Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- True Light - 7. The Sun Scatters the Thick Clouds
This page in: Cebuano -- English -- French -- German? -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Somali -- Telugu -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

Kegelapan Telah Berlalu dan TERANG YANG SEJATI Sekarang Bersinar
Sebuah Buklet Penting Bagimu

7. Matahari Menyerakkan Awan-Awan yang Tebal


Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari kematian, Kristus naik ke surga kepada Allah Bapa-Nya dan mengambil kemuliaan yang layak bagi-Nya, yang telah di kesampingkan ketika demi kebaikan kita, Dia menjadi manusia

Sebelum Dia disalibkan, Yesus membawa tiga murid-Nya dan mendaki Gunung Hermon. Dia ingin memperlihatkan kejayaan dari kemuliaan-Nya yang kekal dan menyatakan kebesaran-Nya jati diri-Nya yang abadi. Hal itu untuk mengkonfirmasi mereka atas iman mereka dan memastikan agar mereka tabah untuk menghadapi saat pencobaan dan pembelotan yang menjelang. Untuk itulah, Dia mengungkapkan dengan terang-terangan kemuliaan-Nya sehingga para murid itu jangan menjadi tertekan atau meragukan Ke-Illahian-Nya.

Adapun ke duabelas murid-murid Yesus are orang-orang muda dari keluarga yang sederhana; enam dari mereka adalah nelayan. Mereka telah mengaku dosa-dosa di hadapan Allah di padang belantara di muka umum dan telah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan sebagai pertobatan mereka.

Ketika para murid mendengar tentang Yesus dari Yohanes Pembaptis, bahwa Dialah Domba Allah, yang akan mengambil dosa dunia, beberapa dari mereka langsung pergi meninggalkan Yohanes Pembaptis untuk mengikuti Yesus. Mereka mulai menghargai kekuatan dari kasih-Nya dari firman-Nya dan perbuatan-Nya. Tetapi terang dari kemuliaan-Nya belum disingkapkan dari mata mereka hingga saat ke tiga orang murid-Nya bersama dengan-Nya di puncak gunung yang tinggi itu.

Yesus melarang ke tiga murid pilihan-Nya untuk membahas perubahan rupa-Nya sebelum Dia naik ke surga kepada Bapa-Nya, karena pengertian atas kemuliaan-Nya tidaklah sesuai logika ataupun filosofi, tetapi harus diterima dengan mata iman setelah berserah diri sepenuhnya pada-Nya. Pelajarilah tentang perubahan fisik Kristus sehingga anda menyadari betapa Yesus hidup hari ini, dan lihatlah kemuliaan dari Dia yang sudah dibangkitkan dari antara orang mati dan kuasa-Nya yang memerintah selamanya.

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Disitu mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagia kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan disini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. (MATIUS 17:1-8)

Wajah Yesus bersinar seperti matahari, dan kemuliaan-Nya yang hakiki pun terungkap. Para murid-Nya barulah menyadari bahwa Dia bukanlah orang biasa, tetapi sungguh adalah terang dunia dalam tubuh manusia: Anak dari Allah yang Maha Tinggi. “Terang dari Terang, Allah sejati dari Allah yang sejati, dilahirkan bukan diciptakan, dari hakekat yang sama dengan Allah Bapa.” Saat kebenaran ini tersingkap bagi mereka, mereka tersungkur ke tanah seperti orang mati, karena tubuh manusia mereka tidak dapat bertahan akan kemuliaan Allah. Lalu Yesus membangunkan mereka dan memerintah mereka untuk tidak takut.

Setelah Yesus mati dan bangkit dari kubur-Nya dan naik dalam kemuliaan kepada Allah Bapa, neraka menjadi gusar. Si jahat membalas dendam pada para pengikut Yesus melalui Saulus seorang pengikut Yahudi yang fanatik. Dengan nama Allah, dia mulai menghukum para pengikut Kristus. Dengan kejam, dia memaksa agar mereka menyangkal iman mereka. Mereka yang bersikukuh dengan iman mereka akan dihukum mati. Karena kesetiaannya, imam-imam kepala di Yerusalem memberi mandat pada Saulus untuk menyita harta benda mereka dan berkuasa untuk menganiaya dan menghukum orang-orang kristen di Damsyik.

Saat Saulus mendekat Damsyik, Tuhan Yesus menghentikannya dan menampakan kemuliaan-Nya pada si fanatik yang saleh itu. Dalam sekejap, Dia menyatakan kepadanya bahwa Yesus yang disalibkan, yang sedang dia aniaya, hidup. Dia tidak tetap tinggal dalam kubur-Nya, dan sekalipun Dia ditolak oleh bangsa-Nya, Dia sesungguhnya adalah Terang bagi dunia.

