Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 040 (The Complaint against the Stubborn People)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 1 - PENDIRIAN GEREJA YESUS KRISTUS DI YERUSALEM, YUDEA, SAMARIA, DAN SYRIA - Melalui Rasul Petrus, Dibawah Tuntunan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 - 12)
A - Perkembangan dan pertumbuhan gereja mula-mula di Yeruslem (Kisah Para Rasul 1 - 7)
21. Pembelaan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:1-53)

d) Keluhan Terhadap Bangsa yang Keras Kepala (Kisah Para Rasul 7:51-53)


Kisah Para Rasul 7:51-53
51 “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. 52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. 53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."

Stefanus mengakui imannya yang sesungguhnya dengan kata-kata penuh hikmat. Ia membuktikan kesetiaannya kepada tradisi Yahudi sebagai seorang Yahudi Helenistik, sebagai seseorang yang belum mendapatkan pendidikan dari kalangan para ahli hukum Taurat. Bagi Stefanus, Allah yang besar itu adalah Allah perjanjian, dan Allah dari bapa-bapa leluhur yang dihormati. Abraham, Musa, dan Daud adalah pribadi-pribadi yang unik. Ia menganggap hukum Taurat dan Kemah kesaksian sebagai hal yang sangat berarti. Meski ada pengakuan yang yang sangat jelas ini, Stefanus merasakan ada kebencian yang teramat mendalam di antara para pendengarnya. Ia berusaha untuk menjelaskan di dalam kesaksiannya, yang didasarkan kepada hukum Taurat, alasan dari kekerasan hati bangsanya. Ia memahami keadaan rohani mereka yang sebenarnya, dimana mereka sebenarnya tidak mau bertobat. Pada akhirnya Roh Kudus menuntun dia untuk menyerang. Tujuannya adalah untuk menyingkapkan tirai kemunafikan dari muka para guru dan ahli Taurat yang mengaku beragama itu. Pemuda itu, yang tidak terdidik di dalam ilmu hukum dan pengadilan, menjelaskan kepada mereka tentang keadaan sebenarnya dari hati mereka.

Jadi Stefanus membukakan kepada para hakim itu kebenaran hati nurani mereka. Meski mereka sudah disunat secara jasmani, mereka belum disunat hati dan pikirannya. Dengan mengatakan demikian ia mematahkan salah satu lambang perjanjian kehadiran Allah dengan bangsa itu, karena orang-orang Yahudi menganggap bahwa sunat merupakan tanda dari hubungan mereka yang terus terbangun dengan Allah. Barangsiapa mengatakan sesuatu melawan sunat dianggap sebagai melawan Allah sendiri.

Stefanus dengan terus terang mengatakan kepada bangsa itu bahwa mereka sudah melawan suara Roh Kudus, dan bahwa mereka tidak mau mendengar suara Allah. Pada titik itu mereka sudah tidak bisa menahan diri lagi. Hati mereka tetap jahat dan belum diremukkan, karena mereka menganggap diri mereka baik dan saleh, berpendidikan dan diterima oleh Allah. Mereka meremahkan semua panggilan kepada pertobatan, dan tersenyum menghina pemikiran tentang menyangkal diri. Mereka sangat terhina ketika mereka mendengar kata-kata penghukuman keras yang dinubuatkan oleh Musa, Yesaya, Yeremia, Yohanes Pembaptis dan Yesus, bahwa Allah akan mengguncang hati mereka yang keras dan membawa kembali domba-domba yang terserak itu kepada penggembalanya (Keluaran 32:9; 33:3; Yesaya 63:10; Yeremia 9:25; 6:10). Namun mereka tidak memahami, dan hati mereka tidak dilembutkan, dan bahkan mereka menjadi semakin marah.

Saudara, sudahkah anda memahami alasan dari penghukuman ini? Hati manusia itu jahat sejak masa mudanya. Sedikit saja orang yang bertobat dan tunduk kepada tuntunan Allah, karena manusia pada dasarnya adalah pemberontak dan penuh kebencian. Ia ingin selalu dipuji, menjadi ilah kecil sehingga ia membenci Penciptanya dan tidak mau taat kepada firman-Nya.

