Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- True Light - 5. Darkness Hates the Light
This page in: Cebuano -- English -- French -- German? -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Somali -- Telugu -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

Kegelapan Telah Berlalu dan TERANG YANG SEJATI Sekarang Bersinar
Sebuah Buklet Penting Bagimu

5. Kegelapan Benci pada Terang


Apakah anda pernah mendengar tentang seorang dokter atau nabi atau pemimpin atau Filsuf, yang dapat melakukan mujizat dan keajaiban seperti Kristus Yesus? Dia menenangkan badai dengan perkataan-Nya yang berkuasa, dan memberi makan lima ribu orang di padang belantara dengan lima roti dan dua ikan. Dengan perkataan-Nya dia mengusir roh jahat yang merasuki orang-orang. Dia menyembuhkan orang dari segala penyakit mereka. Tidak ada masalah ataupun penyakit ataupun kekuasaan apapun yang dapat melawan wewenang kasih-Nya. Kristus menawarkan pelayanan-Nya yang ajaib dengan cuma-cuma, sementara Dia sendiri puas dengan hidup-Nya yang miskin. Dia tidak memuliakan diri-Nya sendiri, tetapi memuliakan Bapanya di surga dan memuliakan nama Bapa-Nya terus menerus. Dia begitu rendah hati sehingga Dia mengatakan: Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri! (Yohanes 5:30)

Yesus menyampaikan berita Injil kepada yang miskin dan mengangkat kesesakan mereka dengan kuasa dari roh-Nya. Tetapi, tugas-Nya yang utama adalah untuk menanggung dosa seluruh dunia ini. Dia sudah membebaskan kita dari ikatan perbudakan Setan setelah Dia menyatakan keberdosaan kita memerlukan keselamatan. Kristus membebaskan pengikut-Nya dari pemikiran yang salah bahwa kesalehan mereka dapat menyelamatkan mereka, dan pada saat yang bersamaan memberikan mereka pengharapan yang luar biasa. Oleh karena kasih-Nya Kristus dapat menyelamatkan mereka dari murka Allah karena dosa-dosa mereka. Yesus sudah menanggung dosa seluruh dunia dan juga sudah memikul penghakiman untuk seluruh umat manusia. Dia mendamaikan Allah dengan manusia dengan pengorbanan-Nya. Jadi Kristus lemah lembut, menyucikan, sang terang yang menyembuhkan. Semua orang yang datang pada-Nya tidak akan dihukum, tetapi akan dibenarkan dan diselamatkan. Mereka yang mengikuti-Nya tidak akan berjalan dalam kegelapan tetapi akan mempunyai terang hidup.

Kristus mengalahkan semua godaan tetapi tidak berbuat dosa. Baik para musuh-Nya dan para penguasa Roma tidak dapat menemukan pelanggaran dan kesalahan apapun untuk bisa menuduh-Nya. Karena terang Illahi yang ada di dalam Dia mengatasi setiap godaan, kegelapan ataupun kebobrokan. Wahyu yang diilhami selalu membuktikan kesucian Kristus. Tidak ada dosa yang ada pada-Nya. Jadi, hanya Dia yang layak menjadi penebusan bagi para pendosa. Dari kebesaran kasih-Nya, Dia menderita karena dosa-dosa kita dan menutupi segala pelanggaran kita. Di atas salib Dia berseru:

ALLAHKU, ALLAKU,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Matius 27:46

Karena Kristus, yang mengungkapkan kepada kita Ke-Bapaan Allah dan yang berasal dari kekekalan dengan-Nya, memikul penghakiman bagi kita. Dia adalah domba Allah, yang menanggung dosa-dosa kita dan memikul penderitaan milik kita. Apakah anda menyadari betapa besarnya pembenaran yang ditawarkan Allah bagi anda?

Allah yang suci tidak dapat memaafkan tanpa alasan, karena tuntutan dari keadilan-Nya akan berselisih dengan tuntutan dari kasih-Nya. Keadilan memerlukan pendosa binasa dan mendapat hukuman kekal-Nya, karena dia melanggar hukum Allah dan membuat Allah marah. Dosa adalah pelanggaran, tetapi kasih Illahi menginginkan orang berdosa diselamatkan. Karena alasan ini, Allah mengirim Kristus sebagai pengganti bagi umat manusia untuk menghapus dosa dunia dan menderita penghakiman bagi kita. Dengan demikian dia memelihara hukum Allah, memenuhi tuntutannya dan membungkam penuntut hukum yang kejam, karena Kristus, karena kasih-Nya membayar untuk pendamaian bagi kita. Berikut ini adalah kejadian akan mendalami kebenaran rohani ini.

