Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 101 (Risks of Preaching)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
C - Keduabelas Murid Diutus Untuk Berkhotbah dan Melayani (Matius 9:35 - 11:1)
3. Cara Dalam Melebarkan Kerajaan Surga (Matius 10:5 - 11:1) -- Kumpulan Kedua dari Perkataan Yesus

b) Resiko Pewartaan (Matius 10:16-25)


MATIUS 10:21-23
21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. 22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 23 Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.
(Mikha 7:6; Matius 16:28; 24:9-13; Kisah Para Rasul 8:1)

Yesus menjelaskan empat sumber bahaya di hadapan para murid-Nya, yang semuanya menantikan para pengikut-Nya. Sumber-sumber masalah ini adalah orang banyak, pengadilan agama, penguasa dan keluarga sendiri. Betapa menyakitkannya ketika saudara membenci saudara karena iman mereka di dalam Yesus dan orangtua yang terkasih berbalik menjadi musuh dari orang-orang yang tertebus yang membuka hatinya kepada Kristus.

Suatu saat seorang bapa yang beriman, di sebuah negara diktator melihat anak laki-lakinya gelisah di tempat tidurnya. Ia bertanya kepada anaknya yang setengah bangun, apa yang menggelisahkannya. Anak itu menjawab bahwa pemimpin pemuda di tempat itu sudah memaksa dia memata-matai orangtuanya dan melaporkan kepadanya apa yang mereka bicarakan di saat makan malam.

Seorang mahasiswi bidang kesehatan menulis bahwa ayahnya sudah membenci dia karena ia meninggalkan keyakinan ayahnya, tetapi di saat yang sama ayahnya juga mengasihinya karena kerendahan hati, kasih dan ketulusannya baik di dalam maupun di luar rumah. Sebaliknya, ayahnya mengasihi saudara laki-lakinya yang terus mempertahankan keyakinan ayahnya, tetapi sekaligus membencinya karena di saat yang sama ia terlibat dalam segala kecemaran. Mahasiswi itu meminta kami mendukung dia di dalam doa agar ia bisa terus berjalan di dalam kekudusan dan menjadi saksi yang aktif meski ia diam, karena ia, sebagai seorang gadis, tidak diperbolehkan untuk berdebat atau bertanya-jawab dengan ayahnya.

Kebencian para penguasa dan masyarakat mencapai titik puncaknya ketika sebuah negara diperintah oleh penguasa lalim anti Kristus yang mempekerjakan media untuk memaksa orang tunduk kepadanya dan kelompoknya. Kita melihat, di dalam sejarah gereja, gelombang penganiayaan yang sangat buruk yang membunuh banyak orang dan menumpahkan darah orang-orang yang tak bersalah, sebagai bukti kasih mereka kepada Yesus, Tuhan mereka. Mereka merasa pasti bahwa Ia hidup dan tidak ada sesuatupun yang bisa memisahkan mereka dari kasih-Nya. Kita juga menghadap masa-masa kritis, karena Kristus palsu sudah semakin mendekat untuk menyatukan bangsa-bangsa dan agama untuk melawan Kristus yang benar. Selama masa yang sangat terbatas ini, ia akan menawan banyak orang Kristen dan membunuh mereka. Kemudian akan muncul orang-orang yang setia berdiam di dalam Kristus, dan belajar dari Roh Kudus, tentang kesabaran dan bertahan, yang akan terus mengasihi dan memberkati musuh-musuhnya dan penuh belas kasihan kepada mereka yang dianiaya oleh si jahat.

Keselamatan kita dimulai di kayu salib, dinyatakan dalam kelahiran kembali dan dimurnikan melalui penderitaan, sebagaimana yang dikatakan para rasul “Kita harus melalui banyak cobaan sebelum masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Di dalam Kedatangan Kristus yang Kedua kali keselamatan kita akan disempurnakan dengan anugerah.

Kristus tidak memanggil semua saksi-Nya untuk menjadi martir. Ia memerintahkan kepada murid-murid-Nya beberapa kali untuk pergi ke kota lain kalau mereka dianiaya di kota yang pertama, dan memulai kembali menjadi saksi di tempat yang baru itu. Yesus menyaksikan kepada murid-murid-Nya yang setia bahwa kota-kota dimana mereka bisa melayani itu tidak akan habis sampai kedatangan-Nya kembali. Karena itu, para murid-Nya, di masa-masa bahaya besar, bisa berpindah rumah atau tempat kediaman untuk mengamankan diri mereka ketika Tuhan, di dalam pemeliharaan-Nya, membuka mereka kesempatan baru untuk pelayanan. Orang yang melarikan diri di bawah tuntunan Allah haruslah melayani lagi. Bukan sesuatu yang memalukan bagi seorang hamba Kristus untuk meninggalkan tempat pelayanan mereka, asal mereka tidak menanggalkan warna mereka. Mereka mungkin menghindar dari bahaya, namun mereka tidak boleh menghindar dari tugas yang diberikan.

Perhatikan kepedulian Kristus akan murid-murid-Nya, dalam memberikan tempat untuk beristirahat dan bernaung bagi mereka. Penganiayaan tidak akan berlangsung secara dahsyat dalam satu waktu sekaligus. Ketika satu kota menjadi terlalu panas untuk mereka, kota yang lain disiapkan untuk memberikan keteduhan yang lebih dingin dan perlindungan, sebuah kesempatan yang bisa dipakai dan tidak boleh dianggap remeh. Pemeliharaan ini, harus terjadi dengan cara yang tidak berdosa, yang tidak melanggar aturan, karena kalau demikian maka sebenarnya bukan pintu yang dibukakan oleh Allah.

Kristus jarang berbicara mengenai kematian dan kebangkitan-Nya sebelum khotbah ini menurut Matius. Tetapi sekarang Yesus menjelaskan kepada mereka tentang kedatangan-Nya kembali, tujuan akhir dari sejarah manusia, dan meletakkan di hadapan mereka, terlebih dahulu, sebuah pengharapan yang besar. Penderitaan, kematian dan kebangkitan akan tetapi menjadi pengharapan orang-orang Kristen, tetapi kehadiran Yesus di dalam kemuliaan ketika Ia menaklukkan segala pemerintahan dan menjadikan musuh-musuh-Nya sebagai tumpuan kaki-Nya adalah tujuan kekal-Nya. “Berbahagialah orang yang rendah hati karena mereka akan mewarisi bumi.”

DOA: Oh Raja yang Kudus yang akan datang. Ampunilah kelemahan dari keberanian saya, yang kurang beriman dan tidak sabar. Taklukkan segala kebencian di dalam hati saya. Ajarkan kepada saya untuk mengenal rancangan keselamatan-Mu sehingga saya bisa siap menghadapi penderitaan dan menyaksikan nama-Mu secara terbuka. Tuntunlah saya ketika saya harus berdiam diri atau harus melepaskan diri dari tangan musuh-musuh sehingga saya bisa menyaksikan nama-Mu di tempat lain. Jadikan saya taat kepada kepemimpinan-Mu. Berkatilah mereka yang menyakiti saya dan menganiaya saya dan penuhilah mereka yang membenci saya dengan anugerah-Mu. Cepatlah datang, Tuhan Yesus. Kuatkan setiap orang percaya yang menderita saat ini bagi nama-Mu dan yang mati bagi Engkau.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimana kita mengalahkan gelombang penganiayaan?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 26, 2023, at 12:56 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)