Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Romans - 029 (The Faith of Abraham is our Example)
This page in: -- Afrikaans -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Kiswahili -- Malayalam -- Polish -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

ROMA - Tuhan adalah Kebenaran Kita
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Roma
BAGIAN 1 - KEBENARAN ALLAH MENGHUKUM SEMUA ORANG BERDOSA DAN MEMBENARKAN SEMUA YANG PERCAYA KEPADA KRISTUS (Roma 1:18 - 8:39)
B - KEBENARAN BARU OLEH IMAN SUDAH TERBUKA BAGI SEMUA MANUSIA (Roma 3:21 - 4:22)
3. Abraham dan Daud sebagai contoh dari pembenaran oleh iman (Roma 4:1-24)

d) Keberanian iman Abraham adalah contoh bagi kita (Roma 4:19-22)


ROMA 4:19-22
19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. 20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, 21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran."

Abraham mendengar nubuat Firman Allah bahwa ia dipilih untuk menjadi bapa banyak bangsa. Perkataan wahyu ini sangat mengejutkan Abraham, yang belum memiliki anak laki-laki, tetapi ia menerimanya dengan iman. Ia percaya bahwa Allah memberikan pengharapan kepada manusia ketika semua harapan manusia sirna. Abraham sudah gagal dalam pergumulan imannya, ketika Ismail dilahirkan baginya dari seorang perempuan budak dari Mesir. Sekarang, meski nampaknya sudah mustahil bagi istrinya yang sudah tua untuk melahirkan, ia tidak memandang kepada hukum alam, tetapi kepada sang Pencipta dari alam semesta, yang bisa mengubah hukum alam. Abraham tidak mendustai diri dengan menganggap mustahil baginya untuk mendapatkan anak laki-laki dari Sara, isterinya. Ia justru menguatkan imannya, berpegang teguh kepada Firman Allah, bersandar kepada kebenaran kekal yang ada, dan tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang memiliki kemuliaan itu tidak berdusta, dan bahwa Ia tidak pernah gagal menepati janji-Nya, meski pikiran manusia tidak bisa mengetahui bagaimana Ia akan memenuhi janji itu.

Untuk berpegang teguh kepada kesetiaan Allah di dalam iman inilah yang diperhitungkan kepada Abraham sebagai kebenaran (Kejadian 15:1-6; 17:1-8).

Kristus memanggil anda, hari ini, untuk membagikan iman Abraham. Saat kita memandang kepada diri kita sendiri dan menembus kepada kedalaman gereja kita, kita mendapati bahwa masyarakat kita secara rohani lelah, lumpuh, dan mati. Namun, Kristus mau memberikan kehidupan kekal kepada jutaan orang melalui iman anda, dan juga iman saya. Ia mau memberkati kesaksian kita sehingga kasih-Nya bisa terwujud dan berlipat ganda seperti bintang di langit. Apakah anda percaya kepada janji dan panggilan Yesus bahwa anda akan memiliki anak-anak rohani melalui perkataan iman anda? Apakah anda percaya bahwa Allah bisa mengatasi ketidakmampuan anda, membangkitkan gereja anda yang suam, dan membangkitkan anak-anak Roh-Nya dari antara hati yang keras, seperti yang dikatakan Yohanes Pembaptis: Allah membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari antara batu-batu yang ada di padang gurun kalau kamu tidak bertobat dengan sepenuh hati? Apakah anda menghormati Allah? Apakah anda bersandar kepada kemuliaan Allah, dan percaya kepada-Nya, dan bukannya menjadi pesimis tentang gereja yang suam dan perilaku kejahatan anda sendiri? Ia mampu memakai anda untuk membawa kuasa kehidupan-Nya kepada banyak orang. Yakinlah bahwa Allah Abraham, Tuhannya Paulus, adalah sama kemarin, hari ini dan sampai selamanya. Ia menghendaki iman anda, karena inilah kemenangan yang mengalahkan dunia—iman kita. Jangan tertidur! Jangan kehilangan harapan, bahkan kalaupun pergumulan iman kita sudah berlangsung sampai bertahun-tahun atau puluhan tahun, sebagaimana yang terjadi kepada kehidupan Abraham, sampai akhirnya buah yang kecil bertumbuh di dalam keluarganya, yaitu Ishak yang lembut. Meski Abraham bergumul, Tuhan menguatkan dia di dalam rohnya, dan menjadikan dia sebagai bapa dari para nabi. Tuhan kita hidup, dan Ia menghendaki untuk membenarkan anda melalui iman anda. Jadi, angkatlah hati, kuatkan tangan yang terkulai, dan kuatkan lutut yang goyah, karena Tuhan kita hidup, dan Ia berjalan di depan anda dalam peperangan rohani yang anda jalani.