Ketika anda mempelajari kesaksian Paulus dengan teliti, anda akan mengerti bagaimana Allah yang hidup, hingga hari ini, masih bertemu secara pribadi dengan banyak orang, menyucikan, memenuhi dan mengirim mereka kepada bangsa-bangsa untuk membagikan terang-Nya kepada mereka yang masih tinggal dalam kegelapan. Inilah yang dijabarkan oleh Paulus (sebelumnya adalah Saulus) penampakan Kristus padanya, ketika Paulus sedang membela dirinya di hadapan Raja Agripa:

“Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari iman-iman kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya Raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.” Tetapi aku menjawab: “Siapa Engkau, Tuhan?” Kata Tuhan: “ Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Akau akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan”. (KISAH PARA RASUL 26:12-18)

Peristiwa sejarah ini memperlihatkan kepada kita secara jelas bahwa kesetiaan dan fanatisme untuk sebuah agama tidak dapat membenarkan seseorang, tetapi hanya oleh belas kasihan Yesus sang penebus dosa yang dapat menyelamatkan para pendosa dan menyucikan hati mereka.

Kristus dalam kebesaran-Nya tidak membunuh Saulus, penganiaya gereja-Nya. Sebaliknya, Dia menaruh kasihan padanya dan berbicara padanya secara pribadi. Dia mengampuni dosa-dosany dan membebaskan dia oleh karena anugerah-Nya. Yesus menyatakan kepadanya bahwa Dia dan semua anggota dari gereja-Nya adalah satu selamanya. Bahwa Yesus menderita saat gereja-Nya dianiaya, seperti Dia yang menderita juga secara personal. Kasih-Nya meliputi mereka dan Roh-Nya memiliki hidup mereka. Kebenaran ini, disebut Kesatuan Kristus dan gereja-Nya, adalah rahasia yang menembus pikiran Rasul Paulus. Inilah yang menjadi pesan baru dalam khobah-khobahnya.

Ketika jumlah orang kristen makin banyak dan berlipat ganda, setan berusaha untuk menghabisi gereja untuk selamanya. Pada masa penganiayaan ini, Rasul Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, diasingkan di pulau Patmos. Dia dibiarkan sendirian supaya mati karena kelaparan dan kehausan. Di saat yang bersamaan, banyak dari pengikut Kristus ditangkap, disiksa dan dibunuh.

Tuhan Yesus mengawasi hamba-Nya Yohanes ketika dia berdoa sendirian, menyatakan diri-Nya kepadanya dan menyakinkan dia bahwa pintu neraka tidak dapat menang melawan gereja-Nya karena Dialah Tuhan yang hidup. Rasul Yohanes mencatat pengalaman yang uniknya dibawah ini:

Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya: “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.” Lalu akau berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah akau berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepada dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Akau adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” (WAHYU 1:10-18)

Yesus Kristus hidup dan segala kuasa di surga dan di bumi ada pada tangan-Nya. Wajah-Nya bersinar seperti matahari dalam kemuliaannya. Cahaya dari kesucian-Nya menyinari dan menerangi kehidupan dari semua orang kudus-Nya, juga bagi dia yang tersungkur di tanah karena arti dari penghakiman-Nya meliputinya. Kristus adalah kasih dan kehidupan dan Dia tidak menginginkan kematian dari pendosa, tetapi sang pendosa harus bertobat dan dalam doa-doanya, perkataannya dan perbuatannya haruslah membawa terang surgawi kepada orang lain. Demikianlah, Yesus menyelamatkan Rasul Yohanes dari kematian dan memampukan dia untuk berdiri tegak dan melanjutkan menyaksikan kemuliaan sejati dari Yesus.

Para pembaca terkasih, jika anda mempelajari kelahiran Yesus Kristus, kehidupan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya dan menyadari bahwa Dia hidup di surga dalam keagungan-Nya yang abadi, maka anda akan mengerti arti dari perkataan Yesus: “Akulah Terang Dunia.” Kebesaran-Nya yang tidak terbatas lebih kuat dari pada semua kekuasaan dan keagungan di dunia ini, maka dia yang percaya pada Kristus, pada kematian-Nya dan kebangkitan-Nya akan dipenuhi dengan damai sejahtera dari Allah. Kristus yang hidup memberikan damai surgawi kepada setiap orang yang percaya pada-Nya.

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 16, 2021, at 02:56 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)