Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 017 (Jesus' birth)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 1 - Periode Awal di dalam Pelayanan Kristus (Matius 1:1 - 4:25)
A – Kelahiran dan Masa Kanak-Kanak Yesus (Matius 1:1 - 2:23)

2. Kelahiran dan Pemberian Nama Yesus (Matius 1:18-25)


MATIUS 1:22-23
22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: "Allah menyertai kita".

Malaikat menegaskan kepada Yusuf bahwa yang dikandung oleh Maria itu adalah dari Roh Kudus. Ia juga membawa Yusuf kepada nubuat Perjanjian Lama yang dikatakan oleh Tuhan 700 tahun sebelumnya melalui nabi Yesaya (Yesaya 7:14; 9:6). Allah menghendaki agar Yusuf memahami bahwa mujizat ini tidak terjadi secara kebetulan tetapi sudah dirancang jauh sebelumnya, menjadi hakekat dari keselamatan dilahirkan kembali dari air dan Roh-Nya, dan puncak dari sejarah orang-orang Yahudi.

“Yang dijanjikan” adalah Anak yang lahir dari Anak Dara itu. Nama-Nya, Immanuel (dalam bahasa Ibrani) berarti “Allah menyertai kita.” Melalui Dia Allah datang untuk berdiam di antara umat-Nya. Sejak jaman dosa masuk ke dalam dunia ini, Sang Pencipta sudah memisahkan diri dari ciptaan-Nya karena Dia sangat mulia dan kudus. Di dalam pandangan kemuliaan dan kekudusan-Nya, Ia harus menghukum dosa; karena Allah di dalam hakekat-Nya, adalah musuh bagi dosa dan tidak ada orang-orang berdosa yang bisa berdiam di hadirat-Nya. Ia akan menghukum semua manusia yang tidak mau bertobat dan berbalik dari jalannya yang jahat.

Nama “Immanuel” jauh melebihi kemampuan pemahaman kita. Allah berinkarnasi di antara kita memperdamaikan dunia dengan dirinya, membawa kedamaian dan membawa kita masuk ke dalam perjanjian dan persekutuan dengan diri-Nya. Sebelum kedatangan Yesus, orang-orang Yahudi merasakan kebersamaan Allah dengan mereka di dalam lambang dan bayangan, tetapi tidak pernah sampai di satu saat dimana “Firman menjadi manusia.” Allah berdiam di antara umat-Nya di dalam Immanuel yang dijanjikan-Nya, Yesus, dan bukan hanya dalam lambang kehadiran di antara kerubim.

Betapa luar biasa karya yang dilakukan oleh Allah untuk membawa pendamaian dan hubungan antara Allah dan manusia. Dua hakekat itu bersatu bersama di dalam Pribadi sang Pengantara, yang tepat untuk menjadi wasit, “yang dapat memegang kami berdua” (Ayub 9:33), karena Ia mengambil bagian di dalam hakekat kemanusiaan dan juga keilahian. Di sini, kita bisa melihat rahasia yang paling dalam dan kasih karunia yang paling kaya. Dalam terang penciptaan kita melihat Allah sebagai Allah yang berkuasa yang jauh melebihi kita; di dalam terang hukum, kita melihat Dia sebagai Allah yang menghakimi yang mengakibatkan ketakutan kita; tetapi di dalam terang Injil, kita melihat Dia sebagai “Immanuel” yang mengasihi, Allah beserta kita, berjalan di antara kita dalam rupa manusia, sangat dekat dan sangat pribadi. Di sini Sang Penebus “memberikan kasih-Nya.”

Orang yang tidak bertobat adalah pendusta. Ia mendustai dirinya sendiri dan mendustai orang-orang lain, khususnya ketika sahabatnya menyapa dia, “Allah menyertaimu.” Mereka sebenarnya harus mengatakan, “Allah melawanmu,” karena murka Allah dinyatakan terhadap kesesatan dan kejahatan.

Sejak kelahiran Kristus kita melihat bahwa kekudusan Allah menjadi satu dengan kasih dan belas kasihan-Nya. Bayi di palungan itu lahir murni dan tanpa noda untuk memperdamaikan kita dengan Allah yang kudus, mengambil semua kekurangan manusia, dan menanggung murka penghakiman yang sebenarnya harus kita pikul, mengalahkan untuk selamanya segala penghalang yang memisahkan kita dari Allah. Kristus yang benar dan penuh kasih karunia itu adalah penghubung antara Allah dengan kita.

Tidak ada agama dan tidak ada orang yang memiliki hak untuk mengatakan, “Allah menyertai kita” kecuali mereka yang menerima Kristus. Di dalam pribadi Kristus, Allah datang dan bekerja. Barangsiapa berpegang kepada-Nya akan menerima Roh Kudus yang memimpin orang-orang percaya kepada kesucian, kebenaran, dan pelayanan. Tidak seorangpun yang bisa mengatakan, “Allah menyertai kita” kecuali ia mau hidup benar di dalam roh, dan mengalami berdiamnya pribadi Allah.

Orang yang mencari Allah akan menjadi takjub oleh berita yang sederhana yang terdapat di dalam pribadi Yesus, “Allah menyertai kita.” Tekun berdoa, mentaati hukum, hari raya dan lagu-lagu rohani tidak membawa anda dekat kepada Allah kecuali kalau anda berdiam di dalam Pengantara yang diutus Allah. Kita tidak layak menerima kedatangan-Nya, namun anak dara itu melahirkan anak laki-laki, memberi nama Immanuel, sesuai dengan rencana Allah sejak dahulu kala.

DOA: Saya menyembah Engkau, Allah yang Kudus, karena Engkau penuh kasih. Jangan meninggalkan saya dan jangan membinasakan saya, tetapi kasihanilah saya. Engkau datang dalam kerendahan kepada saya di dalam palungan, menanggung segala dosa saya, dan membasuh saya dari segala kecemaran. Terima kasih karena Engkau berjanji tidak akan meninggalkan atau membuang saya.

PERTANYAAN:

  1. Apakah makna kata “Immanuel”? Dan mengapa Kristus layak menyandang nama itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 20, 2023, at 06:31 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)