Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 072 (Collecting Money for Oneself)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
3. Kemenangan Atas Maksud Jahat (Matius 6:19 - 7:6)

a) Barangsiapa Mengumpulkan Uang Hanya Untuk Diri Sendiri Akan Melayani Iblis (Matius 6:19-24)


MATIUS 6:19-21
19 Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
(Matius 19:21; Lukas 12:33-34; Kolose 3:1-2)

Beberapa orang kaya mengumpulkan harta mereka dengan kecurangan. Mereka membangun rumah besar, mengenakan pakaian yang mahal dan menambah kekayaan mereka dengan cara finansial yang belat-belit. Mereka memakai uang mereka untuk menggandakan kekayaan mereka, bersama dengan sanak keluarga mereka, kelompok mereka yang kuat dan menaklukkan orang-orang lain dengan kekuatan harta mereka. Para pencuri juga tidak tidur. Mereka, dengan licik dan penuh tipu daya, berusaha mencuri dari orang-orang kaya dan menghindar serta membenci pekerjaan yang jujur. Mereka menyembunyikan diri dari terang siang hari, mengharapkan kebahagiaan, kebesaran dan ketenaran dengan mencuri uang atau barang berharga; tetapi mereka akan mati sebagaimana orang-orang lain dan tidak bisa menikmati kekayaan mereka sampai selamanya.

Kita harus menjadi bijaksana dan belajar bahwa hanya ketika kita menempatkan harta di surga sajalah maka harta itu aman. Harta itu tidak akan rusak, ngengat dan karat tidak akan mengganggunya, dan kekuatan serta tipu daya tidak akan membuat kita kehilangannya. Pencuri tidak bisa membobol dan mengambilnya. Ini adalah sukacita yang melampaui dan melebihi semua perubahan dan keadaan waktu—sebuah warisan yang tidak akan rusak dan tidak bisa binasa.

Di mana harta anda berada, di dunia atau di surga, disitulah hati anda berada juga. Karena itu kita harus sungguh-sungguh memastikan kebenaran dan hikmat dalam memilih harta kita, karena keadaan pikiran kita, dan yang berpengaruh juga kepada pembawaan kehidupan kita, akan menjadi bersifat daging atau rohani, duniawi atau surgawi. Hati mengikuti harta, sebagaimana jarum mengikuti arah mata angin dan seperti bunga matahari mengikuti arah matahari. Dimana harta berada di situlah nilai dan harga diri berada, disana juga kasih dan keinginan berada, kesanalah kehendak dan pengejaran kita. Tuhan akan menjadi harta anda dan pahala sehingga anda harus berpusat kepada-Nya di dalam semua maksud dan pikiran anda, dan dengan itu anda akan bebas dari materi dan duniawi serta akan mendapatkan harta surgawi.

Orang-orang miskin tidak lebih baik dibanding orang-orang kaya, karena mereka juga menginginkan apa yang sudah dimiliki orang-orang kaya. Keduanya membangun masa depan atas dasar kepemilikan duniawi. Mereka jarang menyadari bahwa jiwa mereka kekal dan memerlukan makanan rohani. Segala sesuatu akan berakhir kecuali Allah sendiri. Pengampunan dari Kristus memberikan keamanan yang besar bagi kehidupan anda dibandingkan dengan rumah yang terbuat dari semen dan besi yang bisa dihancurkan dengan bom atau dirusakkan oleh gempa bumi. Iman anda lebih penting dari gelar anda; kasih anda kepada Roh Kudus lebih bernilai dibandingkan dengan jumlah uang di dalam tabungan anda di bank. Pelayanan anda kepada orang-orang yang membutuhkan akan memuliakan Allah. Persembahan anda tidak akan menambahkan jumlah harta anda di bank surgawi, karena Allah adalah bagian anda, dan Ia adalah harta yang terbesar.

Zaman kita sudah menjadi materialistik. Manusia mengejar pertumbuhan ekonomi dan penemuan modern, mencari kemakmuran, melupakan Allah yang Kudus dan Hukum-Nya. Roh Kudus tidak menyertai mereka dan mereka penuh dengan roh kenajisan dari dunia ini. Barangsiapa mementingkan keuntungan dunia ada di bawah belenggu roh kegelapan. Allah menciptakan anda di dalam gambar-Nya. Pandanglah kepada-Nya. Kemudian kemuliaan-Nya akan dinyatakan secara megah di mata anda. Tetapi kalau anda memalingkan mata anda dari Tuhan dan menujukannya kepada uang, keinginan pribadi dan kenajisan akan memperbudak anda, dan mata anda akan diubah menjadi kesedihan dan kegelapan.

