Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 014 (The Letter of Jesus Christ to the Church Leader in Pergamos)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 1 - LIHATLAH, AKU DATANG SEGERA! (WAHYU 1:1 - 3:22)
BAGIAN 1.2 PENGLIHATAN YANG PERTAMA DAN AKIBATNYA UNTUK DUNIA INI: KEDATANGAN ANAK MANUSIA UNTUK MENGUDUSKAN JEMAAT-NYA (WAHYU 1:9 - 3:22)
BAGIAN 1.2.2 SURAT DARI YESUS KRISTUS KEPADA KETUJUH JEMAAT DI ASIA KECIL (WAHYU 2:1 - 3:21)

3. Surat Yesus Kristus Kepada Pemimpin Jemaat di Pergamus (Wahyu 2:12-17)


WAHYU 2:12-17
12 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: 13 Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. 14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. 15 Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. 16 Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. 17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.".

Tuliskanlah Kepada Malaikat Jemaat Di Pergamus …: Perintah Kristus untuk menulis sampai kepada Yohanes di pulau Patmos. Ia perlu mengirimkan sebuah surat yang mendesak kepada pemimpin jemaat di Pergamus. Pergamus berarti “kota pegunungan” atau “kota di pegunungan” atau “di dekat gunung.” Kota Romawi-Yunani ini menjadi pusat dari budaya kuno. Helenisme Yunani dirasakan di sini sebagai tempat perjumpaan dari berbagai agama, pandanga, dan ide. Beberapa mezbah dan tempat pemujaan dibangun secara berdekatan dengan damai, yang semakin membuat pusat kebudayaan ini semakin terkenal dan disukai. Di kota inilah perkamen dikembangkan dan dipakai sebagai semacam kertas untuk menulis catatan-catatan yang penting.

Di ibukota propinsi Romawi yang bernama ini, yang sangat dinenal dengan tradisi kunonya, ada sebuah jemaat Kristen yang jatuh ke dalam cobaan yang berbeda dengan yang dialami oleh jemaat di Smirna. Di Smirna ancaman bagi orang-orang Kristen datang dari orang-orang Yahudi yang kaya dan berpengaruh; di Pergamus tantangannya datang dari roh toleransi sinkretisme dan pengakuan agama.

Pedang yang Tajam dan Bermata Dua: Yesus datang kepada pemimpin jemaat di Pergamun, bukan sebagai Imam Besar, yang berjalan di antara kaki dian emas, dan bukan juga sebagai Yang Awal dan Yang Akhir; namun, Ia datang sebagai Hakim yang membawa pedang tajam yang bermata dua. Masalah di dalam jemaat di sana membutuhkan perhatian segera dan tidak bisa ditunda. Tuhan menuntut dimusnahkannya semua pengaruh dari roh jahat. Yesus menyatakan peranh terhadap pengaruh Helenistik di dalam gereja. Pedang itu keluar dari mulut sang Hakim Ilahi (Wahyu 1:16). Semuanya itu diarahkan untuk menghakimi, membelah dan memisahkan. Semua bentuk sinkretisme harus dihukum—dan tidak boleh ditunda! Orang-orang kafir Helenistik bukanlah yang sedang dihakimi di sini, melainkan orang-orang Kristen liberal yang tidak mau bertobat. Penghakiman Allah dimulai di dala, Gereja-Nya terlebih dahulu.

Engka Diam di Tempat Tahta Iblis: Dalam dua surat pertamanya kepada jemaat-jemaat, Yesus menyebut tindakan dari pemimpin jemaat di sana. Di surat yang ketiga, ia menyebut tentang tempat kediaman sang gembala. Ia hidup di suatu lokasi dimana ada banyak tempat pemujaan kepada dewa-dewa asing, dan dari sana memancar kuasa jahat dari si jahat itu. Semua tempat di dunia ini berada di bawah pengaruh Iblis. Tetap Pergamus adalah pusat dari kuasa Iblis. Roh Iblis berkuasa di sana, mempengaruhi penduduknya dengan kebudayaan. Tiga tempat penyembahan secara khusus menjadi pengaruh bagi penduduk kota ini:

  • Dua puluh lima tahun sebelum kelahiran Kristus, kuil yang pertama untuk penyembahan kepada Kaisar dibangun di Pergamus. Kuil itu berfungsi sebagai pusat kelompok kultus ini di wilayah Mediterania tengah, dan dipersembahkan kepada Kaisar Agustus. Jadi pemujaan kepada Kaisar sudah mendapat tempat di sini selama 100 tahun ketika Rasul Yohanes menuliskan surat ini kepada para pemimpin gereja di kota ini.
  • Di puncak bukit di dekat kota ini berdiri kuil dewa Zeus, yang nampak dengan sangat jelas dari kejauhan. Zeus adalah “ayah” yang berkuasa dari semua dewa di dalam mitologi Yunani. Dengan menyembah dewa di atas segala dewa ini, para raja berusaha untuk membawa semua roh dewa di bawah pengaturan mereka. Kuil Zeus sangat indah kelihatan seperti mahkota di atas bukit itu, dan bahkan memancarkan terang menyilaukan yang bisa dilihat dari seluruh wilayah itu. Saat ini, kuil itu ada di sebuah museum di Berlin. Jadi, tempat tahta Iblis itu sudah dipindahkan ke Jerman!
  • Penyembahan kepada dewa ular, juga berpusat di Pergamus. Di Barat, lebih dari 200 dokter terkenal yang disebut “para penyelamat” juga adalah bagian dari kultus ini.

