Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 061 (Almsgiving)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
2. Tanggungjawab kita kepada Allah (Matius 6:1-18)

a) Sedekah secara tersembunyi (Matius 6:1-4)


MATIUS 6:1-4
1 Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
(1 Korintus 13:3; Matius 25:37-40; Roma 12:8)

Matius dulunya adalah seorang pemungut cukai bagi orang Romawi di Kapernaum. Ia menjadi ahli dalam membongkar tipu daya para saudara dan pengembara. Ia melihat bagaimana manusia mencintai uang dan berpegang kepadanya. Jadi, ia sangat memahami dari khotbah Kristus tentang ibadah bahwa semua orang benar harus memberi persembahan kepada Allah. Matius merasa yakin bahwa ketulusan dari para penyembah itu nampak di dalam cara dan jumlah persembahan yang diberikan.

Yesus tidak berbicara banyak mengenai nilai persembahan dari orang percaya, tetapi menekankan kepada cara melakukannya dan maksud di dalam hati mengenai mengapa dan bagaimana memberi.

Kristus tidak meminta pengikut-Nya untuk memberi perpuluhan. Ia justru menekankan kepada persembahan yang berasal dari hati yang penuh belas kasihan didasari oleh kasih, sebagaimana Ia mengorbankan diri-Nya sepenuhnya bagi orang-orang berdosa. Dengan demikian, Ia menghendaki agar para pengikut-Nya mengambil bagian di dalam tanggungjawab gereja sesuai dengan kasih dan kemampuan mereka. Tujuan sama pentingnya dengan tindakannya, dan ia yang lebih besar kasihnya akan memberi lebih banyak, sesuai dengan apa yang dimilikinya. Namun, mereka yang tidak memiliki kasih akan menjadi kikir. Janda yang miskin memberikan seluruh upahnya satu hari itu. Jumlahnya memang kecil, tetapi jumlah itu besar dalam pandangan Tuhan. Ia memberi lebih banyak dibandingkan dengan orang kaya yang hanya memberi sepersepuluh dari kelebihan uang mereka. Tuhan memandang hati. Ia ingin memerdekakan mereka yang mempercayai uang mereka sebagai berhala. Bisakah kasih anda akan Allah memerdekakan anda dari keterikatan kepada kekayaan anda dan menuntun anda kepada pengorbanan keuangan bagi pemberitaan Injil dan menolong mereka yang membutuhkan? Roh Tuhan mendorong anda untuk memberi, di depan umum dan secara pribadi, persembahan yang benar kepada Tuhan. Memberi bukanlah tugas bagi orang-orang Kristen, tetapi kesempatan untuk menyatakan pertumbuhan rohani mereka.

Kristus menekankan perlunya mengenai memberi sedekah secara tersembunyi tanpa diketahui orang-orang lain, dan tanpa menuliskan jumlah dan nama dalam daftar penyumbang, agar diketahui oleh semua orang. Orang yang mau menonjolkan diri dan mengharapkan penghargaan dari manusia karena pemberiannya akan kehilangan berkat ilahi. Yesus mendorong para murid-Nya agar ketika memberi sedekah mereka, tidak memberi tahu anggota keluarga dan sahabat agar pemberian itu tidak menjadi kesombongan di kemudian hari.

“Janganlah tangan kirimu tahu apa yang dilakukan tangan kananmu” ketika anda memberi sedekah. Mungkin ini menunjuk kepada korban, memberi persembahan kepada Allah untuk perbendaharaan Bait Allah—tindakan yang mungkin dilakukan dengan tangan kanan ketika masuk atau keluar dari Bait Allah melewati kotak perbendaharaan. Atau memberi sedekah dengan tangan kanan menunjukkan adanya keinginan yang penuh dengan belas kasihan dan bukannya disertai keraguan yang melambatkan. Tangan kanan sering dipakai untuk menolong orang miskin, mengangkat mereka, membalut luka mereka, dan melakukan perbuatan lain lagi dari bantuan keuangan. Tetapi, apapun kebaikan yang dilakukan tangan kanan anda kepada orang-orang miskin, janganlah tangan kiri tahu apa yang dilakukan tangan kanan. Sembunyikan sedapat mungkin; berusahalah untuk melakukannya secara pribadi. Lakukan itu karena hal itu adalah kebaikan, dan bukan karena anda akan mendapat nama baik karenanya.

