Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Romans - 031 (The Resurrected Christ Fulfills his Righteousness)
This page in: -- Afrikaans -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Kiswahili -- Malayalam -- Polish -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

ROMA - Tuhan adalah Kebenaran Kita
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Roma
BAGIAN 1 - KEBENARAN ALLAH MENGHUKUM SEMUA ORANG BERDOSA DAN MEMBENARKAN SEMUA YANG PERCAYA KEPADA KRISTUS (Roma 1:18 - 8:39)
C - PEMBENARAN BERARTI HUBUNGAN YANG BARU DENGAN ALLAH DAN MANUSIA (Roma 5:1-21)

2. Kristus yang bangkit menggenapkan kebenaran-Nya di dalam kehidupan kita (Roma 5:6-11)


ROMA 5:6-8
6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati --.8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Setelah pernyataan murka Allah dan penghakiman kebenaran, Paulus membawa kita kepada pertobatan yang tulus, dan dihancurkannya ego kita sehingga kita bisa dipersiapkan untuk menerima pembenaran oleh iman, berpegang kepada pengharapan yang besar, dan terus ada di dalam kasih setia Allah. Meskipun kita sudah masuk ke dalam keselamatan ini, kita juga perlu mengingat masa lalu kita agar kita jangan menjadi congkak.

Semua karunia rohani, kedamaian, anugerah, kasih, penyucian, iman, harapan dan kesabaran bukan muncul dengan sendirinya dari diri kita, atau karena kekuatan kemanusiaan kita. Semuanya itu adalah hasil dari kematian Yesus, yang memberikan hidup-Nya bukan untuk saudara-saudara-Nya yang dikasihi-Nya, tetapi untuk semua orang yang tidak mengenal Allah, dan dalam pandangan Allah, kita termasuk di dalamnya. Manusia itu seperti bom kejahatan. Manusia cemar dan bukan hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi juga terhadap orang-orang lain. Demikianlah, Kristus mengasihi dan mati bagi kita.

Dari kerendahan hati ini, kita melihat kasih Allah yang besar. Jarang sekali kita menemukan ada orang yang siap mengorbankan kenyamanan, waktu, kekayaan dan kemudahan, atau kehidupannya, untuk meningkatkan kesejahteraan dari saudara yang sedang sakit. Mungkin seseorang mau mengorbankan hidupnya bagi negaranya, atau bagi anak-anaknya, atau seorang ibu mengorbankan hidupnya bagi anak-anaknya, tetapi tidak seorangpun yang siap untuk memberikan hidupnya bagi para penjahat dan musuh-musuh yang sudah ditolak, selain Allah sendiri.

Prinsip ini membangun puncak dari iman kita. Ketika kita masih menjadi seteru Allah yang tidak taat, Yang Mahakudus itu mengasihi kita. Ia menghubungkan diri-Nya dengan orang-orang berdosa, di dalam diri Anak-Nya, dan mati sebagai penebusan bagi dosa-dosa mereka yang membunuh-Nya. Tidak ada kasih yang lebih besar dari ini, yaitu seseorang yang mau menyerahkan hidupnya bagi sahabat-sahabatnya. Dari perkataan Kristus ini, kita melihat bahwa Ia menyebut musuh-musuh-Nya sebagai “sahabat-sahabat,” karena Ia mengasihi mereka semua, bahkan rela mati bagi mereka.

Kasih Allah kepada kita begitu besar sehingga Ia mengampuni segala dosa kita di kayu salib bahkan sebelum kita melakukannya, dan bahkan sebelum kita dilahirkan. Karena itu, kita tidak perlu melakukan usaha apapun untuk membenarkan diri kita sendiri, dan hanya perlu menerima anugerah Ilahi itu, dan percaya bahwa kita sudah dibenarkan, dan kemudian kuasa keselamatan Yesus akan dinyatakan di dalam kehidupan kita.

ROMA 5:9-11
9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! 11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Sekarang, bersukacitalah dan melompat dalam kegembiraan! Karena kita sudah dibenarkan di hadapan Allah karena iman kita menyatukan kita dengan Kristus. Iblis tidak memiliki hak untuk mendakwa kita lagi. Darah Kristus sudah membasuhkan tubuh dan jiwa kita. Keadaan yang baru ini akan bertahan sampai selamanya, karena syafaat Yesus akan menyelamatkan kita dari murka Allah di Hari Pendamaian itu.

Paulus memperdalam di dalam kehidupan kita kebenaran akan keselamatan dengan menjelaskan makna ini:

Pertama: Kita diperdamaikan dengan Allah pada saat kita masih hidup dalam perseteruan dan pemberontakan terhadap-Nya. Pendamaian ini adalah tanpa kesepakatan kita, dan tanpa kita harus membayar harganya. Bahkan, kita tidak mampu dan tidak layak untuk memulai pendamaian itu, yang memang hanya bisa terjadi karena anugerah saja. Pendamaian ini hanya bisa terjadi melalui Anak Allah, yang sudah menjadi manusia dan mati bagi kita.

Kedua: Kalau kematian Yesus menyebabkan hasil perubahan yang demikian, betapa lebih lagi hidup yang dihasilkan oleh keselamatan karena Kristus yang hidup! Sekarang setelah kita dengan rela dan dengan pasti sudah diperdamaikan dengan Allah, kita mau melakukan kehendak-Nya dengan segenap hati kita sehingga kuasa-Nya bisa bekerja di dalam kita. Jadi, kehidupan kekal, yang tidak lain dari kehidupan Kristus sendiri, sudah datang kepada kita melalui iman kita kepada Anak Domba Allah, yaitu Roh Kudus, hakekat dari kasih Allah. Ayat-ayat Ilahi ini membentuk damai sejahtera, sukacita, ketentraman dan pujian di dalam hati kita. Roh Tuhan adalah jaminan dari masa depan kita yang mulia, karena barangsiapa berada di dalam kasih, berdiam di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Ketiga: Jadi, Paulus memiliki keberanian untuk naik ke dalam pembahasan yang mulia ketika ia mengatakan, “Kita akan bermegah di dalam Allah,” yang berarti bahwa Yang Mahakudus sendiri berdiam di dalam kita, dan kita berdiam di dalam Dia, karena kita bukan hanya diperdamaikan dengan Dia, tetapi Roh Kudus, yang adalah Allah sendiri, sudah menjadikan tubuh kita menjadi bait bagi Allah. Apakah anda bermegah dikarenakan kehadiran Allah di dalam diri anda? Menjadi seorang yang hancur hati, menganggap diri kita tidak ada apa-apanya, menyembah Tuhan, dan melihat tingkatan yang jelas yang kita dapatkan karena kematian Kristus mengangkat kita ke dalam tingkatan itu.

DOA: Kami bersujud di hadapan kuasa Allah yang dinyatakan di dalam penyaliban Yesus, dan kami melepaskan tubuh kami kepada dorongan kasih Ilahi, yang merangkul diri kami yang sebenarnya memiliki pikiran yang menyimpang. Kami tidak ingin berpikir hanya mengenai diri kami sendiri, tetapi kami mau tenggelam di dalam samudera kasih Ilahi.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah kasih Allah dinyatakan?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on November 04, 2023, at 05:42 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)