Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 021 (Jesus Christ’s Message to the Church Leader in Philadelphia)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 1 - LIHATLAH, AKU DATANG SEGERA! (WAHYU 1:1 - 3:22)
BAGIAN 1.2 PENGLIHATAN YANG PERTAMA DAN AKIBATNYA UNTUK DUNIA INI: KEDATANGAN ANAK MANUSIA UNTUK MENGUDUSKAN JEMAAT-NYA (WAHYU 1:9 - 3:22)
BAGIAN 1.2.2 SURAT DARI YESUS KRISTUS KEPADA KETUJUH JEMAAT DI ASIA KECIL (WAHYU 2:1 - 3:21)

6. Surat Yesus Kristus kepada Pemimpin Jemaat di Filadelfia (Wahyu 3:7-13)


Lihatlah, Beberapa Orang Dari Jemaah Iblis, Sesungguhnya Aku Akan Menyuruh Mereka Datang Dan Tersungkur Di Depan Kakimu Dan Mengaku, Bahwa Aku Mengasihi Engkau: Dalam bahasa aslinya ada penekanan tentang “kebenaran” dari pernyataan ini sampai dua kali di dalam ayat ini. Kesannya adalah bahwa di Filadelfia ada beberapa orang Yahudi tadinya yang melawan iman kemudian menerima iman dan bertobat sepenuhnya. Namun, Yesus memberikan kesaksian tiga kali dengan menggunakan kata ganti orang pertama, bahwa bukan pemimpin jemaat yang membuat mereka bertobat, tetapi Dia sendiri. Yesus sendiri yang sudah turun tangan di dalam kehidupan mereka dan membuka mata dan pikiran mereka sehingga mereka bisa melihat bahwa Dia juga adalah Mesias bagi orang-orang Yahudi dan mereka sudah bersikap tidak adil kepada pemimpin jemaat ketika mereka mengutukinya, memfitnahnya dan membencinya. Mereka melihat dari pola hidup pemimpin jemaat itu dan mendengar dari perkataannya bahwa yang mereka sebut “kafir” itu, sebenarnya memang utusan Mesias ke Filadelfia. Mereka bersujud di kakinya dan memohon pengampunan. Mereka kemudian menyembah Yesus dengan penuh kekaguman, karena Ia juga sudah memberikan keselamatan kepada orang-orang asing. Mereka mungkin juga meminta sang pemimpin jemaat untuk menaikkan syafaat kepada Yesus bagi mereka, karena mereka memahami bahwa mereka sudah melakukan penghujatan dan menyerang Raja mereka sendiri.

Untuk kedua kalinya di dalam surat kepada ketujuh jemaat Yesus menyebut sinagog setempat sebagai jemaat Iblis. Tidak semua orang Yahudi di Filadelfia mengikuti iman yang benar dan datang kepada Yesus, tetapi hanya sedikit saja. Sebagian besar tetap saja meneruskan penolakan mereka terhadap Kristus dan mengeraskan hati terhadap Injil, membiarkan roh Iblis masuk ke dalam diri mereka. Mereka berpegang teguh kepada kebenaran pribadi melalui Hukum Musa, dan menolak anugerah Yesus Kristus yang cuma-cuma.

Orang-orang Kristen di Filadelfia sudah bersaksi tentang penghormatan mereka kepada Abraham, Musa, dan Daud, dan hidup dengan penuh ketaatan kepada Dasa Titah. Namun, orang-orang Yahudi, seperti kaum Maimonides, membuat 613 peraturan dari hukum Taurat—248 perintah dan 365 larangan. Perintah-perintah itulah yang memberikan arah untuk kehidupan, hukum, dan jalan mereka ke surga. Dengan segenap kekuatan mereka, mereka berpegang kepada aturan tentang Sabat, tentang sunat dan tentang perjanjian. Di mata mereka semua bangsa lain itu najis dan bodoh, karena mereka tidak mengenal atau mengasihi satu-satunya Allah yang esa.

