Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 090 (The Calling of Matthew)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
B – Mujizat Kristus di Kapernaum dan Sekitranya (Matius 8:1 - 9:35)

8. Panggilan Matius, sang Pemungut Cukai (Matius 9:9-13)


MATIUS 9:9-13
9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
(Hosea 6:6; Matius 10:3; Markus 2:13-17; Lukas 5:27-32)

Matius memberikan bukti akan saat yang sangat menentukan di dalam kehidupannya, yang disebutkannya di dalam Injil yang bertemakan pengampunan. Ia meletakkan titik balik di dalam kehidupannya ini setelah peristiwa penyembuhan orang lumpuh ini untuk menunjukkan bahwa keadaannya lebih buruk dibandingkan orang sakit yang berdosa itu. Pemungut cukai melambangkan, pada saat itu, tipu daya, kecurangan, ketidakadilan dan kejahatan, menjadi agen dari pemerintah penjajah. Mereka diperhitungkan sama dengan pezinah, pencuri dan pembunuh yang dikutuk oleh hukum. Yesus, dalam memanggil Matius, sang pemungut cukai, untuk mengikuti Dia, mengubah kehidupannya secara penuh dan membuat dia menjadi murid-Nya yang sah di bumi dan di surga. Ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kehendak dan kemampuan untuk menyucikan bahkan orang berdosa yang paling buruk. Kasih-Nya juga mencakup diri anda dalam komitmen anda kepada dosa dan kemudian membebaskan anda sepenuhnya dari dosa itu.

Kita tidak membaca bahwa Matius mencari Kristus, atau memiliki kecenderungan untuk mengikuti Dia, meskipun beberapa kerabatnya mungkin ada yang pernah mendengar tentang Kristus. Tetapi Kristus mencurahkan kepadanya curahan berkat di dalam kebaikan-Nya. Kristus berbicara terlebih dahulu memanggil Matius dan mengatakan kepadanya, “Ikutlah Aku.” Bukan kita yang memilih Dia, tetapi Ia yang memilih kita. Ia mengatakan kepada Matius, “Ikutlah Aku,” dan Ilahi yang sama, kuasa mahatinggi yang sama menyertai firman ini untuk memasukkan kehidupan kekal ke dalam diri Matius, yang mendengar perkataan itu, “Bangkit dan berjalanlah,” sebagaimana kepada orang yang lumpuh itu.

Kristus mengerjakan perubahan yang menyelamatkan di dalam jiwa, dan firman-Nya adalah alat yang dipakai-Nya. Injil-Nya adalah “kuasa Allah yang menyelamatkan” (Roma 1:16).

“Ikutlah Aku,” adalah panah Kristus, yang menghantam dan menembus hati Matius. Namanya sebelum itu adalah “Lewi” dan kemudian menjadi “Matius, anugerah dari Allah.” Perkataan Penciptanya dari mulut Kristus lebih berkuasa dibandingkan dengan ribuan buku manusia yang tak ada artinya. Dari perkataan unik ini, Injil Matius dikembangkan, dari pemungut cukai yang terbiasa mencatat fakta secara teliti. Ia adalah murid yang menguasai beberapa bahasa. Ia melayani Yesus melalui pemberian dari apa yang dimilikinya. Namanya di dalam Injil ini hanya muncul satu kali yaitu dalam peristiwa ini, sementara ia menjelaskan secara panjang lebar, nama, karya dan firman Kristus yang berkuasa.

Matius begitu senang mendengar panggilan Kristus sehingga ia membuat pesta besar di rumahnya untuk Yesus, dimana ia mengundang semua orang yang ingin melakukan apa yang dikehendaki Allah. Di antara tamu yang datang ada pencuri, penipu, pezinah dan orang-orang dari golongan rendah. Mereka melihat Kristus sang terang dunia ini dengan seksama, mendengar perkataan-Nya yang penuh kasih karunia dan menerima penghiburan-Nya yang sangat mendalam. Sejak saat mengikut Kristus, Matius menjadi hamba dan rasul.

Orang-orang yang merasa benar dan berpendidikan serta mereka yang berbicara mengenai kebenaran mereka sendiri tidak mengakui anugerah dari Kristus. Hati mereka menjadi keras. Mereka mendustai diri sendiri dan berpikir bahwa mereka baik di dalam iman dan menguasai pengilhaman janji Allah. Kenyataannya, mereka sakit secara rohani. Orang-orang sakit yang berdosa akan menjadi sehat kalau mereka bertobat dan datang kepada Kristus. Tetapi barangsiapa yang puas dengan diri sendiri akan jatuh ke dalam neraka. Apa yang anda pikir mengenai diri anda sendiri? Apakah anda baik atau jahat?

