Home -- Indonesian -- Colossians -- 027 (Mystery of the Gospel)
Previous Lesson -- Next Lesson
7. Penderitaan Paulus untuk Jemaatnya dan Misteri Injil (Kolose 1:23c-29)
KOLOSE 1:23c-24
23c …dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. 24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam ttubuhku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu gereja.
Paulus menggambarkan dirinya sebagai seorang pelayan Kristus, yang dalam pengejarannya akan Yesus, “diseret-seret melalui kenajisan oleh musuh-musuhnya”. Namun, sang rasul telah mengatasi kesengsaraan penderitaannya di dalam kuasa Yesus, dan dapat bersaksi bahwa ia bersukacita di dalam hatinya ketika ia, sebagai akibat dari pemberitaan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, dianiaya, dicaci maki, dan dipenjarakan. Selama masa pemenjaraannya yang panjang, ia tidak lagi bebas bepergian ke seluruh Kekaisaran Romawi untuk mengabarkan Injil. Dia hidup terus menerus di bawah pengawasan para penjaga penjara, namun masih memiliki izin untuk menerima tamu di bawah pengawasan mereka. Ia juga dapat menulis surat dan berdoa bersama dengan mereka yang membantunya. Dalam keadaan seperti ini, ia dapat menulis surat kepada jemaat di Kolose, dalam sukacita dan penghiburan Roh Kudus, bahwa ia menanggung pemenjaraan ini juga demi iman mereka.
Penyebab tersembunyi dari sukacitanya adalah karena ia tahu bahwa Yesus adalah kepala gereja-Nya, dan kita, para pengikut-Nya, adalah tubuh rohani-Nya. Semua yang harus saya tanggung demi nama-Nya, pertama-tama dirasakan oleh kepala rohani saya. Dia menderita bersama saya dan untuk saya. Ia mengasihi saya dan memperhatikan saya. Ketika saya dihina, difitnah dan menanggung pemukulan, kelaparan dan kehausan demi Dia, semua kekesalan ini adalah bagian dari pemenuhan penderitaan Tuhan saya yang telah bangkit. Yesus telah menggenapi keselamatan kita di atas kayu salib, dengan menanggung rasa sakit yang luar biasa. Akan tetapi, roh yang menguasai dunia ini membenci Anak Allah yang hidup dan berkuasa, termasuk semua orang yang percaya kepada-Nya. Roh kegelapan ini mencoba menghancurkan gereja-Nya dari dalam dan dari luar. Oleh karena itu, penderitaan Rasul Paulus dan kematian serta bahaya para martir yang tak terhitung jumlahnya merupakan penggenapan dari penderitaan Yesus. Penderitaan ini, yang menumpuk dari generasi ke generasi, tidak dapat dielakkan lagi akan membawa penghakiman terakhir (Mat. 10:17, 22; 24:9; Kis. 14:22; Rm. 8:17-18; Why. 6:11; 14:13).
Paulus sebelumnya, ketika masih hidup dalam kebebasan, menulis beberapa kalimat yang tidak biasa: “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketabahan, ketabahan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” ( Roma 5:3-5; 2 Korintus 4:17). Sang rasul mengetahui bahwa manusia duniawi tidak dengan senang hati menyangkal diri. Oleh karena itu, Yesus mengizinkan para pengikut-Nya untuk menderita dari waktu ke waktu, agar mereka dapat mati bagi “aku” mereka yang sombong dan terlalu peka. Namun, hal itu hanya mungkin terjadi ketika kuasa Yesus bekerja di dalam diri mereka. Yesus menderita dan menanggung bersama kita ketika kita dipaksa untuk mengalahkan kebencian dan kecongkakan kita terhadap musuh-musuh kita. Paulus sendiri harus melatih kesabaran selama masa pemenjaraannya yang panjang, sambil tetap menunjukkan kasih yang tulus kepada musuh-musuhnya. Namun, ia tetap percaya pada kehadiran Yesus yang menyertainya selama masa pemenjaraannya, dan bertumbuh dalam pengharapan akan kemuliaan di masa depan. Ia menyadari bahwa penderitaannya demi Yesus, bersama dengan doa-doanya, turut berperan dalam mempercepat dan membangun jemaat-jemaat.
DOA: Tuhan, hamba-Mu Paulus telah banyak menderita dalam pelayanan-Mu. Namun, Engkau telah menolong memikul bebannya. Hari ini banyak orang yang bertobat kepada Kristus dianiaya. Namun, Engkau menyertai mereka dan menderita bersama mereka. Kuatkanlah setiap orang di dalam kasih dan kesabaran yang menderita demi nama-Mu, sehingga tubuh rohani-Mu bertumbuh dan Engkau dimuliakan di dalamnya. Amin.
PERTANYAAN:
- Mengapa penderitaan kita di dalam nama Yesus sekaligus merupakan penderitaan-Nya?