Kejahatan di dalam anda tidak hanya berarti uang dan barang, tetapi roh yang melawan Allah juga, yang disebut oleh Kristus sebagai “mammon,” yang bersama dengan mereka yang tidak terus berada di dalam Allah. Memang, orang yang menjadi kaya mungkin memiliki banyak kesempatan di dunia ini terbuka untuk memuaskan keinginan pribadinya. Mammon di dalam anda akan mendorong anda melakukan perbuatan yang jahat dan perzinahan. Kekayaan dengan mudah mendorong seseorang kepada kecemaran dan tindakan kenajisan. Adalah rahmat Allah bahwa kita tidak melihat kejahatan yang luar biasa dan kecemaran yang dilakukan oleh orang-orang di malam hari dengan uang mereka di kota kita. Kalau tidak, kita akan menjadi gila karena melihat tindakan-tindakan mereka itu. Allah, di dalam diri-Nya, penuh dengan kesabaran dan mampu menahan murka bahkan terhadap orang-orang yang najis demikian.

Tuhan mengatakan agar anda kembali kepada-Nya sehingga Ia bisa memeluk anda dan memerdekakan anda dari berhala mammon, karena anda tidak bisa mengasihi Allah dan mammon pada saat yang sama. Doa anda akan menjadi sia-sia kalau anda mempercayakan diri kepada dukungan uang. Anda harus memilih untuk mempercayakan diri kepada Allah atau kepada kekayaan anda, karena salah satunya akan lebih dipilih dan disukai oleh anda. Ujilah diri anda dan lihatlah berapa banyak waktu dan uang yang anda pakai untuk melayani Allah, dan berapa banyak yang anda pakai untuk diri anda sendiri, untuk kendaraan dan kesenangan pribadi anda. Kita semua rentan terhadap cobaan menjadi hamba mammon. Kita menipu diri kita lebih sering dari yang kita sadari dan menyembah berhala mammon dengan sukacita dengan tangan yang gemetar ketika kita meletakkan tangan kita di dalam kekayaan yang begitu besar. Allah menolong anda untuk lepas dari belenggu uang sehingga anda tidak akan terobsesi olehnya, tetapi terus diam di dalam Kristus dan keselamatan-Nya. Yang Mahakudus adalah harta yang unik bagi kehidupan anda, karena itu jangan mencari penghargaan dari masyarakat. Carilah tingkatan yang tinggi di dalam pelayanan kepada Tuhan, pakai harta anda untuk orang-orang miskin dan korbankan diri anda bagi mereka sebagaimana Kristus sudah mengorbankan diri untuk anda.

Beberapa orang percaya berusaha melayani Allah dan mammon sekaligus. Mereka tidak memahami bahwa Kristus sudah menegaskan kalau tidak seorangpun bisa melayani keduanya. Karena itu mintalah kepada Tuhan yang empunya kemuliaan agar anda bisa mengasihi Dia dan Ia akan memelihara dan mencukupi kebutuhan anda. Apakah anda siap menyembah Allah saja? Atau apakah anda masih terombang-ambing di antara kedua belah pihak? Berdiamlah di dalam Kristus yang tidak mau bertahta di hati yang mendua.

MATIUS 6:22-23
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu!

Mata adalah pelita tubuh, dan pelita melambangkan terang. Mata dengan demikian adalah terang yang dengannya manusia melihat segala sesuatu. Mata adalah cermin yang dengannya kita bisa melihat perasaan, pikiran dan sensasi dari orang-orang lain. Kalau mereka mengasihi kita, kita akan melihat kasih mereka dari pandangan mereka. Kalau mereka membenci kita, kita akan merasakan kebencian itu di dalam mata mereka. Kalau seseorang merasa marah, atau ada dendam di dalam hatinya, hal ini akan nampak di dalam mata mereka. Kalau ia memiliki perasaan kejam, agresif atau mau membalas, matanya akan menampakkan hal itu. Tipu daya juga nampak di mata. Kesombongan dan kecongkakan berbinar di mata sebagaimana kecemburuan dan iri hati dan bahkan perasaan jijik, tidak sabar dan semua perasaan yang lain.

Lalu apa makna dari perkataan “jika matamu baik?” “Baik” berarti sebagaimana yang diciptakan oleh Allah, tanpa tambahan dari perasaan manusia yang salah, tanpa tambahan kedengkian, keinginan pribadi dan kesombongan, karena semua tambahan itu tidaklah baik.

Mari kita lihat contoh yang lain. Leluhur kita yang pertama, Adam dan Hawa, mata mereka pada awalnya adalah murni. Pohon pengetahuan akan apa yang baik dan yang jahat ada di tengah taman (Kejadian 3:3). Mereka pastilah melewatinya setiap hari tanpa ada masalah, tetapi ketika cobaan dari ular ditambahkan kepada mata mereka yang murni bahwa mereka “akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat” (Kejadian 3:5), mata tidak lagi menjadi murni. Jadi ketika “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian” (Kejadian 3:6) semuanya berubah secara sepenuhnya, karena matanya kehilangan kemurniannya. Sebagaimana mata mereka memandang kepada pohon itu dan kemudian berubah, pandangan mereka kepada sesamanya kemudian juga berubah.