Panggilan Kristus kepada Matius langsung terjadi, karena Matius meresponi panggilan itu dengan cepat. “Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.” Ia tidak menyangkal, dan tidak menunda ketaatannya. Kuasa anugerah Ilahi langsung menjawab dan mengalahkan semua keberatan. Tidak ada yang menahan Matius, baik jabatannya, maupun kentungan yang diraihnya, ketika Kristus memanggil dia. Ia tidak berunding dulu dengan sanak keluarganya. Ia langsung meninggalkan tempat pekerjaannya dan harapannya untuk kehidupan yang lebih baik. Meski kita melihat bahwa para murid yang lain juga adalah nelayan yang beberapa kali kembali menangkap ikan, tetapi tidak pernah sekalipun kita melihat Matius kembali memungut cukai lagi.

Setelah Matius menerima panggilan dan mengikut Kristus, ia mengundang Yesus ke rumahnya bersama dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa lainnya. Tujuan Matius adalah untuk menghubungkan teman-teman lamanya dengan Kristus. Ia tahu dari pengalamannya tentang apa yang bisa dilakukan anugerah Kristus, dan menolong agar mereka tidak kehilangan harapan.

Mereka yang sudah dipanggil oleh Kristus, tidak mungkin tidak memiliki kerinduan bahwa orang-orang lain juga bisa dibawa kepada-Nya, dan ingin melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Anugerah yang benar tidak akan dengan tenang memakan bagiannya sendiri, tetapi akan mengundang orang-orang lain juga.

Kristus dan kedekatan-Nya dengan para pemungut cukai serta orang-orang berdosa menggusarkan orang-orang Farisi. Kedekatan dengan orang-orang jahat adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (Mazmur 119:115). Mungkin dengan menuduh Kristus tentang hal ini di depan para murid-Nya, mereka mengharap para murid akan menjauhi Yesus, membuat Dia tidak disukai dan karena itu membuat diri mereka lebih disukai dan memiliki banyak murid, karena mereka bergaul dengan orang-orang baik, karena mereka “menempuh perjalanan darat dan laut untuk memenangkan satu jiwa.”

Yesus membawa perubahan besar dalam prinsip keagamaan, karena Ia menyebut orang-orang yang dianggap saleh dan taat sebagai orang-orang yang akan binasa di satu sisi, dan di sisi lain memanggil orang-orang berdosa yang bertobat sebagai orang-orang berdosa dan diberkati. Barangsiapa berpikir dirinya sendiri benar dan diterima oleh Allah dan manusia adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berdosa, tetapi barangsiapa merasa malu akan kejahatannya dan mengakuinya, menyenangkan Allah dan diterima oleh-Nya. Orang itu akan mendengar dan meresponi panggilan Kristus, “Ikutlah Aku.”

Orang yang menolak Alkitab mengajukan keberatan dari penjelasan di dalam Matius 9:9 yang mengatakan bahwa orang yang dipanggil oleh Kristus dari pekerjaan pemungut cukai adalah Matius. Di dalam Markus 2:14 orang itu namanya adalah Lewi anak Alfeus, dan di dalam Lukas 5:27 namanya hanya disebut Lewi saja.

Situasi dimana orang itu dipanggil, sebagaimana yang disebutkan oleh masing-masing penulis Injil, menunjukkan bahwa orang itu adalah orang yang sama. Mereka masing-masing disebutkan mengenai pekerjaannya dan dikatakan juga bahwa ia sedang duduk di tempat pemungutan cukai, dan bahwa Kristus memanggil orang itu untuk mengikuti Dia.

Adalah kebiasaan jaman itu untuk memberikan kepada seseorang dua nama, nama Semitis dan nama Yunani. Demikianlah, Petrus disebut juga Kefas. Juga masih kita ingat bahwa seseorang mengganti namanya kalau ia berpindah dari sebuah situasi ke situasi yang lainnya (misalnya berganti agama) sebagai tanda penolakannya akan keadaan yang lama.

Beberapa penulis Injil menyebutkan namanya saja tanpa menyebutkan nama ayahnya, karena konteksnya adalah tentang pekerjaannya dan keadaan tertentu yaitu bahwa ia sedang duduk di tempat pemungutan cukai, dan itu sudah dianggap memadai. Puji Tuhan bahwa Matius mengikuti panggilan Tuhan dan Pemiliknya.

DOA: Oh Bapa Surgawi, saya jahat dan dosa-dosa saya Engkau ketahui. Saya bersyukur karena panggilan Anak-Mu kepada saya. Engkau tidak menolak saya. Basuhkanlah saya dari semua dosa, kesombongan dan tipu daya supaya saya tidak mengikuti cara saya yang lama, tetapi menjadi orang yang dibaharui yang berkaitan dan bersatu dengan Anak-Mu Yesus dan melayani kasih-Mu di sepanjang waktu, bersama dengan orang-orang berdosa yang sudah bertobat.

PERTANYAAN:

  1. Apakah makna dari panggilan Kristus kepada Matius?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 25, 2023, at 11:02 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)