Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 015 (Edification through the Ministry)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
A - Perkembangan dan pertumbuhan gereja mula-mula di Yeruslem (Kisah Para Rasul 1 - 7)

7. Pembaharuan Melalui Pelayanan Para Rasul (Kisah Para Rasul 2:37-41)


KISAH PARA RASUL 2:37-38
37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" 38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Roh Kudus tidak bisa berdiam di dalam diri manusia kecuali orang itu bertobat dan meninggalkan masa lalunya. Setiap dosa adalah pelanggaran melawan Allah dan melawan Yang Diurapi-Nya. Inilah sebabnya sebelum Roh Kudus datang untuk berdiam di dalam kehidupan anda Ia akan meremukkan ketidak-taatan di dalam hati anda, karena hanya dengan cara demikian maka anda bisa dikuduskan. Penghukuman dari Roh Kudus ini adalah, pada saat yang sama, merupakan berkat yang sangat besar. Barangsiapa yang dengan penuh penyesalan menerima teguran dan penghukuman dari Roh Kudus tidak akan masuk ke dalam penghukuman akhir, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan kekal.

Orang-orang Yahudi, ketika mendengar suara angin keras saat datangnya Roh Kudus, bergegas menuju ke rumah para murid. Mereka sangat tersentuh dalam kesedihan dan cemas karena apa yang dikatakan Petrus. Mereka melihat diri mereka sendiri sebagi orang-orang yang juga layak dihukum sebagaimana pembunuh yang berdiri di hadapan Allah. Mereka tidak berusaha membenarkan diri mereka sendiri, dan mereka juga tidak mempertanyakan rasa bersalah mereka. Justru, mereka hanya bisa menggumam dengan penuh ketakutan, “Apa yang harus kami lakukan?” Pertanyaan ini menyatakan dua hal kepada kita:

Pertama, hal itu menunjukkan ketidakmampuan manusia untuk menemukan jalan keluar dari hukumannya setelah ia didakwa oleh Roh Allah dan diyakinkan bahwa ia sedang menuju kesesatan. Keyakinan dirinya mulai runtuh, sebagaimana yang dirasakan oleh Petrus ketika ayam jantan berkokok pada saat ia menyangkal bahwa ia mengenal Kristus.

Kedua, seorang yang sedang remuk hati tidak memiliki kesadaran akan semua yang diperlukan untuk mengenal Allah dan apa yang dilakukan-Nya untuk kita. Yang bisa dilakukan-Nya hanyalah menggumam untuk mengeluarkan isi hatinya yang gelisah, “Apa yang harus aku lakukan supaya aku selamat?” dengan pemahaman bahwa ia tetap saja tidak akan bisa menyelamatkan dirinya. Semua perbuatan baik kita nampak tidak berguna dan najis di hadapan Dia Yang Mahakudus. Semua manusia keji pada hakekatnya. Ia ingin melakukan semuanya oleh dan untuknya sendiri dan tidak membiarkan Allah menyelamatkan dia. Manusia duniawi berusaha untuk memperbaharui kehidupannya dengan kekuatannya sendiri. Ia berusaha keras untuk membenarkan dirinya sendiri dan mengusahakan penebusan diri sendiri. Ia ingin hidup dengan kekuatannya sendiri sampai akhir hayatnya. Ego yang cemar dan keji berpegang teguh di dalam dirinya meski sampai saat terakhir pada masa Penghakiman.

Syukur kepada Allah, Petrus tidak memberikan saran kepada orang-orang yang baru bertobat itu tentang apa yang harus dilakukan. Namun, ia menuntut mereka untuk melakukan perubahan pikiran dan keyakinan pribadi kepada Yesus. Pertobatan tidak berkaitan dengan perubahan fisik dalam hal berubahnya fungsi otot atau otak, tetapi berkaitan dengan perubahan sikap dan kehendak, perubahan yang akan terjadi jauh di dalam pikiran seseorang. Pertobatan juga mencakup perubahan dan pembaharuan keseluruhan pemikiran, perasaan, dan kehendak kita. Hal itu tidak dilakukan secara terpaksa, seperti dalam kasus cuci otak dalam pemerintahan-pemerintahan diktator, tetapi dengan rela, sebagaimana yang dituliskan di dalam Perjanjian Baru, dimana orang-orang yang bertobat membuka dirinya kepada kuasa pengudusan dari Allah. Ia mulai mendengarkan dan memahami Firman Kristus dan para rasul-Nya dengan penuh sukacita dan ucapan syukur.

