Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 044 (Khotbah di Bukit)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 3 - PELAYANAN YESUS DI GALILEA (Lukas 4:14 - 9:50)

7. Khotbah di Bukit (Lukas 6:20-49)


LUKAS 6:37-42
37 “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." 39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? 40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. 41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? 42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Semua manusia memiliki kebodohan dalam berbagai segi, tetapi ia berpikir bahwa ia memahami segala sesuatu. Apa yang lebih buruk dari kepura-puraan? Siapa yang bisa mengenal hati manusua, masa lalunya, keadaan batinnya, hal-hal yang ditirunya dari orang-orang di sekitarnya, akibat-akibat dari lingkungannya yang mengambil bagian dalam pembentukannya sejak ia masih kanak-kanak serta semua pengaruh perkembangan itu, bagaimana ia menghadapi hal-hal yang buruk, dan pengaruhnya terhadap keadaan dirinya saat ini? Jangan menghakimi orang lain, dan jangan menolak orang-orang berdosa, karena anda tidak tahu apa yang akan terjadi dengan anda kalau anda mengalami keadaan yang sama.

Kalau anda memang harus memberikan pendapat anda mengenai seseorang, berhati-hatilah agar anda tidak mengkritik dia dengan terlalu keras tanpa kasih. Perhatikan sisi baik dan sisi buruknya sekaligus, dan kemudian jelaskan pandangan anda sendiri, dengan tetap mengingat bahwa hanya Allah saja yang mengenal dia dengan sempurna, dan bahwa anda hanya mengenal sisi luar dari orang itu. Apakah anda memang sungguh-sungguh mengenal diri anda sendiri? Kalau demikian, bagaimana mungkin anda bisa menghakimi orang-orang lain termasuk musuh-musuh anda, kalau anda tidak mehatahu dan anda tidak bisa memahami rahasia hidup dan mati? Menyedihkan sekali! Kenali terlebih dahulu keterbatasan anda, dan akuilah kebodohan anda, sehingga hati anda bisa mengalirkan hikmat dan kerendahan hati, dan bertanyalah kepada Tuhan dengan penuh rasa hormat, untuk mengetahui apa yang dikehendaki-Nya, dan mengetahui apa yang harus anda katakan dan lakukan, sesuai dengan Injil kasih-Nya.

Allah kita Mahakasih, Mahapengampun, Mahapemberi, Mahapemurah, dan memberikan kepada kita kasih karunia demi kasih karunia. Kalau anda tinggal di dalam Dia, anda akan mengasihi dengan kasih Bapa, dan Roh Kudus akan mendorong anda memiliki belas kasihan dan kebaikan. Kalau kita sungguh-sungguh mengalami hal itu, tidak ada lagi yang namanya kritik yang menyakitkan, atau penolakan terhadap orang-orang miskin di dalam hati anda, karena Bapa Surgawi anda sudah mengampuni kelemahan mereka juga ketika Ia memberikan Anak-Nya di kayu salib. Lalu bagaimana mungkin anda bisa menghakimi orang-orang yang sudah diampuni dan dimerdekakan itu? Tidak ada kelemahan yang tidak diampuni di dalam dunia ini kecuali penolakan akan Kristus dan kebenaran-Nya. Namun demikian kita tetap harus memiliki ketajaman untuk melihat roh-roh jahat yang bekerja di antara manusia, bangsa-bangsa, dan keyakinan-keyakinan; tetapi kita tetap harus mengasihi orang-orang yang ditekan oleh kuasa roh-roh itu, karena Allah menghendaki agar semua manusia diselamatkan. Samudera kasih mengalir dari Allah bagi mereka yang diperbudak oleh kuasa roh-roh jahat. Apakah anda memiliki roh jahat itu? Apakah anda merendahkan orang-orang lain? Apakah anda sendiri perlu dimerdekakan, atau anda sudah merdeka dari kesombongan, dan sekarang sedang bekerja bagi Allah untuk melepaskan mereka yang dibelenggu oleh si jahat?

