Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Romans - 038 (The Law Prompts the Sinner to Sin)
This page in: -- Afrikaans -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Kiswahili -- Malayalam -- Polish -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

ROMA - Tuhan adalah Kebenaran Kita
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Roma
BAGIAN 1 - KEBENARAN ALLAH MENGHUKUM SEMUA ORANG BERDOSA DAN MEMBENARKAN SEMUA YANG PERCAYA KEPADA KRISTUS (Roma 1:18 - 8:39)
D - KUASA ALLAH MEMBEBASKAN KITA DARI KUASA DOSA (Roma 6:1 - 8:27)

4. Hukum Taurat mendorong orang-orang berdosa untuk melakukan dosa (Roma 7:7-13)


ROMA 7:7-8
7 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" 8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.

Paulus mendengar di dalam rohnya keberatan dari musuh-musuhnya, “Kalau engkau mengajarkan tentang kemerdekaan dari wahyu yang kudus dan yang tertinggi itu, apakah engkau menganggap hukum Taurat itu lemah, atau salah?” Sang rasul menyimpulkan semua argumentasi mereka, dan kemudian bahkan mengembangkannya, Apakah hukum Taurat itu dosa? Dan ia langsung menjawab, “Sekali-kali jangan menganggap demikian, karena mustahil bahwa perintah yang dari Allah itu jahat, karena perintah itu menunjukkan kepada kita jalan kepada kehidupan.”

Pernyataan yang diterjemahkan, “Sebaliknya” bisa diterjemahkan sebagai “Tetapi,” dan kemudian penjelasan itu bisa lebih menegaskan pernyataannya, “Aku membantah bahwa hukum Taurat itu dosa. Doktrinku tidak akan mengarah ke sana; dan aku tidak mengatakan hukum Taurat itu jahat. Aku menolak sepenuhnya tuduhan itu; TETAPI, pahami hal ini, aku masih meyakini bahwa hal itu memiliki dampak terhadap keberadaan dosa. Tanpa hukum Taurat kita akan hidup tanpa pengenalan akan adanya dosa, seperti seorang anak yang tanpa sadar memakan buah dari kebun tetangganya. Dosa nampak indah dan menyenangkan pada awalnya, dan inilah kejahatan dari dosa, sampai kita menganggap apa yang jahat dan keji itu sebagai sesuatu yang biasa saja dan bahkan sesuatu yang baiki, sementara apa yang baik nampak bagi kita menjadi sesuatu yang aneh dan berbahaya.

ROMA 7:9-11
9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, 10 sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. 11 Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.

Dimana kita memunculkan sebuah aturan, kita menyebabkan adanya ketidaktaatan di dalam hati manusia; dan keinginan untuk melanggarnya semakin lama semakin meningkat. Paulus menunjuk kepada dirinya sendiri sejak ayat 7 dengan memakai kata “aku,” karena ia mengalami sendiri bahwa manusia, tanpa memahami akan hukum, berpikir bahwa dirinya sangat baik, sangat aman dan yakin akan kebaikan dirinya sendiri, seolah-olah ia tidak berdosa, dan kejahatan sudah mati di dalam tubuhnya. Tetapi ketika perintah Allah datang ke dalam kehidupannya, ia menjadi sadar dan memahami dosa-dosanya, dan mendengar perintah di dalam pikirannya untuk melawan dosa dan mati bagi dosa, karena hukum adalah serangan Allah terhadap ego manusia, karena kita sebenarnya sangat dikuasai oleh keinginan dan rasa ingin tahu. Setiap perjumpaan dengan firman dan perintah-perintah berarti mati bagi diri sendiri.

Sekali lagi sang rasul menjelaskan bahwa tidak ada jalan keluar lain bagi kecemaran kita selain mati bagi diri kita sendiri. Kematian rohani ini menyatakan kebenaran yang aneh bahwa hukum menunjukkan jalan agar kita bisa hidup, tetapi membawa kita kepada kematian. Lebih lagi, hal itu membawa kita kepada penyangkalan diri dan kepada hukuman Allah terhadap kita di dalam kematian dan kebinasaan kita.

Paulus menjelaskan bahwa dosa nampak seperti gula pada awalnya, tetapi hal itu membawa dia kepada ketidaktaatan terhadap kekudusan Allah dan hukum kebenaran-Nya. Meski mengenakan pakaian yang indah tetapi dosa membawanya langsung ke neraka. Itulah dusta Iblis, dan kemunafikan dari dia yang memang pembunuh sejak awalnya. Dengan kata-kata yang manis dan fasilitas yang penuh dusta ia mengundang kita terjun ke dalam maut.

ROMA 7:12-13
12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. 13 Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.

Paulus, yang adalah seorang ahli Taurat dan mantan orang Farisi, berdiri dengan penuh kegentaran di hadapan kebenaran bahwa pernyataan kekudusan Allah di dalam perjanjian yang lama tidak membawa kebaikan bagi manusia, tetapi justru mengeraskan hatinya dan memancingnya untuk melakukan dosa. Hal itu terjadi karena pembatasan memunculkan perlawanan, dan apa yang dimulai sebagai kebaikan dan kesucian membawa kepada kematian. Paulus berseru, “Tidak. Analisa ini salah. Kebaikan menyatakan apa yang jahat, dan mendorong orang-orang berdosa untuk mencari pengobatan dan berjuang untuk diselamatkan. Karena itu Allah sering mengizinkan manusia untuk jatuh ke dalam dosa; untuk bertindak sesuai dengan hakekat mereka, sehingga mereka bisa melihatnya sendiri dan menjadi waspada karena konsekuensi dari kejahatan mereka sendiri.

DOA: Ya Tuhan, di dalam kekudusan-Mu dan kesempurnaan-Mu maka kecemaran dan kejahatanku menjadi nampak. Ampunilah aku atas kesalehan yang pura-pura, dan tanggalkanlah dari wajah kami, dengan ketajaman hukum-Mu, semua topeng yang terbuat karena kemunafikan kami sehingga kami bisa mengenal dan mengakui bahwa tidak ada cara lain bagi kami selain menerima kematian-Mu di kayu salib, dan terus di dalam kematian ini sampai selamanya, karena hukum-Mu menghakimi kami dan memunculkan di dalam diri kami ketidaktaatan yang melawan. Ya Tuhan, aku menundukkan diriku kepada-Mu agar Engkau bisa menyembuhkan aku, menyelamatkan aku, dan memelihara aku di dalam kematian terhadap ego pribadiku, dan dalam kehidupan bersama dengan Engkau.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimana mungkin hukum Taurat, yang sebenarnya baik bagi kita, menjadi alasan untuk kejahatan dan maut?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on November 11, 2023, at 01:38 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)