Jadi ketika mata anda baik, tanpa ada tambahan keinginan pribadi, cobaan atau pikiran yang tersembunyi, semua tubuh anda menjadi baik. Tetapi ketika ada sesuatu yang lain ditambahkan ke mata anda, seperti kemarahan atau keinginan membalas dendam, penampilan anda berubah dan tekanan darah anda naik. Perasaan anda meninggalkan bekas kepada tubuh anda dan kemudian tubuh anda akan kelihatan gelap.

Bertobatlah segera kalau anda marah, tertekan atau di dalam sukacita yang pura-pura! Kembalilah kepada Yesus. Ia adalah terang yang benar yang membimbing bagi anda dan mata anda.

MATIUS 6:24
24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
(Lukas 16:13; Yakobus 4:4)

Kristus menyatakan sebuah pepatah umum yang mengatakan, “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan,” apalagi dua Allah, karena perintah keduanya suatu saat akan bersentuhan atau bahkan saling berlawanan. Sementara kedua tuan itu sedang ada dalam hubungan baik, seorang hamba bisa mengikuti keduanya, tetapi kalau hubungan keduanya terpisah, ia harus memilih mengikuti salah satunya. Ia tidak bisa mengasihi dan berpegang serta menuruti keduanya, walau ia seharusnya memang demikian. Kalau ia mengikuti yang satu, ia tidak mengikuti yang satunya, salah satunya akan dalam taraf tertentu dibenci dan direndahkan.

Kata “mammon” disebutkan di dalam teks asli dalam kata Syriac yang berarti “keuntungan”; sehingga apapun yang ada di dunia ini, atau yang diperhitungkan kepada kita sebagai keuntungan, adalah mammon. Apapun yang ada di dunia ini, nafsu kedagingan, nafsu mata dan kesombongan hidup, adalah mammon. Bagi beberapa orang, kesenangan, olahraga dan masa lalu adalah mammon bagi mereka—bagi orang-orang lain mungkin kehormatan dan kenaikan pangkat. Pujian dan penghargaan dari manusia adalah mammon bagi orang-orang Farisi. Hal yang sensual, yang berkaitan dengan keduniawian, adalah mammon yang tidak bisa dilayani bersama dengan Allah. Kalau ia dilayani, maka ia ada di dalam persaingan dengan Dia dan dalam pertentangan dengan Dia.

Kristus tidak mengatakan, anda “tidak boleh,” tetapi anda “tidak dapat” melayani Allah dan mammon. Kita tidak dapat mengasihi keduanya, berpegang kepada keduanya, atau bersikap kepada keduanya dalam ketaatan, ketundukan, kepercayaan dan kebergantungan, karena keduanya saling bertentangan. Allah mengatakan, “Anak-Ku, berikanlah hatimu kepada-Ku.” Mammon mengatakan, “Jangan, berikan kepadaku.” Allah mengatakan, “Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Mammon mengatakan, “Ambillah sebanyak mungkin dengan cara yang jujur maupun yang memakai tipu daya.” Allah mengatakan, “Jangan curang, jangan menipu dan jujurlah dalam segala urusanmu.” Mammon mengatakan, “Curangilah Bapamu, kalau engkau bisa mendapat keuntungan.” Allah mengatakan, “Milikilah kemurahan hati.” Mammon mengatakan, “Peganglah apa yang kau miliki: memberi sama sekali tidak menolong.” Allah mengatakan, “Jangan khawatir tentang apapun juga.” Mammon mengatakan, “Khawatirlah tentang segala sesuatu.” Allah mengatakan, “Kuduskanlah hari Sabat atau hari Minggu.” Mammon mengatakan, “Manfaatkanlah hari itu seperti semua hari yang lain yang ada.”

Ketidakserasian ini terjadi di antara perintah Allah dan mammon, sehingga kita “tidak dapat” melayani keduanya. Janganlah kita berkompromi antara Allah dengan Baal, tetapi pilihlah sendiri hari ini siapa yang anda akan layani dan bertetaplah di dalam pilihan anda.

DOA: Ya Bapa, kami berterima kasih karena Engkau sangat sabar kepada kami, yang materialis ini. Ampunilah kami akan kecenderungan kami dan kasih kami akan uang. Bebaskanlah kami dari kebergantungan kepada harta milik kami. Ajarkanlah kami untuk hanya mengasihi dan percaya kepada-Mu untuk memberikan semuanya kepada-Mu dan mendapatkan Engkau sebagai keuntungan, harta kami dan pahala di dalam kehidupan dan kekekalan kami. Jadikanlah kami bebas untuk memberi dengan sukarela dengan bijaksana kepada orang-orang yang memerlukan di sekitar kami.

PERTANYAAN:

  1. Mengapa kita tidak dapat melayani Allah dan mammon secara bersama-sama?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 24, 2023, at 02:50 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)