Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 035 (Immediate Vicinity of the Almighty)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 2 - PENOBATAN YESUS KRISTUS (WAHYU 4:1 - 6:17)
BAGIAN 2.1 ALLAH, KUDUS DAN MAHAKUASA DI SURGA (WAHYU 4:1-11)

2. Sekeliling Yang Mahakuasa (Wahyu 4:4-8)


Petir dan guruh serta Suara di Tahta Allah: Setelah Yohanes melaporkan tentang sekumpulan tua-tua yang duduk di “sekitar” tahta, penjelasannya kemudian beralih kepada penjelasan mengenai tahta itu sendiri. Sebagaimana yang sudah disebutkan, tahta itu tidak berbentuk sebuah kursi atau sofa, karena lebih mirip dengan sebuah rumah kecil yang mirip istana atau sebuah mobil yang dibuat untuk memiliki beberapa lantai, ruangan dan panggung dengan berbagai fungsi.

WAHYU 4:5a
5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, ...

Bukan wujud dari tahta itu atau rumitnya bentuk atau terangnya kemuliaan yang memancar dari sana yang menarik perhatian Yohanes, tetapi yang sangat menarik perhatiannya adalah dahsyatnya energi yang keluar dari sumber daya untu alam semesta ini yang dimunculkan dalam bentuk kilat dan bunyi guruh. Kilat yang sangat menyilaukan membuat Yohanes ketakutan dan terkejut. Pada awalnya ia memahami dahsyatnya kekuatan yang terpancar dari tahta itu. Allah adalah sumber kekuatan yang menciptakan segala sesuatu dan memelihara semuanya. Yohanes Pembaptis melihat sendiri kemahakuasaan itu.

Kilat dan guruh yang menderu itu melukai telinganya dan menggentarkan jauh ke dalam jiwanya. Ia melihat kuasa Allah dengan mata dan telinganya. Tidak salah kalau di jaman dahulu nenek moyang kita mengatakan bahwa Allah sedang murka kalau ada bunyi petir menggelegar dan menyambar rumah sampai menghanguskannya atau menyambar manusia sampai mati. Dan tidak jarang juga bunyi guruh yang menderu membuat orang Kristen terdorong untuk menekuk lututnya dan berdoa. Sebuah badai yang melanda mungkin juga membuat kita merasa hanya seperti makhluk kecil yang tak berdaya, dan membuat kita merasakan betapa segala kekuatan dan kuasa alam ini tunduk kepada Allah kita.

Selain pernyataan kekuatan dari tahta Allah ini ada suara lain yang juga sangat menarik perhatian bagi sang nabi. Apakah ia mendengar nyanyian pujian umat Israel dalam pujian penobatan Dia yang Kudus dari Israel sebagaimana yang tertuli di dalam Mazmur 22:4? Atau apakah dia mendengar kesaksian dari para sakasi di tengah-tengah cobaan mereka dan ketakutan mereka akan kematian? Apakah itu seruan keputus-asaan dari penderitaan di seluruh dunia karena ketidakadilan, atau keluhan senyap dari jutaan perempuan di dunia ini yang diperlakukan buruk, atau erangan dari orang-orang yang kelaparan, atau tangisan dari para pengungsi, atau kertakan gigi dari anak-anak yatim, atau tangisan doa di Tembok Ratapan, atau tangisan dari para petobat baru yang sedang dianiaya? Allah mendengar setiap suara yang diserukan kepada-Nya. Murka-Nya terhadap meningkatnya tindakan ketidakadilan terhadap orang-orang yang tak berdaya, belas kasihan-Nya terhadap mereka yang tidak berdaya dan kediaman-Nya ketika Ia mendengar penghujatan tidak bisa ditahan. Mazmur pasal 2 mengatakan bahwa Allah “tertawa” ketika manusia memberontak terhadap Dia dan Dia yang Diurapi-Nya. Sebagai tanggapan atas semua pertanyaan, dosa dan doa yang dinaikkan manusia Ia mengutus kepada Anak-Nya yang lemah lembut itu kepada manusia (Mazmur 2:7; Matius 3:17).

Suara di tahta Allah yang dituliskan oleh Yohanes mungkin juga berisi perintah, panggilan atau petunjuk. Namun Yohanes tidak mengatakan apapun tentang isi, sasaran dan tujuannya. Ia juga tidak berbicara mengenai kemungkinan bahasa atau gaya bicara yang dipakai di sana.

Suara apakah yang anda naikkan ke hadapan tahta Allah? Apa perkataan diterima dan diingat oleh Tuhan? Apa yang akan Dia perdengarkan kembali kepada anda? Kita semua harus bertanggungjawab atas semua perkataan yang pernah kita ucapkan! Tahta Allah adalah pusat dari alam semesta. Dan daya tampungnya sama sekali tidak ada batasnya.

DOA: Tuhan yang Kudus, ajarkanlah kami untuk berdoa dan bersyukur dalam keserasian dengan tujuan-Mu, bukan hanya bagi kerabat kami, tetapi juga untuk orang-orang percaya yang sedang mengalami kekecewaan, cobaan dan bahaya. Penuhilah hati kami dengan roh doa sehingga kami tidak hanya berdoa untuk diri kami sendiri, tetapi agar Roh-Mu yang penuh dengan belas kasihan menuntun kami untuk menaikkan doa yang berkenan kepada kehendak Bapa-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Apakah suara-suara yang terdengar di tengah-tengah petir dan guruh yang menderu di tahta Allah?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 11:22 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)