Akan tetapi, sang pemimpin jemaat bersaksi kepada mereka tentang perjanjian yang baru melalui baptisan dan perjamuan kudus, dan berusaha menjelaskan kepada mereka tentang berdiamnya Roh Kudus di dalam kehidupan para pengikut-Nya Yesus. Ia menegaskan kepada mereka bahwa kebenaran kita diteguhkan hanya dengan dasar korban persembahan Kristus, dan bukan perbuatan baik kita sendiri. Semua orang Kristen sudah disunatkan di dalam hati, bukan di dalam tubuhnya, dan beribadah pada hari Minggu sebagai hari dimana Yesus Kristus bangkit dari kematian.

Mereka Yang Menyebut Dirinya Orang Yahudi, Tetapi Yang Sebenarnya Tidak Demikian: Yesus melihat di dalam Hukum Musa ada pengajaran yang akan membawa anak-anak Abraham kepada pertobatan, dan kepada kehancuran dari kebanggaan serta kebenaran pribadi mereka sendiri sebagai persiapan akan kedatangan-Nya. Ia berharap bahwa mereka akan menerima Dia dengan tangan yang terbuka sebagai Raja, Tuhan dan Mesias mereka. Namun mereka justru mengangkat Hukum sebagai senjata untuk melawan Dia, dan ingin membasuhkan dosa-dosa mereka sendiri.

Ys memastikan bahwa semua orang Israel yang tidak mengenal Dia, menerima Dia atau mengakui Dia, bukanlah orang Yahudi yang sebenarnya. Orang itu masih tetap terpenjara di dalam kebutaan rohani mereka, bahkan ketika mengakui diri mereka benar.

Yesus dan Paulus mengatakan bahwa semua orang Yahudi yang sungguh-sungguh akan mengasihi Yesus dan bersksi tentang Dia, sebagaimana para rasul dan jemaat mula-mula berpegang kepada hukum yang lama dan hukum yang baru, Perjanjian yang Lama dan Perjanjian yang Baru. Yesus adalah orang Yahudi yang sempurna. Barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan dibenarkan. Sunat secara tubuh, mentaati hukum Sabat, dan mengikat tangan dalam doa phylacteri tidak akan mengubah hati. Hanya darah Kristus saja yang bisa mengubah, memurnikan dan menyucikan hati, bahkan untuk seorang Yahudi.

Yesus bersaksi mengenai pemimpin jemaat di Filadelfia bahwa pemimpin jemaat itu, di dalam dirinya sendiri hanya memiliki kekuatan yang tidak seberapa. Namun Yesus, yang menembus masuk ke dalam wilayah si jahat, sudah memberikan penerangan kepada beberapa pencari kebenaran yang ada di sinagog, dan memotivasi mereka melalui Roh Kudus-Nya untuk datang kepada Dia di dalam iman, dan mengakui secara terbuka bahwa sang pemimpin jemaat adalah benar salah satu kekasih sang Mesias.

Pernyataan kasih dari Yesus adalah rahasai orang-orang Kristen. Anak Manusia menjadi manusia, sehingga akan ada manusia yang hidup di dalam kekudusan dan layak untuk mati menggantikan kita sebagai Anak Domba Allah, salib Kristus adalah lambang dari kasih Allah kepada semua manusia. Kita semua adalah kekasih-keksaih Bapa, demi Anak-Nya. Al-Quran, yang menyangkal salib dan kasih Allah kepada orang-orang Kristen (Suras al-Nisa' 4:157; al-Ma'ida 5:18) tidak bisa mengubahkan kenyataan ini. Allah mengasihi semua manusia, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Disamping kasih Allah yang sudah dimeteraikan di kayu salib bagi semua orang berdosa, Kristus menyaksikan kasih-Nya sendiri kepada pemimpin jemaat di Filadelfia. Ia mengasihi pemimpin jemaat di sana karena pemimpin jemaat itu sudah berpegang erat kepada firman-Nya dan tidak menyangkali nama-Nya, meski banyak serangan menimpanya. Meski ia tidak pernah melihat sang Juruselamat dengan matanya sendiri, ia sudah berdiri tegak bagi-Nya dengan seluruh keberadaannya. Yesus mengasihi orang ini. Hatinya berdetak bagi Yesus. Ia mendatangkan sukacita bagi Tuhan.

Kita harus menanyakan pertanyaan ini kepada diri kita sendiri, “Apakah kita termasuk sahabat Allah? Apakah kita memperkenankan Yesus di dalam pelayanan kita? Atau apakah kita menyebabkan Ia lebih menderita melalui gaya hidup kita?”