Seluruh kota Pergamus terkena pengaruh oleh tahta Iblis, dimana di dalamnya begitu banyak golongan dan kultus berkumpul bersama-sama.

Engkau Berpegang Kepada Nama-Ku, Dan Engkau Tidak Menyangkal Imanmu Kepada-Ku: Kedamaian yang selama ini ada di antara orang-orang Kristen yang giat itu kemudian berakhir ketika mereka diam di pusat spiritisme ini. Mereka mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yang benar dan satu-satunya Juruselamat; Ia adalah satu dengan Bapa dan Roh Kudus. Zeus bukan tuhan, dan Kaisar juga bukan tuhan, dan para penyembah ular itu juga bukan para penyelamar. Hanya Yesus yang menyembuhkan, menguduskan, dan memerintah.

Iblis sangat aktif di sana. Orang-orang Kristen terus bergerak di sekitar tahtanya. Banyak imam dari kultus-kultus itu yang berusaha meyakinkan orang Kristen bahwa Yesus juga adalah Tuhan dan Juruselamat, tetapi hanya salah satu dan sama seperti Zeus, Kaisar dan ular. Pejabat-pejabat penting di sana berusaha untuk menantang orang-orang Kristen agar mereka meninggalkan tuntutan yang mutlak mengenai Kristus, dan mengakui semua agama dan kultus-kultus yang ada. Hanya dengan itu saja maka kedamaian akan terjadi lagi di kota itu.

Namun, sang pemimpin jemaat sangat setia kepada Nama di atas segala nama itu dan mengaku bahwa keselamatan tidak ditemukan di manapun selain di dalam Yesus.

Diskusi menjadi memanas. Orang-orang yang disebut “toleran” menjadi tidak lagi toleran. Orang-orang Kristen juga menjadi tidak toleran, karena mereka tidak mau menyembah allah asing. Namun, mereka tidak menganiaya atau membunuh lawan-lawan mereka, tetapi bersabar dan berdoa. Para pengikut politheisme yang kuat sangat membenci para pengikut Kristus karena tidak mau menerima ilah-ilah mereka. Orang-orang Kristen menyatakan bahwa Zeus, Kaisar dan ular pada akhirnya akan menyembah Yesus, bagi kemuliaan Allah Bapa.

Engkau Tidak Menyangkal Imanmu Kepada-Ku, Meski Antipas Sudah Mati Sebagai Martir: Mungkin Antipas adalah salah satu pemimpin jemaat yang aktif atau seorang pemuda yang sangat bersemangat, penuh dengan kasih kepada Yesus, sampai ia berani menyampaikan Injil di tengah-tengah kuil dewa. Tetapi para imam di kuil kultus itu menjadi marah kepada pemuda yang menjadi saksi Yesus itu dan membunuhnya, dengan tujuan untuk mengguncang orang-orang Kristen agar mereka tidak lagi berani berkata-kata. Tetapi bukan itu yang terjadi. Pemimpin jemaat di Pergamus terus saja bersaksi tentang Yesus sebagai satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tuhannya memberikan pujian yang sangat tinggi terhadapnya ketika Dia menyatakan bahwa sang pemimpin jemaat itu tidak menjadi kecil hati karena takut setelah ada pembunuhan terhadap Antipas, namun justru terus mengakui bahwa sang Pemenang dari Golgota itu adalah satu-satunya Tuhan di Pergamus.

Pembunuhan terhadap Antipas juga mendapatkan tanggapan dari Yesus yang mengatakan bahwa Antipas adalah “saksi yang setia.” Antipas hidup sekarang ini sebagai martir yang dikuduskan, aman dan tenteram di hadapan Dia yang sudah Bangkit, dan melayani Dia.

Dengan memberikan penghargaan kepada Antipas maka Tuhan yang hidup itu mengulangi dan menegaskan kepada pemimpin jemaat di Pergamus bahwa semua kuil, mezbah dan tempat penyembahan bukanlah sesuatu yang kosong secara rohani, tetapi sudah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat yang ingin disembah oleh orang banyak bahkan sampai saat ini. Malaikat-malaikat yang jatuh itu tahu bahwa mereka dikutuk dan gemetar mengingat saat kedatangan Yesus dan karena itu mereka juga membenci Dia. Iblis tahu bahwa waktunya hampir tiba dan ia melakukan segala cara untuk menghalangi berkembangnya Injil Kerajaan Yesus Kristus.

DOA: Kami memuliakan Engkau, yang cemburu di dalam kasih-Mu yang kudus, karena Engkau menguatkan para pelayan jemaat yang setia di Pergamus yang melayani Engkau di kota itu yang penuh dengan roh-roh jahat, dan yang terus bersaksi tentang Engkau meski ada anggota jemaat yang sangat aktif sudah dibunuh. Kuatkanlah, di jaman ini, para pelayan-Mu yang bekerja di dalam lingkungan yang penuh dengan roh jahat sehingga orang-orang di sana juga bisa mendengar Injil-Mu dan tentang kuasa-Mu mengalahkan si jahat itu.

PERTANYAAN:

  1. Apakah karakteristik dari gembala yang diam di tempat tahta Iblis itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 10:30 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)