjadi di antara anggotanya. Akan tetapi, mereka setuju untuk mengadakan sumbangan bagi saudara-saudara mereka yang miskin di Yerusalem. Apakah ini merupakan tindakan yang tidak masuk akal atau kebodohan? Roh Kudus menubuatkan bahwa akan terjadi kelaparan besar tetapi orang-orang percaya justru mengirimkan uang yang ada untuk membantu orang-orang miskin! Kasih dari Roh Kudus lebih kuat dari sikap mementingkan diri sendiri yang ada pada kita! Kalau anda mau memastikan apakah anda sungguh-sungguh seorang Kristen sejati atau bukan, tanyakan kepada diri anda sendiri berapa kali anda melakukan pengorbanan dengan uang anda untuk menolong orang-orang yang miskin?
Jemaat menempatkan uang hasil pengumpulan itu ke tangan kedua orang hamba Tuhan itu, karena mereka tahu bahwa kedua hamba Tuhan itu tidak akan memakai sedikitpun dari uang itu untuk kepentingan mereka sendiri. Jemaat tahu kerelaan kedua orang itu untuk mengorbankan apa yang mereka miliki kepada Allah. Paulus, secara khusus, dikenal sebagai hamba Tuhan yang bekerja dengan tangannya sendiri dan tidak mengambil sumbangan bagi dirinya sendiri. Jawaban Barnabas kepada jemaat di Yerusalem, yang menugaskan dia untuk melihat keadaan gereja di Antiokhia, adalah dengan membawa sejumlah uang yang cukup banyak untuk menolong orang-orang percaya yang miskin. Yang diserahkan oleh Barnabas kepada Gereja di Yerusalem merupakan bukti bahwa Roh Kudus bekerja di dalam gereja yang baru di Antiokhia itu.
Kita membaca bahwa Barnabas dan Saulus tidak memberikan sumbangan itu kepada para rasul, tetapi kepada penatua yang bertanggungjawab atas jemaat-jemaat di daerah Yahudi itu. Lukas tidak memberi penjelasan tentang kapan para penatua itu dipilih di dalam gereja itu, atau bagaimana pengaturan pelayanan mereka di luar Yerusalem. Jemaat berkembang, Injil disebarluaskan, dan kuasa Roh Kudus dinyatakan.
DOA: Oh Tuhan Yesus Kristus, Engkau sudah membangun jemaat-Mu dengan tenang melalui Roh Kudus-Mu, dan Engkau mengurapi para pengikut-Mu dengan kasih-Mu. Tolonglah kami untuk menjadi orang-orang Kristen yang benar, yang dipenuhi dengan Roh Kudus, untuk berkorban dimana diperlukan, dan melayani dalam pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Tolonglah agar kami tidak menyangkal nama-Mu pada saat kelaparan besar terjadi, yang akan menimpa seluruh dunia, tetapi agar kami terus siap berkorban senantiasa.
PERTANYAAN:
- Apakah tanda-tanda dari orang Kristen yang sejati?