Karena Engkau Menuruti Firman-Ku, Untuk Tekun Menantikan Aku, Maka Aku Pun Akan Melindungi Engkau Dari Hari Pencobaan Yang Akan Datang: Yesus menjelaskan alasan dari kasih-Nya kepada hamba yang tidak terpandang itu dan mengatakannya sekali lagi, “Engkau menuruti Firman-Ku.” Ia lalu menambahkan pernyataan itu dan mengatakan, “Engkau menuruti perintah-Ku untuk bertekun.” Perlawanan yang keras dari orang-orang Yahudi di Filadelfia bisa saja membawa kepada kebencian atau pengunduran diri, dan bahkan mungkin kepada sikap rendah diri yang parah, karena sang pemimpin jemaat harus menghadapi para rabbi Yahudi yang sangat berpendidikan. Tetapi hal itu tidak terjadi kepadanya, karena ia menerima kuasa dari kasih Yesus Kristus. Itulah sebabnya ia mengampuni parapenyerangnya atas tuduhan palsu dan fitnah mereka, menahan semua dengan tekun, dan senantiasa berdoa untuk mereka. Ia tidak menanggalkan harapan bahwa mereka yang sudah berakar dalam Perjanjian Lama juga akan bisa datang kepada pengenalan akan kemuliaan Yesus, sang Anak Allah.

Perkataan Paulus juga menjadi kenyataan di Filadelfia, “Kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah” (1 Korintus 1:18-25). Kebenaran ini juga sudah dialami oleh orang-orang Kristen berlatar belakang Yahudi yang sudah bergabung di dalam gereja Helenistik di Filadelfia. Bagi mereka kayu salib menjadi penghubung di antara budaya Semitik yang legalistik dengan budaya hidup sembrono dari orang-orang Yunani dan Romawi. Para pengikut Kristus dari kedua macam gaya hidup itu disatukan di dalam kayu salib, dan nama Filadelfia (kasih persaudaraan) sungguh-sungguh dinyatakan di antara mereka.

Yesus bisa menyampaikan nubuat yang sangat penting kepada jemaat kasih persaudaraan ini. Ia berbicara mengenai “hari pencobaan,” yang akan datang menimpa seluruh dunia. Cobaan menunjuk kepada godaan untuk melepaskan diri dari persekutuan dengan Tritunggal yang Kudus. Inilah sebabnya Yesus mengajarkan kepada anak-anak Allah untuk berdoa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat” (Matius 6:13). Godaan yang sebenarnya seringkali datang dari si jahat dan para hambanya. Iblis sudah mencobai Hawa agar ia ragu, tidak taat dan memberontak kepada Allah (Kejadian 3:1-19). Ia juga ingin mencobai Yesus untuk mendapatkan keselamatan tanpa kayu salib (Matius 4:1-11). Yesus berulangkali memperingatkan para murid-Nya bahwa nabi-nabi palsu dan antikristus akan berusaha mendustai orang-orang percaya (Matius 24:24; 2 Tesalonika 2:9-10; Wahyu 13:14). Yohanes, sang penerima wahyu, meneguhkan nubuatan Yesus, dan memberikan penjelasan kepada gereja untuk menolong gereja melihat dengan tajam dan membuka kedok sang penggoda itu (1 Yohanes 2:20-24; 3:1-6).

Dari waktu ke waktu si jahat berusaha membawa manusia masuk ke dalam kemegahan yang congkak. Ia membisiki pikiran manusia agar berpikir bahwa beberapa bentuk surga sosialistik dari para buruh, atau kesejahteraan masyarakat kapitalis akan memecahkan masalah kemanusiaan dan membawa mereka kepada kebebasan yang tanpa batas, kesetaraan dan persaudaraan (Filadelfia).

Hari ini gedung pencakar langit berkembang di kota-kota besar dunia sebagai tiruan yang berlipat seribu dari menara Babel. Panggilan untuk suatu tatanan dunia baru yang diilhami oleh si jahat itu menggerakkan manusia melalui begitu banyak persekutuan menuju kepada penyatuan pemerintahan dunia di bawah kekuasan antikristus. Jaringan global (www = 666) menggabungkan kita bersama dalam sebuah persekutuan yang sangat mengerikan. Islam, secara khusus, menjadi sangat besar, dan seperlima dari keuntungan penjualan minyak dunia dipakai untuk memperkuat dan mengembangkan Islam. Tidak diragukan lagi, Muhammad sudah berkembang menjadi salah satu nabi palsu yang paling berpengaruh yang pernah ada, yang membuat mati rasa seperlima umat manusia dan membuat mereka melawan Anak Allah dan penyaliban-Nya.

