Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 037 (The Days of Moses)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
A - Perkembangan dan pertumbuhan gereja mula-mula di Yeruslem (Kisah Para Rasul 1 - 7)
21. Pembelaan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:1-53)

b) Masa Musa (Kisah Para Rasul 7:20-43)


KISAH PARA RASUL 7:30-34
30 “Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. 31 Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: 32 Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. 33 Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. 34 Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.”

Musa hidup di rumah Yetro, mertuanya, seorang imam Allah yang ortodoks yang sudah mendapatkan pernyataan rohani di luar Perjanjian Lama dan yang hidup setia kepada Yang Mahatinggi. Meskipun mendapat pendidikan Mesir, dan meski ia pada kenyataannya adalah seorang pembunuh, Musa tidak menjadi orang yang tidak beriman. Hatinya dipenuhi dengan kerinduan akan adanya keharmonisan dengan Dia yang menciptakan langit dan bumi. Empat puluh tahun masa tenang dan keterasingan di padang gurun akan membawa seseorang lebih dekat dengan Allah! Masa itu juga berarti adanya ratusan ribu jam sendirian bersama dengan domba-domba melalui angin, matahari, dan juga bahaya, tetapi juga dalam percakapan yang sangat akrab dengan Allah.

Tiba-tiba Yang Kudus dan kekal itu menampakkan diri dari tempat kediaman-Nya dan menyatakan diri kepada Musa dalam bentuk semak belukar yang menyala. Seorang malaikat dari tahta-Nya menyalakan api itu melalui cahaya kemuliaannya. Gembala yang sangat terkejut itu mendekat ke semak yang menyala, yang tidak terbakar meski ada api di sana. Ia kemudian mendengar ada suara dari tengah semak itu, tetapi tidak melihat ada siapapun di sana. Allah kita berbicara dalam bahasa yang dipahami manusia. Bapa Surgawi bukanlah hantu, atau roh gentayangan, tetapi Pribadi yang mandiri. Ia memakai kata “Aku” di dalam firman-Nya ketika menunjuk kepada diri-Nya sendiri, dan memanggil kita dengan sebutan “kamu” ketika Ia turun ke dalam tingkatan kita dan memberikan kesempatan kepada kita untuk memahami pikiran-Nya. Allah kita adalah Allah yang penuh kasih.

Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, karena Ia sudah mengikatkan diri-Nya kepada para bapa leluhur itu sampai selamanya. Allah kita adalah Allah yang setia dan tidak pernah berubah.

Musa menjadi sangat ketakutan dan mulai gemetar ketika ia mendengar suara dari semak belukar di padang gurun itu. Ia tidak berani memandang pancaran cahaya kekudusan Allah, tetapi dengan penuh hormat dan ketakutan ia menjauh dari semak itu. Allah memberikan kepada Musa satu tanda dari kemuliaan-Nya yang kudus, dengan mengatakan kepadanya, “Lepaskanlah kasut yang di kakimu, karena tempat dimana engkau berdiri adalah kudus.” Setiap jengkal tanah dimana Kristus pernah melangkah, dan di tempat manapun dimana orang-orang yang dipenuhi Roh Kudus mulai bergerak, tempat itu adalah tempat kudus. Yang Mahakudus tidak menjauh dari orang-orang berdosa, meskipun ia jauh dari segala dosa. Kasih-Nya dilingkupi dengan jubah kekudusan-Nya, sehingga kita, yang cemar, tidak akan terbakar oleh api kemuliaan-Nya yang menyala-nyala.

Musa disucikan dengan firman Allah. Hati dan roh-Nya dipulihkan; ia mulai memahami jalan-jalan Roh Kudus. Kalau bukan karena Roh Kudus maka ia pasti akan binasa di hadapan Tuhan.

Allah mengatakan kepada Musa bahwa Ia sudah mendengar doa para budak itu, karena Tuhan langit dan bumi itu mengasihi mereka yang kecil dan terhina. Ia menghendaki untuk menyelamatkan dan memberkati mereka. Semua seruan dari dalam hati adalah sebuah doa yang bisa dijawab Allah, dan setiap kata-kata seruan yang diserukan kepada Yang Mahatinggi sampai kepada-Nya. Allah mengenal suara anda, dan melihat kerinduan anda yang sesungguhnya.

Yang Mahakuasa turun ke dalam dunia kita yang kecil ini untuk membebaskan hamba-hamba yang teraniaya. Ia tidak mengutus sepasukan malaikat, dan Ia tidak menggoncang bumi atau melemparkan panah kilat. Ia memilih seorang pria berusia delapan puluh tahun yang sedang sibuk memberi makan domba-dombanya untuk membebaskan, melalui kelemahannya, umat perjanjian. Keselamatan dari Allah tidak terjadi karena kekuatan dan kegagahan, tetapi melalui tuntunan Roh Kudus saja. Allah meminta Musa untuk taat dan mengikuti panggilan-Nya. Dengan itu, ia bisa menjadi pemberita Injil keselamatan bagi bangsanya.

PERTANYAAN

  1. Apakah pentingnya Allah menyatakan diri-Nya kepada seorang gembala berusia 80 tahun di padang gurun itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:26 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)