Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 062 (Prayer)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
2. Tanggungjawab kita kepada Allah (Matius 6:1-18)

b) Doa dalam Kesendirian (Matius 6:5-8)


MATIUS 6:5-8
5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”
(Yesaya 1:15)

Setiap agama memiliki tata cara khusus untuk menaikkan doa, karena doa adalah unsur dasar dalam setiap agama. Orang-orang Yahudi mengangkat tangan untuk menerima berkat langsung dari Allah yang turun kepada mereka. Kadangkala mereka berdoa di depan umum di jalan dan di gang-gang untuk menarik perhatian orang. Tetapi kita, orang-orang Kristen, tidak menetapkan peraturan yang rutin untuk doa, karena Kristus sudah melepaskan kita dari semua rutinitas dan formalitas doa. Kita bukanlah budak di mata Allah. Kita adalah anak-anak dan kita berbicara kepada Bapa surgawi ketika kita duduk, berjalan, berdiri, atau berlutut. Hakekat dari doa adalah berbicara kepada Allah sebagaimana anak berbicara kepada ayah mereka, mengucapkan terima kasih kepada-Nya, memuji-Nya dan mengakui dosa, dan juga meminta pengampunan dosa serta berdoa untuk kebutuhan orang-orang lain. Sebagaimana anda berbicara dengan berani kepada ayah anda, anda harus berbicara dan mengungkapkan keinginan anda kepada Bapa Surgawi anda.

Dalam doa, kita lebih langsung dalam hubungan dengan Allah dibandingkan dengan dalam memberi sedekah, dan karena itu kita harus lebih lagi dalam ketulusan kita, dimana itulah yang menjadi tujuan kita. Bisa dipastikan bahwa semua murid Kristus berdoa. Saat Paulus bertobat, dikatakan tentang dia, “lalu dia berdoa.” Sebagaimana anda sulit menemukan orang hidup yang tidak bernafas, demikian juga tidak ada orang Kristen yang tidak berdoa.

Pada umumnya, kita tidak berdoa di depan umum. Barangsiapa tidak mau berdoa sendiri tidak akan mau juga berdoa di depan umum, karena kita tidak berdoa kepada manusia, melainkan langsung kepada Allah. Bapa Surgawi anda senantiasa mendengar anda dan mengetahui keperluan anda sebelum anda meminta kepada-Nya. Selama berdoa dosa-dosa anda, pengharapan palsu dan keinginan pribadi akan lenyap karena anda merasakan kehadiran Allah. Memang disarankan untuk berlutut, tetapi anda diselamatkan oleh iman dan bukan melalui gerakan lahiriah anda. Anda memiliki hak untuk bertelut sebagaimana yang dilakukan Kristus di Getsemani, tetapi Allah tidak menyelamatkan anda karena berlutut ataupun bertelut. Ia menyelamatkan anda karena Ia mengasihi anda. Ia mengorbankan Anak-Nya bagi anda bahkan sebelum anda menyembah Dia.

Kalau kita mau berdoa, pergilah ke tempat yang sunyi. Tutuplah pintu dan curahkan semua kekhawatiran dan beban di hati anda kepada Bapa. Kalau anda tidak memiliki tempat pribadi yang tertutup, pergilah ke tempat yang sunyi dan berbicaralah di sana kepada Bapa Surgawi anda dan Ia akan mendengarkan anda. Anda tidak akan bisa hidup tanpa doa. Sebagaimana tubuh anda tidak akan bisa hidup tanpa bernafas, demikian juga jiwa anda tidak akan bisa hidup tanpa doa. Kalau memungkinkan berdoalah beberapa kali sehari sambil merenungkan Alkitab, sehingga doa anda akan menjadi respon anda terhadap perkataan-perkataan Bapa kepada anda. Kalau anda tidak suka berdoa dan tidak mau membaca Injil, maka anda berada di ambang bahaya besar, karena ini berarti bahwa anda juga tidak akan suka menyendiri bersama Allah. Tidakkah anda rindu berbicara kepada Bapa Surgawi anda? Ia menunggu perkataan anda, ucapan syukur dan kepercayaan anda.

Orang-orang Farisi berdoa kepada manusia dan bukan kepada Allah. Lingkup doa mereka adalah untuk mencari penghargaan manusia dan bagi keuntungan mereka sendiri. Jangan jatuh ke dalam kebiasaan orang-orang Farisi itu. Berdoalah kepada Allah sebagai Bapa, karena Bapa Surgawi anda siap untuk mendengar dan menjawab, dalam kasih karunia Ia penuh belas kasihan, menolong dan mendukung anda. Berdoalah kepada Bapa yang menanti anda.