Di sebuah negara barat ada seorang hamba Tuhan, dia mempunyai kebiasaan mengebut mobilnya di jalan. Suatu hari seorang polisi menghentikan mobil nya dan menilangnya. Dia pun menghadiri sidang di pengadilan setempat. Awalnya sang pendeta merasa senang karena hakim di persidangan itu adalah majelis di gerejanya. Jadi dia ke sana, merasa tenang karena sang hakim adalah temannya.
Anda dapat membayangkan kekagetannya ketika dia memasuki ruangan sidang dia melihat ke arah tempat hakim berada dan hakim terlihat sangat tidak ramah. Kebingungannya bertambah ketika sang hakim menanyakan nama dan profesi dan apakah pendeta itu mengerti peraturan lalu lintas. Ketika sang pendeta menjawab dia mengerti peraturannya, sang hakim menjawabnya: “Jika begitu mengapa anda mengebut? Anda harus tahu bahwa anda telah melanggar hukum dan bersalah.” Saat mendengar jawaban itu kesallah pendeta itu, dia tahu bahwa beberapa polisi seringkali bersikap lunak dengan pelanggaran kecepatan. Dia menjadi marah karena hakim itu, temannya, telah menegurnya untuk pelanggaran ringan nya, memaksanya mengakui kesalahan dihadapan para hadirin. Dan karena dia mengakui dia telah melanggar hukum, petugas pengadilan menilangnya dengan sejumlah uang yang senilai setengah dari gaji bulanannya.
Saat pendeta itu meninggalkan pengadilan, dia pun bergegas pulang ke rumahnya. Tak lama kemudian dia menelpon rumah hakim itu dan ingin berbicara dengannya. Istri hakim itu memberitahunya hakim itu belum tiba di rumah. Lalu hamba Tuhan itu dengan marah mengecam istri hakim itu karena perlakuan suaminya itu. Bahwa suaminya telah mengungkapkan kesalahannya di hadapan semua hadirin di ruang pengadilan dan dia harus membayar denda yang dia tidak sanggup untuk membayarnya. Istri hakim itu menjawabnya dengan ramah: “Ketika suami saya melihat kasus di surat kabar pagi ini dia tertawa terbahak-bahak, lalu dia mengatakan: “Hari ini saya akan memberi pelajaran pada teman baikku, hamba Tuhan itu, pelajaran tentang keadilan dan belas kasihan yang tidak akan dia lupakan selamanya. Pendeta itu menjawab dengan pedas: “Di mana belas kasihan dan di mana keadilannya? Saya harus membayar sejumlah uang besar untuk pelanggaran sepele seperti itu!” Lalu istri hakim itu menenangkannya dengan mengatakan: “Sabarlah sebentar saja, Pak Pendeta. Anda akan segera mengerti tujuan dari perlakuan sahabat rohani anda.”
Pada saat itu tukang pos menekan bel rumah sang pendeta dan menyerahkan surat kilat dari hakim, temannya. Ketika dia membukanya, di dalam surat itu berisi sebuah cek pembayaran tilang karena pelanggaran kecepatan, juga untuk semua biaya pengadilan. Hakim itu menyertakan catatan yang bertuliskan: “Saya adalah sahabatmu; Saya mengasihimu dan menghormatimu. Walaupun begitu, saya terikat pada prinsip-prinsip keadilan. Tetapi karena persahabatan kita, semua orang di ruangan pengadilan mengharapkan saya untuk bersikap lunak padamu dan memberikan hukuman yang ringan. Tetapi saya tidak dapat memikirkan jalan keluar yang lain selain memberikan hukuman yang paling keras menurut peraturan yang ada. Juga pada saat yang bersamaan saya memutuskan untuk membayar seluruh denda tersebut karena kasih saya pada anda. Dapatkan anda menerima tindakan saya sebagai pelajaran yang berharga dalam persekutuan dari kasih Allah dan keadilan yang dinyatakan dalam pengorbanan Kristus untuk kita?

Allah, dalam kesucian-Nya yang sempurna, tidak akan menyalahgunakan keadilan dalam keadaan bagaimanapun. Sebaliknya Dia kan menghakimi kita sesuai dengan hukum dan mengutuk kita kepada kematian dan penghukuman yang layak kita terima. Puji syukur karena kasih-Nya yang besar pada kita hingga Dia relakan Kristus untuk menanggung semua dosa kita. Kristus mati ganti kita. Dengan cara ini Dia telah membayar lunas untuk pembebasan kita dari konsekuensi dari penghakiman-Nya. Kematian Kristus ini adalah kemenangan yang luar biasa dari kegelapan.

Keadilan mengambil alih tempat ketidakadilan untuk membuka jalan bagi kita menuju anugerah dan terang. Sejak saat itu matahari kebenaran menyinari para pengikut Kristus. Mereka tidak lagi harus hidup dalam kegelapan karena dosa mereka, karena Kristus telah melepaskan mereka dari hukuman dosa. Setan tidak lagi memiliki hak ataupun kekuasaan atas mereka,karena Kristus mewakili mereka dihadapan Allah Bapa. Demikianlah, seluruh orang percaya dalam Kristus mengakui penebusan oleh Kristus dengan hati yang bersyukur dan puji-pujian seperti wahyu Illahi dari nabi Yesaya, tujuh ratus tahun sebelum kematian Kristus yaitu:

TETAPI SESUNGGUHNYA,
penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing
kita mengambil jalannya sendiri.
Tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba
yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang mengguntingkan bulunya,
ia tidak membuka mulutnya.
Yesaya 53:4-7

Pembaca terkasih, Kristus adalah sang “Korban Agung”, tentang Dialah dari semua yang kita baca di Alkitab. Pendamaian antara dunia dan Allah hanya dapat tercapai karena kematian-Nya. Kami sarankan anda menghafalkan kata-kata yang diilhami dari nabi Yesaya dan renungkanlah dengan sungguh-sungguh agar anda mengerti arti dari penderitaan Kristus. Sehingga anda dapat mendapatkan kebenaran Allah yang disiapkan untuk anda secara pribadi.

AKULAH
Kebangkitan dan
HIDUP;
Barangsiapa percaya kepada-Ku,
IA AKAN HIDUP
Walaupun ia sudah mati;
Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku,
TIDAK AKAN MATI SELAMA-LAMANYA.
Yohanes 11:25-26

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 16, 2021, at 02:43 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)