ROMA 4:23-25
23 Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, 24 tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, 25 yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.

Pengetahuan akan iman kita bertumbuh menjadi keyakinan yang penuh, dengan memperhatikan pernyataan kepada Abraham. Hari ini, Allah tidak hanya menunjukkan diri-Nya sebagai yang mahakuasa, agung, dan rahasia, tetapi Ia sudah mengutus Anak-Nya kepada kita agar kita bisa mengenali di dalam kasih-Nya keberadaan-Nya sebagai Bapa. Apa yang nampaknya mustahil sudah terjadi, dan Anak Tunggal Allah itu mati untuk menghapuskan segala dosa kita. Allah yang kudus tidak membinasakan orang-orang berdosa karena kejahatan mereka, tetapi Ia membiarkan diri-Nya binasa, sehingga kita yang jahat bisa diselamatkan. Allah yang penuh dengan rahmat, kasih, pengorbanan diri, penuh belas kasih, dan sabar inilah Allah kita.

Ketika Kristus bangkit dari kematian, kemenangan pengorbanan-Nya nampak. Bapa-Nya tidak meninggalkan-Nya, ketika Ia mencurahkan segenap murka-Nya kepada Anak Domba yang disalibkan itu, tetapi Ia membangkitkan Anak-Nya yang tak berdosa, dan dengan jelas membuktikan bahwa pengorbanan yang sangat unik ini memang selaras dengan kehendak Ilahi-Nya. Jadi, kebangkitan Kristus menegaskan kebenaran akan pengudusan kita. Mustahil bahwa Kristus naik ke surga sebelum penguburan-Nya, dan kemudian mendekat kepada Allah. Tidak! Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati sehingga kita bisa melihat dan yakin bahwa pendamaian antara Allah dan dunia sudah digenapkan di kayu salib.

Hari ini, Juru syafaat kita duduk di sebelah kanan Allah. Ia menjadi pengantara di antara Yang Mahakudus dengan kita, dan menjalani hasil dari pengorbanan-Nya, agar kita tidak menjadi gelisah, tetapi terus berpegang kepada iman kita, dan percaya bahwa Kristus bisa menyelamatkan sampai sempurna semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia, karena Ia sampai kekekalan menaikkan syafaat bagi mereka.

Jadi, dimanakah iman anda dalam semua masalah, ketakutan, dan bahaya? Dimanakah pengharapan anda berkaitan dengan kedatangan Kerajaan Allah hari ini, dan kelahiran kembali jutaan orang? Kristus sudah memperdamaikan kita dengan Allah, dan hari ini Ia hidup untuk menjadi bukti pengudusan kita dengan syafaat-Nya. Percayalah bahwa aliran air hidup mengalir dari iman anda ke dalam hati yang gersang dan mati. Percayalah dan jangan ragu, karena Kristus memang sungguh-sungguh hidup.

DOA: Ya Tuhan Allah, Engkau hidup dan Engkau mengutus kami untuk memberitakan kepada dunia. Hamba-Mu Abraham percaya bahwa ia, dan Sarah, di masa tua mereka, bisa melahirkan seorang anak karena rahmat-Mu yang melaluinya semua manusia akan diberkati. Kalahkanlah kekerdilan iman kami, dan kuatkan keyakinan kami sehingga kami bisa percaya kepada-Mu bahkan saat ada banyak tantangan agar kuasa-Mu menjadi sempurna di dalam kelemahan kami. Terima kasih karena Engkau memastikan kepada kami bahwa jutaan orang akan dilahirkan kembali di zaman ini, karena Engkau hidup dan memerintah sampai selamanya.

PERTANYAAN:

  1. Apa yang kita pelajari melalui pergumulan iman Abraham?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on November 02, 2023, at 04:13 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)