Dengan roh yang sangat jahat orang-orang menganiaya semua nabi-nabi yang baik dan menyiksa mereka yang memberitakan kehendak Allah kepada mereka, “Kuduslah kamu, sebab aku kudus.” Nabi-nabi yang benar mendengar suara Roh Kudus dan ada dalam keselarasan dengan nubuatan-Nya. Mereka memberitakan kedatangan Juruselamat dunia, Dia yang benar dan adil, Raja Ilahi, yang mampu mengubahkan semua hati yang jahat dan menetapkan kerajaan surga di bumi kita yang payah ini.

Namun ketika Kristus datang kepada umat kepunyaan-Nya orang-orang yang munafik itu tidak mau tunduk kepada-Nya, dan para ahli Taurat yang berpendidikan tidak mengenal Dia. Stefanus menyebut orang-orang Yahudi itu sebagai orang-orang yang mengkhianati Kristus, karena mereka sudah melewatkan rancangan Allah bagi sejarah bangsa mereka, dan membunuh Anak Yang Mahatinggi secara tidak adil dan salah. Dengan kesaksian ini Roh Kudus berbicara sekali lagi dengan segala keterbukaan. Ia menusuk hati para imam kepala dan para pemimpin bangsa itu agar mereka bisa merasa hancur hati dan kemudian bertobat. Mahkamah agama Yahudi tidak hanya secara tidak adil membunuh pemuda dari Nazaret yang tidak bersalah itu, mereka juga sudah mengenyahkan Mesias, yang terutama dari semua pilihan Allah sejak semula. Kematian ini menjadi puncak dari ketidaktaatan mereka, dan mendatangkan penguasaan Iblis ke atas seluruh dunia.

Stefanus tidak puas hanya dengan mendakwa anggota mahkamah agama dengan tuduhan pembunuhan dan kejahatan, karena para rasul juga sudah berulangkali mendakwa mereka. Ia meneruskan dengan menantang integritas terdalam dari orang-orang Farisi, dengan mengatakan, “Kamu tidak menerima hukum itu langsung dari Allah, akan tetapi, melalui para malaikat kamu menerima perintah yang tidak kamu taati sendiri. Kamu tidak bisa membedakan manakah yang asli dengan yang tidak penting. Selain dari hukum agama Yahudi yang masih bisa dipertanyakan itu, kamu tidak berpegang kepada apapun. Kamu tidak memenuhi syarat untuk mempelajari hukum dan mentaatinya, kamu bersalah dan terkutuk, karena barangsiapa melakukan kesalahan di satu bagian, ia bersalah atas semua isi hukum itu” (Yakobus 2:10).

Dengan perkataan yang sangat kuat dan tegas itu, Stefanus mengguncangkan dasar dari kebenaran Perjanjian Lama, karena orang-orang Yahudi percaya bahwa Bait Allah, sunat, hukum Taurat dan hari Sabat adalah pilar dan rahasia dari perjanjian yang melaluinya Allah sudah mengikatkan diri-Nya kepada bangsa Israel. Sekarang Stefanus sudah menyaksikan kepada mereka secara terbuka bahwa Bait Suci mereka itu kosong, hati mereka tidak bersunat, hukum Taurat mereka tidak asli, dan mereka juga tidak mentaatinya. Tuduhan itu bisa diibaratkan seperti ada seseorang yang sedang duduk di atas sebuah kursi dan kemudian ada orang lain yang menarik kursi itu. Orang itu pasti akan terjatuh dengan keras! Sebagian besar dari pendengar yang ada menjadi sangat marah dan murka, sementara yang lainnya mengertakkan gigi dengan kebencian, seolah-olah neraka sudah membakar pikiran mereka.

DOA: Ya Tuhan yang Mahasuci, nyatakanlah pikiranku, jauhkan aku dari pengkhianatan apapun, ajarkan aku taat kepada Roh Kudus, ampunilah pelanggaranku, buanglah pikiran ketidaktaatan kepada Allah dan manusia dari benakku, sunatlah hatiku, berikan telinga kepadaku untuk mendengar, dan selamatkanlah aku dari diriku sendiri, sehingga aku tidak membenci Engkau, tetapi mengasihi Engkau, dan menyerahkan diriku ke dalam tangan-Mu sampai selamanya.

PERTANYAAN:

  1. Pernyataan-pernyataan penting apakah yang disampaikan Stefanus dalam dakwaan yang dilontarkannya terhadap sidang pengadilan tinggi itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:27 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)