Namun nubuat dari Yesus tentang pencobaan yang terus berkembang, yang akan membawa banyak orang berpaling dari Allah dan Anak Domba-Nya, menyebut juga mengenai sebuah kejutan yang sangat indah bagi pemimpin jemaat di Filadelfia, termasuk juga bagi gerejanya: Tuhan akan memeliharanya di hari pencobaan karena ia sudah mentaati Firman Tuhan dengan bertekun.

Janji dari Yesus ini mengandung pengecualian karena kasih-karunia-Nya, dan adanya hak istimewa yang sangat besar bagi orang-orang yang berakar di dalam Alkitab dan yang setia kepada Kristus: hari pencobaan mungkin akan berlalu dengan cepat, tidak terlihat dan bahkan dengan cara yang cukup “bersahabat” dengannya. Bagaimanapun, Sang pemimpin jemaat, akan aman dari hari itu. Penderitaan di hari itu tidak akan menimpanya, karena ia berakar di dalam Kristus, di dalam Firman Allah. Ia tidak akan jatuh ke dalam pencobaan karena Tuhannya akan memeliharanya melalui masa pencobaan itu. Pencobaan tidak selalu berarti penganiayaan. Penganiayaan hanyalah jalan terakhir yang akan dipakai oleh si jahat untuk menggoda orang-orang Kristen agar mereka menolak Anak Allah dan Bapa-Nya. Paulus menegaskan kepada jemaat di Efesus bahwa mereka harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah sehingga mereka bisa berdri teguh pada hari pencobaan dan mengalahkan si jahat di dalan nama Yesus (Efesus 6:10-20). Paulus menanamkan hal ini di dalam pikiran mereka, “Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah”.

Yesus menyimpulkan janji-Nya kepada pemimpin jemaat di dalam perkataan pengharapan yang penuh kemuliaan dan panggilan yang sangat menguatkan:

Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu: Untuk kesekian kalinya, kita menemukan kata yang memberikan penegasan. Sang pemimpin jemaat sekali lagi diminta untuk memandang dan melihat sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan seperti sebelumnya, kata ini juga memiliki sifat penegasan, yang bisa dimulai dengan kata-kata: Lihatlah, Aku ....! Sang pemimpin jemaat perlu melihat Yesus sebagai Tuhan dan Raja yang akan datang, terus memandang Dia, dan terus memusatkan perhatian kepada-Nya di dalam segala tindakan yang dilakukannya.

Maut bukanlah akhir dari segala sesuatu; namun, titik akhir dari sejarah dunia akan dimulai dengan pernyataan yang luar biasa dari kemuliaan Anak Manusia, yang akan bersinar lebih terang daripada matahari, sebagaimana yang dilihat oleh Yohanes di dalam penglihatannya yang pertama di Patmos.

Allah akan menjadian musuh-musuh Yesus sebagai tumpuan kaki-Nya (Mazmur 110:1). Kita tidak akan bisa mengalahkan Komunisme, Kapitalisme, Hindu, Islam, Mariolatry, or atau Yudaisme antikristen. Namun, Bapa akan memuliakan sang Anak, dan akan menundukkan kepada Dia semua roh jahat dan kuasa yang melawan-Nya, sehingga Ia bisa menghukum mereka dan meremukkan mereka menjadi debu di bawah kaki-Nya yang cemerlang. Kedatangan Kristus yang kedua kali menjadi tanda yang nampak akan prosesi kemenangan-Nya di dunia ini. Karena seperti kilat yang menyambar dari timur dan berpendar sampai ke barat, demikian juga kedatangan Kristus yang penuh kemuliaan akan mengalahkan semua penghuni alam semesta ini (Matius 24:27,30). Yesus mengatakan, “Lihat, Aku datang segera!” Detik demi detik kedatangan-Nya semakin mendekat. Pada saat cobaan dan kesengsaraan besar menimpa semua bangsa di dunia (Matius 24:29) kedatangan-Nya sudah semakin mendekat.

