Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Romans - 059 (Would that the Salvation in the Believers of the Gentiles incite Jealousy in the Children of Jacob)
This page in: -- Afrikaans -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Kiswahili -- Malayalam -- Polish -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

ROMA - Tuhan adalah Kebenaran Kita
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Roma
BAGIAN 2 - KEBENARAN ALLAH TIDAK BERUBAH MESKI ANAK-ANAK YAKUB, ORANG-ORANG PILIHANNYA, MENGERASKAN HATI (Roma 9:1-11:36)
5. Pengharapan dari anak-anak Yakub (Roma 11:1-36)

b) Kiranya keselamatan bagi orang-orang percaya dari bangsa-bangsa lain mengundang kecemburuan di antara anak-anak Yakub (Roma 11:11-15)


ROMA 11:11-15
11 Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. 12 Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. 13 Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, 14 yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. 15 Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati?

Paulus mengasihi bangsanya sebagaimana ia mengasihi saudara-saudara sedarahnya. Ia tidak berpikir bahwa Allah akan menghukum mereka hanya atas dasar ketidaktaatan mereka dan penolakan mereka terhadap Yesus, tetapi ia memahami bahwa penolakan umat Allah dari perjanjian yang lama menciptakan, pada saat yang sama, sebuah pilihan yang baru dari antara bangsa-bangsa lain yang tadinya dianggap najis. Kejatuhan orang-orang Yahudi memberikan kesempatan yang unik kepada bangsa-bangsa lain yang tidak percaya untuk menangkap keselamatan, yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan untuk mendapatkan keselamatan mereka melalui iman kepada Kristus.

Menyebarnya keselamatan kepada orang-orang bukan Yahudi mengundang kecemburuan di antara anak-anak Yakub. Paulus melihat adanya faktor positif di tengah-tengah kecemburuan yang membawa di dalam hati orang-orang Yahudi: bahwa mereka bisa memahami bahwa kehidupan yang tadinya najis, di hadirat Kristus menerima pendamaian dengan Allah, kemudian dipenuhi dengan sukacita Roh Kudus, dan mengasihi musuh-musuh mereka. Kemudian anak-anak Abraham yang saleh bisa memahami bahwa orang-orang yang miskin dan ditolak sudah mewarisi sesuatu, bukan dari budaya mereka, tetapi langsung dari Allah. Paulus berharap bahwa orang-orang Yahudi pemberontak, yang puas diri itu akan menjadi cemburu kepada orang-orang tidak percaya yang dilahirkan kembali, dan mengenali berkat Allah yang diberikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub yang sekarang diberikan kepada orang-orang dari bangsa lain itu. Ia berharap bahwa bangsanya akan berubah pikiran, dan memutuskan untuk membagikan warisan mereka sendiri, yang sudah digenapi di dalam diri orang-orang asing. Dalam kaitan dengan hal ini, Kristus mengatakan kepada para murid-Nya, “Kamu adalah terang dunia. ... hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:14-16).

Paulus menggenapkan rencana pemberitaannya kepada orang-orang Yahudi, dengan mengatakan: Kalau kejatuhan orang-orang Yahudi menjadi mata air sumber berkat bagi mereka yang terbuang, dan kalau penurunan jumlah mereka menjadi hanya sekadar sisa yang suci itu menghasilkan keselamatan bagi begitu banyak orang-orang bukan Yahudi, betapa bertobatnya mereka akan membawa ledakan berkat di seluruh dunia! Kalau semua orang-orang Yahudi percaya kepada Kristus, kuasa iman mereka dan kedalaman perasaan mereka akan menciptakan energi pemberitaan di dunia ini, yang menghasilkan mata air yang hidup di padang gurun dunia kita yang akan mengalir, membuatnya menjadi firdaus yang hidup di tengah-tengah gelombang pasir dosa.

Dengan pandangan strategisnya, Paulus mempermalukan orang-orang Kristen agar mereka bisa mengasihi dan mengampuni anak-anak Yakub, dan mengalahkan kebencian dan kesombongan hati mereka dengan kerendahan hati dan kelemah-lembutan (Matius 11:28-30).

Paulus kemudian berpaling kepada orang-orang percaya berlatar belakang bukan Yahudi di dalam jemaat di Roma untuk menggoyang dan menggoncang mereka. Ia sudah memperhadapkan orang-orang Yahudi dengan kebenaran rohani, mengatakan kepada mereka terlebih dahulu: Yesus tidak mengutus aku untuk menjadi pemberita di antara orang-orang Yahudi, tetapi Ia menetapkan aku sebagai rasul bagi orang-orang bukan Yahudi, di antara ratusan ilah-ilah yang penuh dengan roh kenajisan. Aku dengan sukacita melakukan tugas ini, mempelajari bahasa mereka, berpikir mengenai tradisi mereka, dan membawa budaya Yesus kepada para penyembah ilah kenajisan itu, dan semua pelacuran bakti mereka.

Paulus mendapati, di dalam pelayanannya, sebuah kesempatan untuk berkhotbah kepada orang-orang Yahudi dengan cara yang tidak langsung. Ia ingin memberikan kesan kepada anak-anak Abraham dengan perilaku kudus dari orang-orang Kristen dan peranan mereka yang sangat jelas di Asia dan Eropa. Ia melakukannya untuk menciptakan semangat rohani yang membara di antara mereka, sehingga beberapa di antara mereka mungkin akan berbalik dari jalan mereka, belajar dari iman orang-orang bukan Yahudi, dan mengikuti Kristus yang sudah bangkit dari kematian. Paulus berharap bahwa orang-orang pilihan yang sudah ditolak dari perjanjian yang lama itu akan sekali lagi menerima, karena mereka berbalik, jubah perjanjian, karena janji Allah kepada mereka masih berlaku dan sah.

Kalau penolakan mereka akan Raja mereka Yesus menyebabkan pendamaian antara Allah dengan dunia, betapa lebih lagi kembalinya mereka yang mati secara rohani akan menyebabkan kepenuhan kehidupan di dalam Allah?! Sang rasul mengalami kemenangan kuasa Allah atas kematian rohaninya, dan kesalahan-kesalahan ditemukan di dalam dirinya, dan Tuhan menyelamatkan dirinya, meskipun ia adalah seorang pembunuh karena fanatismenya. Ia mengharapkan hal yang sama bagi orang-orang sebangsanya, dan karena itu ia memutuskan untuk menjadikan mereka sebagai rekan dalam kehidupan kekal sehingga ia bisa menyebarkan berita kehidupan oleh kasih karunia Kristus itu ke seluruh dunia.

DOA: Ya Bapa Surgawi, kami berterima kasih kepada-Mu dan menyembah Engkau karena Engkau menjadikan kekerasan hati orang-orang Yahudi sebagai berkat bagi segala bangsa. Tolonglah kami untuk tidak hidup dalam sikap mementingkan diri sendiri secara rohani, tetapi melayani semua oleh Roh Kudus-Mu, dengan Firman, perbuatan, dan doa, dan untuk membawa banyak orang yang tidak percaya dan anak-anak Abraham kepada iman yang hidup di dalam Yesus Kristus.

PERTANYAAN:

  1. Apakah pengaruh kekerasan hati orang-orang Yahudi bagi orang-orang bukan Yahudi yang dianggap najis?
  2. Bagaimanakah orang-orang Kristen mendorong orang-orang yang tidak percaya kepada iman yang benar?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on December 03, 2023, at 12:56 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)