Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 031 (One Sitting on the Throne)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 2 - PENOBATAN YESUS KRISTUS (WAHYU 4:1 - 6:17)
BAGIAN 2.1 ALLAH, KUDUS DAN MAHAKUASA DI SURGA (WAHYU 4:1-11)

1. Dia yang Duduk di Tahta (Wahyu 4:1-3)


Sang Nabi Dipanggil Lagi: Yohanes mendengar malaikat berbicara kepadanya untuk kedua kalinya dengan suara seperti bunyi sangkakala (Wahyu 1:1.10). Suara yang menggelegar dari malaikat itu menggetarkan hatinya. Sang pelihat kemudian mengalami lagi panggilan yang kedua seperti panggilan yang pertama. Penglihatan lanjutan ini adalah untuk memberikan kepadanya pemahaman yang lebih mendalam tentang dimensi transendental.

Malaikat memanggilnya, “Naiklah ke mari ke pintu yang terbuka! Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang sudah tersembunyi sejak kekekalan dan pandanglah dari ambang pintu siapakah Allah itu dan apa yang ingin dinyatakan-Nya kepadamu. Rahasia tentang masa depan yang dekat dan yang jauh akan dibukakan kepadamu.”

Musa naik ke Gunung Horeb pada saat pembuatan perjanjian sehingga ia bisa bertemu dengan kemuliaan Allah di dalam embun yang kelam (Keluaran 20:21).

Di dalam kitab Wahyu Yesus Kristus kata naik itu tidak memiliki makna geografis. Surga adalah tempat rohani yang berada di luar waktu dan tempat. Di dalamnya mengandung makna pusat kekuatan. Di dalam surga ada terang, roh dan kasih.

Yohanes berdiri di ambang Ruang Mahakudus. Ia tidak bisa bergerak dengan bebas di dalam surga dan tidak dengan bebas bisa berbicara dengan sang Pencipta, tetapi ia sangat bergantung kepada pimpinan wahyu dari malaikat. Waktunya untuk kembali kepada Bapanya belum tiba.

Namun malaikat mau menunjukkan kepadanya, apa yang akan terjadi pada saat Yesus memperbaharui gereja-Nya. Masa kini dan masa depan terkait dengan sangat erat di dalam kekekalan. Penghakiman adalah konsekwensi dari masa lalu. Masa gereja akan berakhir, dan kita tidak bisa mengelak dan harus menghadapi rasa sakit bersalin menjelang Akhir Jaman. Malaikat ditugaskan untuk menunjukkan dan menyatakan kepada sang pelihat apa yang harus terjadi segera (1:1). Orang-orang saleh di dalam arah perjalanan sejarah harus berakar di dalam kekudusan dan kasih Allah. Keadilan penghakiman-Nya tidak akan pernah salah.

Allah bukan hanya Mahakuasa, tetapi juga Maha Bijaksana dan Mahatahu. Ia sudah mengetahui sejarah bangsa-bangsa dan sejarah manusia sebelumnya, meski Ia tidak memaksa siapapun untuk mengikuti kehendak-Nya. Ia memanggil dan memberi perintah, mengajak dan mengancam, tetapi Ia tidak memperbudak siapapun. Allah menghendaki kita hidup sebagai anak-anak-Nya, dan bukan sebagai budak-Nya. Kasih dan kekudusan-Nya menjadi kekuatan yang mengarahkan di dalam sejarah. Penyerahan diri dari orang-orang yang mengasihi Dia dan pemberontakan dari orang-orang yang tidak tahu bersyukur kepada-Nya menjadi parameter yang menentukan perkembangan yang kemudian terjadi di dalam sejarah.

Maukah anda masuk ke dalam surga atau anda mau tetap berada jauh dari Allah? Dimanakah rumah terakhir anda? Apakah anda siap untuk peralihan yang terakhir itu?

DOA: Terima kasih, Bapa Surgawi, karena sudah memangil Yohanes untuk menjadi saksi bagi rahasia-rahasia di surga. Tolonglah agar kami tidak mengabaikan panggilan-Mu untuk melayani Engkau dan kuatkanlah kami untuk melakukan kehendak-Mu yang kudus.

PERTANYAAN:

  1. Apakah alasan dari panggilan Ilahi kepada Yohanes?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 11:23 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)