Kita tidak boleh berusaha menghitung-hitung waktu kedatangan-Nya, dengan tujuan untuk meramalkan hal itu, tetapi kita harus bangun, menanti dengan sabar, dan mempersiapkan diri kita akan kedatangan-Nya. Mungkin Ia sudah menunda kedatangan-Nya sampai saat ini untuk memberikan kepada orang-orang dari segala bangsa, bahasa dan keyakinan, kesempatan untuk mendengar Injil-Nya. Hari ini hanya sepertiga dari penduduk dunia mengaku dirinya Kristen. Sisanya yang tiga atau empat milyar, sebagian besar belum mendengar tentang keselamatan-Nya. Barangsiapa dengan ketakutan menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali dan gelisah di dalam batinnya, perlu meletakkan diri sepenuhnya di tangan Allah di dalam doanya, menyerahkan miliknya, dan kehidupannya dipakai bagi pelayanan missi kepada dunia. Masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyiapkan dunia bagi kedatangan-Nya. Anda, juga, bisa menyiapkan jalan bagi Tuhan.

Yesus dengan jelas memuji pemimpin jemaat di Filadelfia, dengan mengatakan, “Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Mahkota kemenangan mungkin menunjukkan bahwa orang ini adalah pelayan yang paling saleh dan sabar di antara gereja-gereja yang ada di Asia Kecil, yang berpegang teguh kepada Firman Allah dan membela nama Yesus setiap kali diperlukan. Sang gembala sendiri tidak menarik banyak perhatian di tengah hiruk-pikuk kota Helenistik ini. Namun, Yesus sudah menyiapkan mahkota kemenangan bagi dia, yang sudah berlari dengan baik di dalam perlombaan pelayanan missi di tengah-tengah perlawanan yang semakin bertambah.

Orang itu memiliki sesuatu yang tidak diketahui atau dihargai oleh orang-orang lainnya: Firman Allah adalah kekuatannya dan nama Yesus adalah kuncinya untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Ia tahu dan mengakui: Dia yang Tersalib itu tidak mati tetapi hidup; Ia memerintah, berkuasa dan akan datang kembali di dalam kemenangan. Ia tidak mengubah Injil untuk menyesuaikannya dengan hukum orang-orang Yahudi atau filsafat orang-orang Yunani. Namun ia berpegang teguh kepada apa yang dimilikinya, dan karena itu, kuasa Allah tidak meninggalkan dia.

Akan tetapi, perjalanannya belum berakhir. Dalam pertandingan itu ia masih belum memiliki mahkota di kepalanya. Ia hidup dari kekuatan yang diberikan oleh Injil, seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada si jahat, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Ia ingin mengakhiri pertandingannya dengan terus memandang kepada janji dan tuntunan tangan Yesus Kristus. Ia percaya kepada pemeliharaan Kristus dan merasa yakin bahwa musuhnya yang jahat tidak berkuasa atas dirinya.

Kata keenam berkaitan dengan kedatangan Kristus adalah untuk menguatkan hamba-Nya di dalam perlombaan ini, dan menambahkan kesabaran di dalam iman.

Barangsiapa Menang, Ia Akan Kujadikan Sokoguru Di Dalam Bait Suci Allah-Ku, Dan Ia Tidak Akan Keluar Lagi Dari Situ; Dan Padanya Akan Kutuliskan Nama Allah-Ku, Nama Kota Allah-Ku, Yaitu Yerusalem Baru, Yang Turun Dari Sorga Dari Allah-Ku, Dan Nama-Ku Yang Baru: Lalu siapa dan apa yang masih harus dikalahkan oleh pemimpin jemaat itu, mengingat bahwa ia sudah mengalahkan begitu banyak cobaan? Tidak lain dan tidak bukan, tipu daya si jahat sendiri, kuasanya, tipuannya, uang dan masyarakat. Si jahat sudah menyiapkan sebuah dunia yang penuh persekongkolan; kewaspadaan yang berlipat ganda sangat diperlukan, agar gereja tidak jatuh ke dalam indoktrinasi dusta dari “bapa pendusta.” Kewaspadaan di dalam Roh Kudus tetap menjadi tugas yang mendasar bagi semua pemimpin jemaat yang berakar di dalam Kristus. Merupakan tugasny auntuk mengajarkan dan hidup sesuai dengan Injil yang murni.