Bisa dikatakan, kesenangan akan dosa yang panjang itu adalah hasil dari kesombongan atau takhayul, atau ada pandangan yang salah bahwa Allah perlu diberi penjelasan atau berargumentasi dengan kita, atau disebabkan oleh ketidaktahuan dan sikap yang kurang patut, karena manusia suka mendengar dirinya sendiri berbicara. Saya tidak mengatakan bahwa doa yang panjang itu dilarang; Kristus juga pernah berdoa semalam suntuk (Lukas 6:12). Kadangkala diperlukan doa yang demikian ketika kerinduan kita melakukannya sangat besar; tetapi sekedar memanjang-manjangkan doa, seolah-olah dengan itu membuat doa lebih baik di hadapan Allah, itulah yang harus dihindari. Doa yang panjang bukan suatu kesalahan; tidak, karena kita justru harus senantiasa berdoa. Bahaya dari kesalahan ini adalah kalau kita hanya sekedar mengatakan doa kita tanpa memikirkan apa yang kita doakan. Ini yang dijelaskan oleh Salomo (Pengkhotbah 5:1), “Biarlah perkataanmu sedikit,” dipertimbangkan dan diperhitungkan dengan matang; “memilih kata-kata” (Ayub 9:14) dan tidak hanya sekedar mengatakan apa yang diingat saja. Orang-orang kafir berpikir bahwa Allah perlu mendengar banyak perkataan untuk menolong Dia memahami apa yang dijelaskan, atau untuk membuat Dia mengikuti apa yang dimintakan, seolah-olah Allah itu lemah atau perlu dibujuk. Karena itu para imam Baal berusaha sekuat tenaga demikian dari pagi sampai menjelang malam dengan pengulangan mereka yang sia-sia, “Ya Baal, jawablah kami; Ya Baal, jawablah kami,” dan permintaan mereka memang sia-sia. Tetapi Elia, dengan suara yang teratur dan dengan doa yang singkat, meminta dan menerima api dari surga dan kemudian hujan (1 Raja-Raja 18:26-45). Kalau doa bukanlah komunikasi yang tulus dengan Allah tetapi hanya sekedar ucapan bibir saja, maka doa kehilangan makna yang sebenarnya.

Allah yang menjadi tujuan dari doa kita adalah Bapa kita karena penciptaan, karena perjanjian dan karena Roh Kudus. Karena itu perkataan kita kepada-Nya haruslah sederhana, wajar dan tidak dibuat-buat. Anak-anak tidak perlu membuat pidato panjang lebar kepada ayahnya kalau mau meminta sesuatu. Cukup bagi mereka mengatakan, “Aduh kepalaku, kepalaku” (2 Raja-Raja 4:19). Mari kita datang kepada Bapa dengan sikap seperti anak-anak, dengan kasih, hormat dan persandaran penuh. Dengan demikian kita tidak membutuhkan banyak kata-kata, tetapi diajar oleh Roh yang membuat kiat menjadi anak untuk berkata, “Bapaku!”

Akuilah pelanggaran anda kepada Tuhan dan jangan lupa untuk mengatakan, “Terima kasih, oh Bapa Surgawi, atas semua karunia-Mu.” Carilah pengetahuan, kekuatan dan hikmat untuk memahami kasih ini di dalam kehidupan anda. Biarlah anda memahami bahwa Bapa anda mengenal anda lebih baik dari anda mengenal diri anda sendiri.

Apakah anda berdoa? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting untuk menguji iman kita, karena setiap kali anda tidak berdoa maka jiwa dan hati nurani anda akan menjadi sakit. Akuilah dosa dosa anda sepenuhnya kepada Tuhan secepat mungkin. Carilah pengudusan dan kesembuhan yang mendalam sehingga anda bisa dipenuhi dengan Roh Kudus, yang mengajarkan kepada anda hati yang berdoa. Percayalah kepada Dia yang anda berdoa kepada-Nya. Bapa anda di surga mendengar dan menjawab. Kemudian sukacita dari Tuhan akan memenuhi hati anda dan anda tidak hanya akan berdoa untuk diri anda sendiri, tetapi juga untuk semua yang ditaruh oleh Tuhan di dalam hati anda. Roh Bapa anda akan menolong anda berdoa dengan cara yang benar!

DOA: Oh Tuhan Surgawi, terima kasih karena Engkau mengijinkan kami memanggil Engkau “Bapa Kami.” Ajarkanlah kepada kami doa yang Engkau terima dan pimpinlah kami dengan Roh Kudus-Mu sehingga kami bisa senantiasa memuliakan Engkau dan Yesus Kristus. Tolonglah sahabat, keluarga dan seteru kami saat mereka datang kepada-Mu dan berani berkata “Bapa kami yang ada di surga!”

PERTANYAAN:

  1. Jenis doa yang bagaimana yang akan dijawab oleh Bapa kita yang ada di surga?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 24, 2023, at 11:24 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)