Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 089 (Kristus di Rumah Seorang Farisi)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 4 - Pelayanan Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem (Lukas 9:51 - 19:27)

19. Kristus di Rumah Seorang Farisi (Lukas 14:1-24)


LUKAS 14:15-24
15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.”

Pernahkah anda menerima undangan pesta dari seorang terpandang di kota anda? Orang yang berbicara di antara tamu-tamu itu berpikir bahwa undangan untuk hadir di perjamuan surgawi sudah tersedia baginya. Tetapi Yesus menjelaskan kepada orang Farisi yang sombong itu vahwa tidak semua orang mendapatkan undangan karena banyak rintangan yang menghalangi di jalan untuk memilih persekutuan dengan Allah. Semua orang Yahudi memang diundang, tetapi hanya beberapa di antara mereka yang datang kepada Yesus, dan akibatnya kerajaan surga diberikan juga kepada orang-orang bukan Yahudi. Dalam perumpamaan Kristus, kita membaca tentang empat undangan yang berbeda: Yang pertama, tuan rumah mengumumkan kepada setiap orang bahwa ia akan mengadakan perjamuan besar, dan mengingatkan orang-orang yang diudangnya agar mereka tidak lupa akan hari perjamuan itu. Demikian juga Kristus mengundang anda bersama dengan banyak orang lain untuk bersiap-siap menjadi tamu Allah.

Yang kedua, seorang hamba diutus untuk mengunjungi orang-orang yang sudah diundang, ketika perjamuan sedang mulai disiapkan dan di meja sudah diletakkan berbagai makanan, daging, berbagai masakan, buah-buahan, makanan-makanan yang manis, dan makanan-makanan yang lezat. Di sini kita kita membaca pernyataan yang sangat terkenal, “Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.” Para tamu yang datang tidak perlu membawa makanan, karena sang tuan rumah sudah menyiapkan semuanya dengan berlimpah. Kisah ini menggambarkan tentang pengorbanan Kristus di kayu salib yang menggenapkan keselamatan bagi seluruh dunia. Penulis Injil mengundang anda untuk datang juga, karena semuanya sekarang sudah siap. Tidak perlu membawa apapun hasil usaha anda sendiri, doa, ritual, puasa, atau alasan apapun, untuk bisa masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Tuhan sudah menggenapkan semua persyaratan yang membuat anda memenuhi syarat untuk masuk ke dalam persekutuan itu. Karena itu datanglah, karena semua sekarang sudah siap. Inilah inti dari Injil, dan gambaran tentang kasih karunia yang tak bersyarat.

Tetapi aneh sekali! Semua orang yang diundang tidak bisa datang, dan membuat berbagai macam alasan yang dibuat-buat. Mereka semua sibuk dengan diri mereka sendiri, dan karena itu meremehkan, mengabaikan dan berpura-pura lupa akan undangan Tuhan. Mereka, yang sudah puas akan diri sendiri dan memegahkan diri dengan kasar menolak undangan Tuhan. Yang pertama lebih mengasihi kekayaan dan harta milik mereka, dan mencari jaminan untuk masa depan mereka. Yang kedua ingin membeli sapi yang kuat untuk bekerja keras dan menghasilkan banyak panenan yang baik, dan hasil yang memuaskan. Yang ketiga sedang jatuh cinta. Ia mengasihi dirinya dengan hawa nafsunya, dan tidak memiliki waktu untuk Allah dan manusia. Di dalam diri ketiga orang itu, kita melihat cobaan yang menarik, yang akan membawa kita terhanyut ke dalam arusnya yang deras. Setiap orang menginginkan kekayaan, harta benda, jaminan sosial, dan harga diri yang tinggi. Banyak orang yang ingin memiliki mobil yang baru dengan mesin yang kuat agar bisa dikendarai dengan cepat di depan banyak orang yang terkagum-kagum melihatnya. Dengan demikian, dunia semakin lama menjadi semakin buruk, tertelan oleh hawa nafsu dan pertunjukan-pertunjukan, tanpa tujuan dan penuh keputus-asaan. Luar biasa sekali! Tidak ada orang yang mau mengambil waktu untuk bersama dengan Tuhan, sementara di dalam hati mereka yang terdalam, mereka tahu bahwa mereka memiliki undangan dari Allah. Mereka memang tidak langsung menolaknya, tetapi di saat yang sangat penting, ketika Tuhan mengundang mereka untuk bertemu dengan-Nya dan meninggalkan perkara-perkara remeh mereka sendiri, mereka justru pergi menjauh, dan tidak memperhatikan undangan Tuhan itu, menganggap uang, keberhasilan dan kesenangan sendiri lebih penting. Keputusan yang demikian menunjukkan manusia tidak menghargai Allah. Sebagai akibat dari penolakan terhadap persekutuan ini, Tuhan di dalam murka-Nya akan menolak semua tamu yang mendengar undangan Allah dan tidak mau menghargai undangan itu.