Yesus menyatakan maksud-Nya untuk membuat para pelayan-Nya, yang menhaga jemaat-Nya dari pengaruh roh-roh asing dan yang memastikan bahwa Injil-Nya diberitakan di antara orang-orang bukan Kristen, akan menjadi sokoguru di dalam Bait-Nya.

Gereja Yesus Kristus di seluruh dunia ini sering di sebut sebagai Bait Allah, dimana kepenuhan Roh Kudus berdiam (1 Korintus 3:16; 6:19; Kolose 2:9-10; 1 Petrus 2:5-7). Yesus adalah batu penjuru utama dan pondasi dari Bait itu (Efesus 2:19-22). Ia ingin membangun dari atas pondasi itu. Para rasul menjadi bangunan lantai bawah dan juga pintu-pintu bait itu. Janji untuk dijadikan sebagai unsur di dalam Bait Allah yang sangat nampak, yang memikul beban di dalam bangunan itu, dijanjikan kepada pemimpin jemaat di Filadelfia. Di Libanon, seorang jenderal biasa disebut ‘Ameed, yang artinya sokoguru bangsa.

Janji bahwa ia tidak akan pernah dipindahkan dari bait Allah diberikan kepada hamba yang kekuatannya tidak berarti itu. Ia akan tetap di sana sampai selamanya, katena ia sudah menerima kuasa untuk menanggung dan memikul dari Fiman Allah. Betapa luar biasanya hak untuk tetap berada selamanya di hadapan Allah dan diberi tanggungjawab melaksanakan pelayanan kepada Bapa Surgawi di surga! Kekekalan tidak membawa orang-orang Kristen ke tanah impian dimana mereka tidur saja, tetapi mereka bersama-sama bertanggungjawab untuk melayani dan memuji di dalam kuasa Yesus Kristus.

Tuhan yang mulia berbicara untuk kesembilan kalinya menggunakan kata ganti orang pertama, “Aku.” Ia mengatakan bahwa Ia akan menuliskan dengan jelas di sokoguru dari Bait-Nya yang kekal itu tiga nama, yang akan menunjukkan siapa pemilik semua sokoguru itu, dan lebih lagi, siapa yang dimuliakan di sana:

Yang prtama, mereka akan memuliakan nama Allah, yang disebut oleh Yesus “Allah-Ku.” Nama itu terbaca di sana, “Bapa kami yang ada di surga.” Dia adalah Bapa yang benar bagi semua manusia yang disebut sebagai anak di surga dan di bumi. Ia adalah Bapa kemuliaan, Bapa terang, Bapa Roh, Bapa kasih karunia dan Bapa yang benar dan kudus. Masih ada 346 nama bagi Allah di dalam Kitab Suci. Namun, Yesus mengajarkan agar kita berdoa kepada Bapa-Nya yang ada di surga. Nama Allah yang sangat unik akan dituliskan di sokoguru itu dengan jelas untuk menunjukkan siapakah Allah, dan siapa yang memelihara kesetiaan kepada nama Bapa-Nya.

Nama yang kedua yang akan dituliskan di sokoguru itu adalah nama Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Bapa di surga. Kota masa depan ini akan seperti sebuah kubus yang sangat besar, yang panjang, lebar dan tingginya adalah 2,220 km* pada masing-masing sisinya. Yerusalem baru di surga ini bentuknya mirip Kaabah di Mekkah, tetapi orang Kristen akan bisa masuk ke kota itu dengan bebas. Mereka sendiri yang akan ada di kota yang penuh dengan kehidupan, terang dan kuasa. Yerusalem surgawi itu kudus, dan bukan dibuat dari bahan-bahan bangunan atau batu dari bumi yang dapat binasa. Kota itu dijadikan dari Roh Allah. Kota itu mungkin melambangkan kepenuhan Roh Kudus yang berada di dalam persekutuan semua orang percaya. Kota itu sendiri bukanlah sesuatu yang penting, tetapi karena kota itu merupakan tempat kediaman Allah dan Anak Domba-Nya maka kota itu menjadi pusat alam semesta.

