Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Romans - 069 (Summary of the Commandments Concerning Men)
This page in: -- Afrikaans -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek? -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Kiswahili -- Malayalam -- Polish -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish? -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

ROMA - Tuhan adalah Kebenaran Kita
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Roma
BAGIAN 3 - KEBENARAN ALLAH NAMPAK DI DALAM KEHIDUPAN PARA PENGIKUT KRISTUS (Roma 12:1 - 15:13)

6. Kesimpulan tentang perintah-perintah mengenai manusia (Roma 13:7-10)


ROMA 13:7-10
7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. 8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. 9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Pemerintahan dan keadaan keuangan dari negara Romawi bukanlah sesuatu yang penting bagi orang-orang percaya pada zaman Paulus, karena orang-orang Kristen adalah minoritas, dan tidak memiliki pengaruh apapun dalam berjalannya pemerintahan. Karena itu, sang rasul memerintahkan orang-orang Kristen untuk membayar tanggungjawab dan pajak tanpa tipu daya atau kecurangan, untuk taat kepada hukum dan aturan yang ada, dan menghormati bagian-bagian kepemerintahan, dengan memahami bahwa berdoa bagi orang-orang berdosa dan bagi pemerintah adalah tanggungjawab mereka agar para pemimpin dalam pemerintah bisa bertindak dengan bijaksana dan adil. Tetapi keadaan berbalik dari apa yang normal di dalam negara Romawi. Mereka berbalik dan melawan Kristus, dan memberikan perintah untuk membunuh orang-orang Kristen yang tidak mau menyembah Kaisar, dan mereka dilemparkan kepada binatang buas untuk membunuh mereka di depan umum di stadium-stadium.

Paulus sendiri dilahirkan sebagai warga negara Romawi. Ia melihat dirinya bertanggungjawab terhadap negara yang berkuasa itu, dan ingin menerapkan perkataan Kristus, “Berikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar, dan berikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.” Berkaitan dengan gereja, ia tahu bahwa hukum Kristus adalah lebih tinggi dibandingkan dengan semua aturan di dunia, karena Yesus mengatakan, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:34-35).

Semua orang Kristen yang mengasihi seperti Yesus mengasihi murid-murid-Nya dan melayani mereka sudah menggenapi perintah Yesus. Kasih Ilahi ini adalah peraturan dan ketetapan bagi gereja, dan Roh Kudus adalah kekuatan dan hakekat yang diperlukan untuk bisa menggenapinya. Pada saat yang sama, Kristus tidak membatalkan perintah Musa “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Imamat 19:18).

Paulus menjelaskan perintah ini melalui bagian kedua di dalam Dasa Titah, dengan mengatakan: Jangan membenci, atau membunuh. Jangan berzinah. Jangan hidup dalam kecemaran. Jangan mencuri, tetapi bekerja keras. Jangan iri hati kepada orang lain karena kekayaannya, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang diberikan Allah kepadamu. Ketaatan kepada seluruh perintah ini adalah penggenapan dari perintah untuk mengasihi sesama manusia.

Sang rasul tidak berbicara dengan penuh emosi atau dengan kefasihan, tetapi ia menekankan bahwa menjauhi perzinahan adalah langkah yang pertama dan yang paling penting untuk mempraktekkan kasih yang sejati. Ia menuntut bahwa kasih Ilahi itu, agape, haruslah mengalahkan kasih seksual, eros.

Kasih yang sejati tidak ditemukan di dalam sikap mementingkan diri sendiri, tetapi dalam memperhatikan orang-orang yang membutuhkan dan melayani mereka terlebih dahulu. Saat kita mengambil bagian di dalam kesusahan, masalah, dan penderitaan orang-orang lain, kita juga jangan sampai menyebabkan munculnya kesusahan, masalah, atau penderitaan kepada siapapun, tetapi justru harus menolong dia di dalam kesulitannya, menghiburnya di dalam kesusahannya, dan mendukung dia di dalam kebutuhannya.

Pertanyaan, “Siapakah sesamaku manusia?” sudah dijawab oleh Kristus. Yang dimaksud bukanlah orang-orang yang berhubungan darah dengan anda, tetapi semua orang yang dekat dengan anda yang anda temui dan anda lihat dan yang mengharapkan kata-kata yang baik dari anda. Ini juga mencakup pemberitaan Injil kepada orang-orang lain, karena, “Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12).

DOA: Ya Tuhan Yesus Kristus, kami menyembah Engkau karena Engkau memberikan kepada gereja-Mu perintah yang baru, dan Engkau memberikan kepada gereja kuasa Roh Kudus untuk menggenapinya. Ampunilah kami kalau kami bertindak secara tergesa-gesa dengan hati yang keras. Tolonglah kami untuk bisa memahami sahabat-sahabat kami, yang kami doakan, untuk memberkati mereka dengan sebuah pekerjaan untuk menolong mereka mencukupi kebutuhan mereka; dan ajarkanlah kami untuk melayani semua orang dimanapun mereka berada.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Paulus secara praktis menjelaskan perintah, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on December 15, 2023, at 02:40 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)