Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 064 (Penolakan Orang-Orang Samaria di Awal Perjalanan Yesus)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 4 - Pelayanan Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem (Lukas 9:51 - 19:27)

1. Penolakan Orang-Orang Samaria di Awal Perjalanan Yesus (Lukas 9:51-56) - Ajaran Melawan Kebencian


LUKAS 9:51-56
51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" 55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. 56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Kristus belum selesai mengajar para murid-Nya, ketika Ia sampai kepada saat dimana Dia harus menderita dan mengorbankan diri-Nya sebagai tebusan bagi dunia seperti yang dikehendaki Bapa. Sang Anak dari yang Mahatinggi itu mengetahui bahwa para murid masih terikat dosa, dan bahwa Roh Kudus belum bekerja di dalam kehidupan mereka. karena itu Ia pergi ke Yerusalem untuk memperdamaikan manusia dengan Allah di kayu salib. Kemudian melalui kemenangan-Nya di Golgota, Ia naik ke surga dan memberikan kuasa Bapa kepada kita, mencurahkan pengetahuan, kerendahan hati, kasih dan kesabaran.

Sejak bagian ini, Lukas menjelaskan kepada kita bagaimana Yesus meninggalkan Galilea, tempat asal-Nya, dan memulai perjalanan pelayananan-Nya dengan mengetahui bahwa Ia tidak akan kembali lagi, tetapi bahwa Ia akan mati di Yerusalem. Ia berusia tiga puluh tahun, dan dunia sedang membutuhkan firman dan pemulihan dari-Nya. Namun Anak Manusia juga tahu bahwa kematian-Nya lebih penting daripada kehidupan-Nya di dunia ini, karena itu Ia menyangkal diri-Nya, memikul salib-Nya dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Kristus tidak membiarkan kesedihan mengalahkan-Nya, dan kemudian mengatur pelayanan kasih-Nya, serta mengutus para murid-Nya ke desa-desa di sekitar daerah itu untuk menyiapkan makanan. Ini menunjukkan kepada kita bahwa tuntunan Roh Kudus tidak mengabaikan pengaturan di dalam kehidupan pribadi dan kehidupan gereja. Allah kita bukan Allah yang menghendaki kekacauan, tetapi Tuhan yang menghendaki ketertiban dan keteraturan.

Orang-orang yang mengadakan perjalanan dari Galilea ke Yerusalem pada masa itu tidak memiliki pilihan lain kecuali melewati Samaria. Wilayah itu didiami oleh orang-orang yang merupakan sisa dari suku-suku Israel, dan juga mereka yang dibawa kembali oleh bangsa Asyur ke tanah perjanjian, dan orang-orang yang agamanya sudah mengalami percampuran. Keadaan itu membuat orang-orang Yahudi menganggap mereka rendah dan najis. Orang-orang Samaria, sebaliknya, juga menganggap rendah orang-orang Yahudi, dan mereka menimbulkan kesukaran dan menyerang orang-orang Yahudi yang mengadakan perjalanan melalui wilayah mereka dan juga yang menjadi pendatang dan tinggal di Samaria. Jadi ada permusuhan yang sangat besar dan sangat mendalam di antara kedua kelompok itu. Permusuhan itu memunculkan reaksi yang sangat keras di dalam diri Yohanes, sang rasul kasih itu, dan juga di dalam diri Yakobus, saudaranya, ketika orang-orang Samaria itu menolak Kristus dan para murid-Nya, dan melarang Yesus dan para murid itu melewati desa mereka dan singgah di sana.

Yohanes ingin menjawab penghinaan itu dengan pembalasan yang suci. ia marah terhadap mereka, dan ingin agar sang anak Allah membalas dengan memerintahkan api turun dari langit untuk membinasakan penduduk di desa itu, mendasari kemarahannya sendiri dengan tindakan yang dilakukan Elia ketika ia melampiaskan kemarahannya terhadap musuh-musuh Allah. Tetapi Yesus menegur Yohanes dan saudaranya itu di hadapan semua murid yang lain, dengan menggunakan suara yang keras yang sama yang dipakai-Nya untuk menyembuhkan demam dari seorang yang sakit, yang dipakai-Nya untuk menghentikan badai dan ombak, dan yang dipakai-Nya untuk mengusir roh-roh jahat. Dalam semua peristiwa itu, kata yang dipakai adalah kata “menegor” yang menunjuk kepada ketidaksukaan dan murka Allah. Di sini kita melihat bahwa Kristus tidak meluapkan kemarahan kepada orang-orang Samaria yang berdosa dan tidak paham itu, tetapi Ia justru memberikan teguran kepada dua orang murid-Nya yang menunjukkan roh kebencian dan pembalasan dendam, karena setiap orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan sebenarnya sedang menunjukkan sikap yang nampak di dalam Perjanjian Lama. Namun Yesus membalas kejahatan dengan kebaikan, mengampuni musuh-musuh-Nya, dan mengasihi orang-orang yang mengutuki Dia sehingga mereka bisa bertobat, datang kepada-Nya dan diselamatkan.

Anak dari Yang Mahatinggi melakukan apa yang dilakukan Bapa-Nya: Ia menyelamatkan, memberkati, dan mengampuni. Ia tidak mengutuk, membinasakan atau menolak, bahkan ketika Ia dihina dan direndahkan. Kasih Allah jauh melampaui akal budi kita. Lalu bagaimana dengan roh yang ada di dalam diri anda? Apakah anda lahir dengan roh dunia, yang dipengaruhi oleh Perjanjian Lama, dimana prinsip yang berlaku adalah “mata ganti mata, gigi ganti gigi,” atau apakah anda dilahirkan dengan roh surgawi dan kuasa Perjanjian Baru, yang tetap berdiam diri bahkan ketika anda ditolak, dikutuk, atau dikhianati serta tetap bisa mengasihi orang-orang yang memperlakukan anda dengan buruk? Demikianlah ketika Kristus ditolak oleh orang-orang Samaria, ia meninggalkan mereka dan meneruskan perjalanan ke desa yang lain dimana Ia diterima dengan hangat. Kita melihat bahwa Yohanes dan semua orang-orang yang bersama dengan Yesus tidak akan pernah lupa akan peristiwa ini selama hidup mereka karena peristiwa ini mengajarkan kelemah-lembutan kepada mereka.

DOA: Oh Bapa surgawi yang baik, ampunilah semua kemarahan, kebencian, kedengkian dan penolakanku. Aku bersyukur atas kebaikan dan kesabaran-Mu, dan meminta agar Engkau memberikan kelahiran rohani kepadaku sehingga aku tidak akan berpikir untuk membinasakan orang-orang lain, melainkan menghadapi mereka dengan kesabaran, mengasihi mereka, dan membawa mereka kepada-Mu, di dalam nama dan kuasa-Mu.

PERTANYAAN 73: Mengapa Kristus menegor murid-murid yang dipilih-Nya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on April 26, 2017, at 02:40 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)