Tuan rumah itu menolak orang-orang yang tidak menghargai undangannya, dan justru mengundan orang-orang miskin yang dianggap hina ke dalam perjamuan besar itu. Karena itu berhati-hatilah! Ketiga kalinya ia mengundang orang-orang yang miskin, sakit, buta dan lemah yang tidak bisa berjalan. Para hamba orang kaya itu membawa orang-orang yang miskin, menolong mereka sampai ke istana orang kaya itu, menghamparkan karpet untuk mereka, dan menempatkan mereka di tempat duduk yang lembut agar mereka bisa bersantai di sana. Tuhan memillih mereka yang dianggap rendah daripada yang terpandang. Ia menilai mereka lebih tinggi karena mereka menghargai undangan-Nya. Mungkin mereka sendiri merasa malu untuk datang ke tempat penuh dengan terang dan kemuliaan, tetapi para pelayan itu menguatkan mereka dengan kata-kata yang menghibur. Ini menjelaskan kepada kita bahwa mereka yang akan mengalami dan bergabung di dalam persekutuan dengan Allah bukanlah para ahli Taurat, orang-orang yang menganggap diri saleh, orang-orang yang terpandang, terpelajar, hebat, tetapi justru orang-orang yang dianggap hina, berdosa, dan mereka yang merasa diri tidak mampu mengenakan jubah keselamatan. Anda termasuk golongan yang mana?

Rumah Allah itu sangat besar. Yang keempat, tuan itu mengundang orang-orang asing, orang-orang yang dianggap najis, orang-orang yang sedang lewat di daerah itu, untuk ikut menikmati sukacitanya. Kalau tuan rumah yang mengadakan perjamuan itu hidup di masa sekarang ini, ia pasti akan mengirimkan mobil, pesawat, dan kapal untuk membawa semua orang untuk ikut dalam perjamuan kelas dunia ini. Tetapi siapa yang akan menerima undangan-Nya? Setiap orang bisa masuk ke sana tanpa kecuali, tanpa harus membayar, dan tanpa harus berusaha, dan mereka semua bisa makan dan menikmati semua makanan yang ada. Demikian juga Allah mengirimkan undangan kepada semua manusia untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Tuhan memerintahkan para utusan-Nya untuk meyakinkan orang-orang yang berkemauan keras dan yang penuh keraguan di hatinya, dan kalau mungkin menyeret mereka, karena Allah sendiri sedang menunggu kedatangan mereka. Perlu dicatat di sini bahwa tujuan dari pengharapan kita bukanlah untuk makanan atau minuman, tetapi untuk persekutuan yang penuh kemuliaan dengan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Injil menjelaskan bahwa segala sesuatu sudah siap. Karena itu, datanglah!

DOA: Kami menyembah Engkau, Bapa, karena Engkau sudah menyempurnakan keselamatan kami melalui kematian Anak-Mu, dan mengundang kami melalui perkataan Injil-Mu agar kami mengambil bagian di dalam perjamuan Tuhan sehingga kami bisa dikuatkan dengan roti kehidupan, dan dimurnikan dengan darah Kristus. Kami memuliakan nama-Mu, bersyukur atas undangan-Mu, dan meminta agar Engkau juga meyakinkan sahabat dan tetangga kami untuk datang kepada-Mu.

PERTANYAAN 98: Apakah masalah yang sangat aneh tentang perjamuan Ilahi itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on May 05, 2017, at 02:02 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)