Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 249 (Peter Denies Christ)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 5 – Penderitaan dan Kematian Kristus (Matius 26:1 - 27:66)

16. Petrus Menyangkali Kristus (Matius 26:69-75)


MATIUS 26:69-75
69 Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." 70 Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." 71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." 72 Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." 73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." 74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. 75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Petrus dulu mengikut Kristus dengan kemantapan, keberanian, dan kesetiaan. Ia sangat berani dan percaya diri. Ia mengikuti Kristus dengan diam-diam dari kejauhan, sementara para murid yang lain sudah putus asa dan melarikan diri. Mungkin ia berharap bahwa Kristus akan menang di saat-saat terakhir, dengan dukungan jutaan malaikat, dan bahwa ia akan mengambil bagian di dalam kemenangan itu dan menjadi kepala para menteri di dalam kerajaan-Nya yang baru.

Untuk banyak orang, kumpulan dengan orang yang buruk menjadi celah untuk dosa. Mereka yang secara tidak perlu membukakan diri kepada kumpulan yang demikian sedang berjalan di tempat kediaman Iblis. Ketika mereka masuk ke dalam kumpulan yang demikian, mereka harus siap menghadapi cobaan dan jebakan, sebagaimana yang terjadi kepada Petrus.

Petrus tersandung di depan interogasi yang dilakukan oleh seorang hamba perempuan yang tidak penting yang mengenali dia di depan pelataran kediaman imam besar. Perempuan itu bersaksi di depan umum bahwa Petrus adalah seorang pengikut Yesus dan curiga bahwa dia mungkin datang untuk menyelamatkan Yesus. Petrus berpura-pura bodoh dan menyangkali Tuannya, dengan mengatakan kepada perempuan itu, “Aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Nubuat mengenai penyangkalan Petrus sedang digenapi.

Pertanyaan perempuan itu sudah menakutkannya karena ia memahami bahaya akan ditahan. Namun, Petrus berpura-pura tenang dan tidak terganggu. Setelah beberapa saat, ia bangkit dan kemudian pergi ke pelataran pengadilan. Si jahat mengikuti dia dan mengirimkan seorang perempuan lain kepadanya yang sudah memperhatikan dia, tetapi Petrus berbohong lagi dan bersumpah bahwa ia tidak pernah melihat Kristus sebelumnya. Ia jatuh ke dalam kebohongan demi kebohongan. Ia tidak menyangkal dirinya, dan ia tidak siap mati bagi Kristus.

Orang-orang dan para prajurit yang sedang berdiri mengelilingi api menoleh ke arah Petrus saat ia bersumpah dan membela dirinya. Mereka kemudian mengerumuni dia dan mengatakan bahwa dari cara berbicaranya membuktikan bahwa Petrus berasal dari Galilea dan pasti pengikut dari sang terdakwa itu. Petrus mengutuki dirinya dan bersumpah demi Allah bahwa ia tidak memiliki hubungan apapun dengan Kristus, bahwa ia tidak pernah melihat atau mengenal Dia.

Kristus memakai ayam jantan untuk menyadarkan Petrus. Ayam jantan berkokok dan mengingatkan Petrus akan perkataan Kristus. Pada saat itu juga, Petrus menyadari kepengecutannya, kejahatannya, dan bahwa ia layak dibinasakan. Ia menjadi hancur hati dan menangis dengan sangat sedih. Di sini Petrus mati bagi kesombongannya sendiri, dan rasa percaya dirinya sepenuhnya berantakan.

Sudahkah ayam jantan berkokok untuk kesombongan anda dan rasa percaya diri anda? Apakah anda memiliki keberanian untuk mengatakan bahwa Kristus adalah Anak Allah yang hidup, meski banyak orang-orang yang tidak percaya di sekitar anda?

DOA: Tuhan Yesus Kristus, ampunilah kami karena percaya kepada diri kami sendiri. Ciptakanlah di dalam diri kami kepercayaan hanya kepada Allah saja, sehingga kami bisa berdiam di dalam kebenaran-Mu dengan setia bahkan pada saat pencobaan datang. Ajarkanlah kepada kami untuk menjauhkan diri ari semua dusta, termasuk dusta putih yang kecil, dan untuk mengakui bahwa Engkau adalah Anak Allah dan tidak menyangkali bahwa Engkau adalah Anak Allah dengan berdiam diri saja.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah Petrus menyangkali Tuhannya tiga kali?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 02, 2023, at 08:53 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)