Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 149 (Peter’s Decisive Confession)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
D - Orang-Orang Yahudi Yang Tidak Percaya dan Permusuhan Mereka Kepada Yesus (Matius 11:2 - 18:35)
3. Pelayanan dan Perjalanan Yesus (Matius 14:1 - 17:27)

j) Pengakuan Petrus yang Sangat Penting Mengenai Keilahian Yesus (Matius 16:13-20)


MATIUS 16:13-16
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
(Matius 14:2; 17:10, Markus 8:27-30; 9:18-21, Lukas 7:16, Yohanes 6:69)

Setelah orang-orang Galilea meninggalkan Kristus karena takut terhadap pemimpin agama Yahudi, Yesus membawa para murid-Nya ke kerajaan tetangga yaitu Filipi, salah satu anak Herodes Agung. Di sana Ia bisa mendapatkan ketenangan dan kedamaian, bebas dari mereka yang menindas-Nya. Ia terus melatih para murid-Nya agar mereka bisa berkhotbah, mengajar, dan meneguhkan Kerajaan Allah setelah kematian-Nya nanti.

Kristus tidak menanyakan, “Menurut orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, siapakah Aku?” Mereka sudah memiliki prasangka atas diri-Nya dan mengatakan bahwa Ia adalah pendusta yang bersekutu dengan Iblis. Yesus bertanya, “Kata orang, siapakah Aku?” Ia menunjuk kepada orang-orang biasa, yang diperdaya oleh orang-orang Farisi. Kristus mengajukan pertanyaan ini, bukan sebagai seseorang yang tidak tahu, karena Ia pasti tahu apa pikiran manusia, lebih dari apa yang mereka sampaikan! Orang-orang biasa lebih banyak berbincang-bincang dengan para murid dibandingkan dengan Guru mereka, dan karena itu Ia mau membimbing mereka untuk berbicara secara terbuka, apa yang mereka percakapan secara berbisik-bisik. Kristus belum mengatakan dengan jelas siapa diri-Nya, tetapi orang banyak melihat berdasarkan pekerjaan-Nya (Yohanes 10:24-25). Sekarang Ia mau menyampaikan secara terbuka apa pandangan orang-orang setelah mereka melihat karya-Nya dan mukjizat yang dilakukan oleh para murid-Nya di dalam nama-Nya.

Paling sering, Kristus menyebut diri-Nya “Anak Manusia.” Ini berarti bahwa Kristus adalah manusia seperti para murid-Nya dan seperti kita. Namun, gelar ini mencakup mukjizat yang paling besar; Allah menyatakan diri dalam rupa manusia untuk datang kepada kita dan mengalahkan cobaan dan kelemahan di dalam tubuh kita. Sebutan ini juga menunjukkan bahwa Yesus adalah Hakim yang kekal yang duduk di tahta dan yang akan datang kembali di dalam kemuliaan Bapa-Nya. Ia didampingi oleh malaikat yang tak terhitung banyaknya yang akan diutus-Nya untuk melakukan kehendak-Nya. Orang-orang di masa Perjanjian Lama memahami bahwa kata yang sangat menarik itu, “Anak Manusia,” diambil dari perkataan nabi Daniel, pasal 7, yang menunjuk kepada Kristus yang akan datang di dalam kemuliaan yang agung dalam bentuk surgawi manusia. Penginjil Matius menyebutkan nama Yesus ini berulangkali bersama dengan maksudnya di dalam pasal 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 24, 25 dan 26. Kita membaca nama Yesus ini delapan puluh kali di dalam Perjanjian Baru, tiga puluh kali di dalam Injil Matius saja.

Melalui karya Bapa, Yesus dengan sabar menuntun para murid-Nya ke dalam pemahaman akan hakekat ilahi-Nya, dan sampai pada titik tertentu Petrus kemudian bangkit dan dengan tegas menyatakan kebenaran Alkitab. Ia menyebut Yesus dari Nazaret itu “Kristus,” yang dijanjikan kepada Raja Daud oleh Allah seribu tahun sebelumnya, dan yang dinantikan selama berabad-abad oleh para nabi. Dengan deklarasi oleh para murid-Nya ini, Yesus sudah mencapai satu titik yang sangat penting di dalam pelayanan-Nya bersama mereka. Sejak saat itu, Ia memusatkan perhatian-Nya kepada memuridkan dan membentuk para murid-Nya di dalam kebenaran yang sangat agung ini.

Petrus menyatakan kesaksiannya, dengan berani memanggil Anak Manusia, Anak Allah, dilahirkan oleh Roh Kudus, penuh dengan anugerah dan kebenaran. Dengan menyebutkan dua gelar ini kepada Yesus, “Kristus” dan “Anak” ia layak mendapatkan hukuman mati dari Mahkamah Agama Yahudi. Ini menunjukkan bahwa pengakuan Petrus ini memang sungguh-sungguh mengundang bahaya yang nyata bagi Yesus dan para pengikut-Nya kalau hal itu dibukakan kepada umum.

DOA: Tuhan kami Yesus Kristus, kami memuliakan Engkau dan mengasihi Engkau karena Engkau adalah Anak Manusia dan sekaligus Anak Allah. Engkau datang untuk menebus kami dari dosa, maut dan Iblis, dan untuk membuat kami sungguh-sungguh menjadi anak-anak Allah di dalam kasih. Kami menyembah Engkau, bersukacita, dan menceritakan kepada semua yang mau mendengar bahwa Engkau adalah Kristus, Anak Allah dan Juruselamat dunia ini. Berikan kepada kami kesaksian yang jelas dan bijaksana sehingga barangsiapa yang siap untuk mendengar akan tahu bahwa Engkaulah Kristus, Anak Allah, dan menerima Engkau dengan sukacita.

PERTANYAAN:

  1. Apa yang terkandung di dalam kesaksian Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup”?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 27, 2023, at 02:19 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)