Kita jangan terlalu memperhatikan semua kebaikan yang kita lakukan—memuji dan mengagumi diri sendiri. Memuji diri dan mengagumi apa yang kita lakukan adalah bibit dari kecongkakan. Kita mengingat kebaikan orang-orang dan menghargainya, bahkan saat mereka sendiri sudah melupakannya. Kalau kita tidak terlalu memperhatikan kebaikan kita sendiri, Allah yang akan sangat memperhatikannya.

Apakah kita memberikan persembahan kita untuk mendapatkan lebih banyak berkat dan pahala yang jelas di surga? Allah kita bukanlah pedagang dan Ia tidak membayar bunga untuk sedekah kita dari bank surgawi. Sebelum kita memberikan persembahan kita kepada-Nya, Ia sudah mengorbankan Anak-Nya sepenuhnya bagi kita. Tuhan sendiri adalah pahala bagi kita! Kita tidak berkorban untuk mendapatkan keselamatan, tetapi kita memberi karena kita sudah mendapatkan keselamatan, sehingga kita mempersembahkan uang dan diri kita kepada Bapa dan Anak dengan bimbingan dari Roh Kudus. Tujuan memberi di dalam Kekristenan adalah ucapan syukur dan pujian atas keselamatan kita yang diberikan secara cuma-cuma.

Penyebutan nama Allah Bapa membuat pemberian sedekah itu memiliki makna. Bisakah anak memberikan sedekah kepada Bapanya? Tidak, tetapi anak memberi sebagai lambang ucapan terima kasihnya dan memberikan kepada-Nya bagian dari panenan yang sebenarnya diberikan dahulu oleh-Nya di dalam kepenuhan-Nya. Allah kita tidak memerlukan pemberian anda, karena Ia kaya, dan Ia adalah pemberi, tetapi Ia memberikan kesempatan kepada anak-anak-Nya untuk mempersembahkan kepada-Nya hasil dari kemakmuran dan mengambil bagian dengan-Nya dalam memberitakan Injil dan menolong orang miskin secara bijaksana. Tuhan sudah menaruh tanggungjawab yang besar kepada kita supaya kita bisa senantiasa mengambil bagian di dalam tanggungjawab gereja. Jadi siapakah yang tergerak dan siapakah yang memberi dengan senang dan teratur?

Beberapa orang kaya Yahudi bisa membayar sumbangan mereka di depan umum, supaya ada arak-arakan memuji mereka, dengan terompet ditiup dan gendang ditabuh. Tetapi hari ini, kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah secara tersembunyi, tanpa pemberitahuan atau pengumuman. Berikanlah hati dan uang anda kepada Allah tanpa memberitahukan kepada orang lain apa yang anda lakukan, karena anda adalah milik Tuhan dan Tuhan milik anda.

DOA: Oh, Bapa surgawi, terima kasih atas kesabaran-Mu terhadap kami. Ampunilah kemunafikan kami dan pengorbanan kami yang kecil serta ajarilah kami untuk memberikan seluruh kehidupan kami di dalam ucapan syukur sebagai pujian kami kepada-Mu, sehingga kami bisa senantiasa menolong yang miskin, sakit dan membutuhkan. Berkatilah semua orang yang mencari Engkau dan yang tidak mengenal Engkau, Ajarkan kami untuk berdiam diri ketika kami memberikan sedekah dan ikatlah kami di dalam kelemahlembutan dan penyangkalan diri. Tolonglah anggota gereja kami untuk terus mengambil bagian di dalam tanggungjawab keuangan mereka.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimana seharusnya persembahan diberikan kepada Allah Bapa?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 24, 2023, at 11:03 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)