Petrus mengatakan kepada orang-orang yang hancur hati itu, “Bertobatlah dari kejahatanmu, tinggalkan usahamu untuk menyelamatkan dirimu sendiri, dan akui secara terbuka kegagalan di dalam kehidupanmu dan ketidaktaatanmu kepada Allah. Serahkan dirimu ke dalam tangan Yang Mahakudus. Hanya setelah itu saja maka tujuan, harapan, dan rancangan anda akan dipenuhi, dan hanya setelah itu kehendak Allah akan menang di dalam kehidupan anda. Pertobatan mengandung makna berbalik sepenuhnya dari arah kehidupan seseorang, berbalik dari rancangan dan egoisme seseorang dan kemudian berbalik sepenuhnya kepada Allah. Hanya setelah itu terjadi, seseorang akan bisa dikuasai oleh kasih-Nya.

Sangat jelas bahwa kedatangan kita kepada Bapa mendatangkan pengampunan, dan berbaliknya kita kepada Yang Kudus berarti kelepasan dari keputus-asaan. Orang yang bertobat membutuhkan kehadiran dan perlindungan Allah. Inilah sebabnya Petrus mengatakan kepada para pendengarnya supaya mereka dibaptiskan di dalam nama Yesus Kristus. Ini menunjukkan bunuh diri rohani dari manusia lama yang berdosa, dan dengan penuh kerelaan masuk ke dalam hadirat sang Pelepas. Barangsiapa yang dibaptiskan di dalam Kristus adalah seperti seorang yang tenggelam, yang sudah mati yang kemudian dilahirkan kembali karena anugerah Ilahi. Ia menjadi ciptaan yang baru dan diangkat ke dalam suatu tingkat yang lebih tinggi. Ia sudah dipenuhi dengan kebenaran Kristus bagi kemuliaan Allah, Bapa. Pembasuhan dari dosa di dalam lubuk hati kita menjadi buah pertama dari baptisan. Barangsiapa yang sudah dipersatukan dengan Kristus menerima tulisan nama Tuhan yang tak nampak yang tertulis di dahinya. Ia sudah disucikan melalui pendamaian dengan Anak Allah.

Buah yang kedua dari baptisan adalah penerimaan Roh Kudus. Yohanes Pembaptis mengetahui dengan jelas bahwa baptisannya dengan air hanyalah sekedar lambang, dan bahwa hal itu sama sekali tidak akan menolong kita selain dari sekedar persiapan untuk baptisan Kristus. Ia dengan terbuka sudah mengatakan, “Dia yang datang setelah aku jauh lebih besar dari padaku. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan api.” Sekarang, dalam peristiwa di hari pertama Pentakosta, waktunya sudah tiba untuk saat di dalam sejarah dimana hal itu dinyatakan di dalam keselamatan. Anak Allah membaptis dengan Roh Kudus para pembunuh yang sudah bertobat, yang sudah siap untuk percaya kepada nama-Nya melalui lambang baptisan air. Mereka sudah sepenuhnya merasa remuk hati dan sudah masuk ke dalam jangkauan iman yang luas. Kasih Allah melampaui semua pemahaman mereka.

Sudahkah anda dibaptiskan, saudara? Sudahkah anda menerima Roh Kudus? Tindakan lahiriah berupa dilaksanakannya baptisan tidak secara otomatis menghasilkan berdiamnya Roh Kudus, karena baptisan tidak berfungsi seperti alat suntik yang memasukkan obat bagi orang sakit. Roh Kudus berhembus kemana saja Ia menghendaki, dan baptisan tanpa iman sama sekali tidak ada gunanya. Karena itu, teguhkan baptisan anda dengan cara menenggelamkan sikap mementingkan diri anda, sehingga Kristus bisa ditinggikan di dalam kehidupan anda dan nampak nyata melalui kasih anda. Suatu hari anda akan hidup bersama dengan Dia selamanya. Apakah anda mengetahui tanda-tanda yang khusus yang ada di dalam diri orang-orang yang sudah dibaptiskan dengan Roh Kudus? Tanda-tanda itu adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, iman, kelemah-lembutan dan pengendalian diri. Sudahkah anda menerima karunia-karunia ini dari Roh Kudus?

DOA: Ya Bapa, kami bersyukur kepada-Mu bahwa Engkau sudah mencurahkan janji-Mu kepada manusia melalui Anak-Mu yang terkasih. Kami memuji Engkau, menyembah Engkau, dan meminta agar Engkau memenuhi semua orang percaya dengan Roh Kudus-Mu. Penuhilah kami dengan kasih dan kebenaran-Mu, sehingga kami tidak melawan kebenaran Roh Kudus-Mu, tetapi kami bisa berdiri teguh di dalam nama Anak-Mu yang penuh kasih.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah kita menerima Roh Kudus? Apakah syarat agar orang percaya menerima Dia berdiam di dalam kehidupannya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:16 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)