Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Ephesians -- 015 (How does the power of God and the strength of His might show itself in Christ´s followers?)

This page in: -- Arabic -- English -- German -- INDONESIAN -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

EFESUS - Hendaklah Kamu Penuh dengan Roh
Meditasi, Renungan, Doa dan Pertanyaan Seputar Surat-surat kepada Gereja di Efesus
Bagian 1 - Doa-doa sang Rasul di Awal Suratnya Bagi Jemaat di Efesus dan Sekitarnya (Efesus 1:3-23)
B. Ucapan syukur dan Syafaat dari Rasul Paulus untuk Orang-orang kudus di Efesus (Efesus 1:15-23)

Bagaimanakah kuasa Allah dan kekuatan kuasa-Nya dinyatakan di dalam kehidupan para pengikut Kristus? (Efesus 1:19-22)


Efesus 1:19-20a
“Dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus”

Kuasa yang dibicarakan Paulus di sini adalah kuasa Allah, yang dibuktikan ketika Anak-Nya yang Tunggal bangkit dari kamatian, ketika Ia naik ke surga, dan ketika Ia duduk di atas tahta, serta memberikan kepada-Nya segala kuasa di surga dan di bumi. Tuhan Yesus sudah menubuatkan di hadapan Mahkamah Agama bahwa ia akan duduk di sebelah kanan yang Mahakuasa, di mana kata “Yang Mahakuasa” menunjuk kepada Allah sendiri. Dengan ini Tuhan Yesus menyatakan tentang siapakah Allah itu, yaitu kuasa yang menciptakan dan memelihara segala sesuatu. Di dalam bahasa Yunani kata yang paling sering dipakai untuk kuasa adalah “Dinamis,” yang berarti dinamit, meskipun dinamit ini bukanlah dinamit yang meledakkan dan menghancurkan, tetapi justru dinamit untuk membangun dan menyembuhkan, sebagaimana yang pernah dituliskan di dalam Perjanjian Lama, “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” (Zakharia 4:6). Tuhan Yesus menyingkapkan rahasia ini ketika Ia mengatakan kepada para murid-Nya, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku...” (Kisah Para Rasul 1:8). Roh Kudus adalah kuasa Allah sendiri, yang menyatakan kuasa itu ketika Ia mengutus para saksi berbicara tentang kemenangan, kerajaan dan kemuliaan Anak Domba Allah. Jadi sang Tritunggal yang Kudus adalah perwujudan keseluruhan kuasa Allah, yang bekerja tidak hanya seperti arus searah (110 volt) atau arus dua arah (220 volt), tetapi bagaikan arus tiga arah (330 volt), yang hanya dipakai ketika ada tuntutan untuk kekuatan dan kuasa yang teramat sangat besar. Dalam upaya untuk menjelaskan tentang hal ini, kita bisa mengatakan, “Allah kita, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah sumber utama dari kekuatan, kedaulatan dan kemahakuasaan.

Namun Tuhan yang bangkit itu membatasi sendiri pernyataan dari kuasa-Nya, sebagaimana yang dengan jelas dikatakan-Nya kepada Paulus, “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12:7-10).

Paulus dengan jelas menyaksikan pengalaman yang dimilikinya berkaitan dengan kuasa Allah selama masa kehidupannya di dalam pelayanan, dan juga pada saat ia harus mengalami keterbatasan pada saat ia dipenjara. Ia menggambarkan kekuatan yang bekerja di dalam dan melalui dirinya sebagai “kedahsyatan dari keagungan kuasa-Nya.” Kuasa itu tidak mengalir melalui dirinya tanpa disadarinya, tetapi justru merupakan hasil dari iman, dan bukan hanya imannya sendiri saja, melainkan juga iman dari seluruh tim pelayanan dan juga jemaat yang dilayaninya. Ia menuliskan bahwa kuasa kemuliaan-Nya bekerja di dalam kita juga dan bukan hanya di dalam kehidupannya saja. Mungkin perlu disebutkan di sini tentang penyembuhan terhadap orang-orang sakit di dalam nama Yesus, dibangkitkannya seorang mati di Troas, pengusiran roh-roh jahat di Efesus, pendirian jemaat-jemaar baru, dan berkembangnya kerajaan Allah di dalam lingkungan Helenistis yang sangat dipengaruhi roh-roh dunia, serta perjuangan yang sangat keras melawan roh antikristus di sinagog-sinagog. Paulus menjelaskan semua peperangan rohani itu dengan sangat terperinci di bagian akhir suratnya, yang menunjuk kepada pengalamannya yang sangat luas serta penderitaannya. Dalam menuliskan hal ini, ia tidak menjelaskan tentang kekalahan dan kegagalan, tetapi tentang kemenangan di dalam nama dan kuasa Yesus Kristus (Efesus 6:10-20).

Doa: Bapa surgawi, Engkaulah sumber segala kekuatan yang mendasari keberadaan segala ciptaan. Anak-Mu Yesus Kristus sudah menerima dari-Mu segala kuasa di langit dan di bumi. Roh Kudus adalah kuasa-Mu, yang dipercayakan oleh Yesus Kristus kepada kami. Ajarkanlah kami untuk percaya kepada kuasa-Mu agar kami tidak terus menerus memelihara ketakutan kami. Biarlah keajaiban kuasa-Mu menjadi nyata di dalam kasih jemaat-Mu dan di dalam kemenangan Kristus atas semua kuasa kegelapan. Amin.

Pertanyaan:

  1. Apakah rahasia dari kuasa Allah?
  2. HBagaimana kuasa Allah menjadi nyata kehebatannya di dalam gereja kita?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on February 18, 2018, at 07:00 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)