* bdgk. Wahyu 21:16: 12,000 stadia x 0,185 km/stadium = 2,200 km.

Apakah anda memiliki hak kewargaan di Yerusalem surgawi? Apakah nama Bapa dan Anak dituliskan di dalam kehidupan anda dan bisa dilihat dari jauh? Sudahkah nama Yerusalem baru dituliskan di dalam hati anda?

Yesus mengatakan bahwa Ia akan menuliskan nama yang ketiga di sokoguru Bait Allah, yaitu, nama-Nya sendiri. Pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali Yesus akan menyatakan nama-Nya yang baru, yang belum kita ketahui. Sampai hari ini kita membaca di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang 250 nama dan gelar yang berbeda dari Yesus Kristus. Nama yang mana yang paling berharga bagi anda? Tuhan, Juruselamat, Firman Allah, Anak Domba, Anak Manusia...? nama Yesus yang mana yang paling dekat dengan kehidupan anda? Nama-Nya di masa yang akan datang akan menjadi nama yang paling mulia, dan pada saat yang sama, lebih menyatakan kerendahan hati lebih dari yang bisa kita bayangkan. Orang yang memiliki tulisan nama itu pada dirinya adalah orang yang memiliki masa depan. Ia dibungkus aman di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Siapa Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengarkan Apa Yang Dikatakan Roh Kepada Jemaat-Jemaat: Dalam spektrum gelombang suara, ada frekwensi yang sangat tinggi dan sangat rendah yang tidak bisa didengarkan oleh manusia. Kita memerlukan alat elektronik dan monitor khusus yang memampukan kita untuk merekam dan menampilkan frekwensi yang demikian.

Begitu juga, di dalam wilayah rohani ada wahyu-wahyu dan firman-firman Allah yang melampaui pemahaman normal kita yang sangat terbatas. Untuk mendeteksinya kita memahami sebuah alat bantu dengar rohani atau bahkan telinga yang baru. Kadangkala gendang telinga kita juga tertutup karena kotoran telinga, sehingga telinga kita perlu dibersihkan. Kalau kita tidak bisa mendengar Firman Allah dengan baik, kita mungkin perlu membersihkan hati nurani kita dan mengakui dosa-dosa kita. Hanya setelah itu tidak akan ada lagi halangan terhadap pendengaran kita akan Firman Allah.

Ketika Allah berbicara kepada anda, peliharalah Firman-Nya, dan jangan lupakan. Penuhilan hati anda dengan Firman-Nya, sehingga anda bisa menerima kuasa yang besar bagi jiwa anda. Jangan pernah biarkan Firman itu masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Allah berbicara kepada anda. Dengarkan, percayai, bersyukur, taati, dan sampaikan kepada orang-orang lain apa yang sudah diperintahkan oleh Yesus untuk anda lakukan.

Berhati-hatilah! Ada suara-suara lain yang bukan suara Allah. Ujilah semua suara untuk mengetahui apakah suara itu sesuai dengan isi Alkitab, dengan firman Bapa, Anak dan Roh Kudus. Jangan percaya kepada semua perkataan yang didengar, dan khususnya suara yang berasal dari diri anda sendiri. Anda bukanlah tokoh yang spesial, dan anda bukan nabi. Namun, Allah berbicara kepada anda karena Ia mengasihi anda di dalam Yesus Kristus. Semua suara yang tidak mempermuliakan Bapa dan Anak bukan berasal dari Roh Kudus dan tidak memiliki kebenaran.

DOA: Juruselamat yang Agung, kami berterima kasih karena Engkau sudah membuka mata musuh-Mu yang congkak sehingga mereka mengetahui bahwa Engkau menyertai hamba-Mu yang rendah hati. Engkau membawa mereka kepada pertobatan yang tulus, melindungi hamba-Mu pada hari pencobaan yang terjadi di seluruh dunia, dan meyakinkannya bahwa Engkau akan segera datang. Tolonglah kami untuk menyembah Engkau dengan ksetiaan, terus berdiam di dalam perlindungan Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan menantikan kedatangan-Mu yang pasti akan terjadi.

PERTANYAAN:

  1. Apakah makna dari janji yang luar biasa yang diberikan kepada pemimpin jemaat di Filadelfia?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 10:55 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)