Kehendak Allah untuk menwujudkan kasih karunia-Nya di dalam diri anda adalah bagaikan aliran sungai yang deras, karena Allah itu kasih, dan Ia menghendaki untuk meletakkan kepenuhan kasih-Nya di dalam diri anda, sehingga anda bisa menjadi sumber kebaikan dan kemurahan dimanapun anda berada.

Tetapi kalau anda tetap ada di dalam kebodohan kejahatan anda, anda tidak akan bisa membawa orang lain kepada Allah, dan anda tidak memiliki hak untuk mengajar baik ilmu pengetahuan maupun theologi, karena anda belum menyadari bahwa hakekat manusia adalah buta, tidak memiliki pengertian, dan miskin. Namun, sebagaimana pengampunan Kristus membuka mata hati anda, dan kemudian anda menerima aliran yang deras dari kuasa-Nya, pemahaman akan kasih Allah, dan kemudian anda akan menjadi kaki dian yang menerangi lingkungan anda. Jangan berpikir bahwa anda penting, karena semua kebaikan yang ada di dalam diri anda berasal dari Allah. Kita tidak memiliki apapun untuk kita banggakan, dan karena itu kita harus bersyukur kepada-Nya yang sudah menjadikan kita baik. Kita bukan siapa-siapa, dan Tuhanlah segala-galanya. Ia menghendaki untuk menjadikan anda seperti Dia.

Barangsiapa tinggal di dekat saudara-saudaranya di dalam Kristus, tidak lama kemudian akan melihat kesalahan-kesalahan kecil mereka juga. Dan barangsiapa menganggap dirinya hebat dalam mengenal kehendak Roh Kudus, dan membanggakan diri seolah-olah dialah yang menyelamatkan orang-orang lain, berarti ia sedang mengurusi selumbar di mata orang lain. Wahai! Orang-orang yang menganggap dirinya saleh biasanya tidak memiliki waktu untuk melihat kebobrokan jiwa mereka sendiri, karena mereka dibutakan oleh kesombongan rohani, yang menghalangi mereka untuk bisa melihat dosa-dosa mereka sendiri. Kami menyarankan, Saudara yang terkasih, bahwa anda tidak memusatkan perhatian untuk mengkritik kesalahan orang-orang lain, tetapi memperbaharui kehidupan anda terlebih dahulu, dan kemudian berdoa senantiasa untuk musuh-musuh anda. Tetaplah ingat bahwa anda adalah seorang yang paling sederhana dan paling membutuhkan di dalam lingkungan anda. Mengakui kelemahan anda bukanlah kegagalan. Itu menandakan kuasa Ilahi. Karena itu kritiklah diri anda sendiri, dan hakimilah dosa-dosa anda sendiri. Jangan menghakimi orang-orang lain dalam ketidak-pahaman. Kemudian anda akan bisa menjadi orang-orang yang penuh belas kasihan terhadap kekurangan orang-orang lain di sekitar anda.

DOA: Oh Tuhan yang Kudus. Engkau mengenal hati dan pikiranku, dan Engkau mengutuk kesombongan dan sikap keras hatiku. Tengkinglah roh jahat di dalam diriku, ampunilah kelemahanku, dan penuhilah aku dengan kasih, kesabaran, hikmat dan roh yang bisa membedakan. Kiranya aku bisa menyaksikan kebenaran, mengasihi orang-orang yang sesat sebagaimana Engkau sudah mengasihi aku, dan ampunilah mereka akan kelemahan mereka sebagaimana Engkau mengampuni aku. Terima kasih atas samudera kasih-Mu yang mengalir di dalam kehidupanku.

PERTANYAAN 53: Bagaimanakah Kristus mencegah kita mengkritik orang-orang lain?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on April 17, 2017, at 01:26 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)