Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- English -- Mark - 097 (The Crucifixion)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 8 - KERINDUAN DAN KEMATIAN KRISTUS (Markus 14:1 - 15:47)

14. Penyaliban (Markus 15:24-25)


MARKUS 15:24-25
24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan.

Kisah yang mendetail tenatang penyaliban Kristus tidak dituliskan di dalam kitab-kitab Injil. Kita membaca mengenai bekas paku berkarat yang berupa lobang di tangan dan kaki-Nya yang dipakukan ke kayu salib yang terkutuk itu. Sangat mungkin bahwa para budak, yang memang ditugaskan untuk melaksanakan penyaliban, mereka yang membaringkan Yesus di atas kayu palang itu, menanggalkan pakaian luar-Nya, dan memakukan tangan dan kaki-Nya ke kayu salib itu tanpa belas kasihan.

Berhentilah berdetak, wahai jantungku! Cobalah untuk memahami, wahai pikiranku, bahwa dunia menyiksa sang Pencipta. Tangan yang menyembuhkan itu dilubangi paku. Darah yang menetes ke tanah itu adalah darah yang suci. Kasih yang tidak pernah mengabaikan siapapun itu, sudah terbunuh.

Kami menyembah Engkau, Oh Anak Domba Allah, dan kami memuliakan Engkau yang sudah menanggung segala dosa dunia. Engkau juga menanggung dosaku, dan menguduskan aku sampai selamanya.

Sesuai dengan kebiasaan, orang-orang yang bertugas melakukan penyaliban kemudian akan memberdirikan kayu salib dengan tubuh yang sudah terpaku di sana, dan kemudian menegakkan kayu salib itu.

Akhirnya, mereka akan memakukan kaki yang sudah dipakai-Nya untuk melakukan perjalanan panjang melalui kota-kota dan desa-desa di daerah itu, dan kedua kaki itu satu demi satu dipaku dengan kaku yang panjang dan kuat.

Betapa beratnya siksaan dan betapa sucinya darah yang menetes di bumi yang sudah terkutuk itu karena ketidaktaatan manusia yang tidak mau menerima Manusia yang sempurna dan Inkarnasi dari Allah yang benar itu, dan justru menyalibkan Dia dalam posisi tergantung, seolah mau mengatakan, “Kami tidak mau ada hubungan antara Dia dengan bumi ini.” Jadi, dengan penuh kebencian dan rasa jijik mereka sudah membunuh Dia yang datang bagi dunia ini.

Penyaliban adalah penghukuman yang sangat keji, karena penghukuman itu tidak secara langsung membunuh korbannya, tetapi membuatnya seperti mati ribuan kali.

Pertama-tama, tubuhnya yang terluka akan tertarik ke bawah oleh berat badannya sendiri sampai luka-lukanya menjadi semakin lama semakin menganga. Kemudian pergelangan kaki yang sobek karena tekanan berat badan dan syaraf yang terluka menyebabkan rasa sakit yang tak terkira, sampai dia pingsan. Otot di kepala dan perutnya kemudian menjadi kelebihan aliran darah sehingga korban akan merasakan sakit kepala yang sangat parah. Pikirannya mulai menjadi kacau dan penuh dengan kecemasan yang disertai kengerian. Gambaran-gambaran mengerikan mulai menghinggapinya, dan jantungnya akan berdebar kuat, secara tak teratur tetapi pelahan, seolah-olah ia tidak bergerak. Ia mulai merasakan keputus-asaan yang semakin membesar sampai kemudian ia akan kehilangan kesadaran. Penyaliban diakui sebagai salah satu bentuk hukuman yang paling keji dan mengerikan yang dilakukan di dunia kuno.

Kami menyembah Engkau, Anak Domba Allah yang kudus, karena Engkau sudah memikul di dalam tubuh-Mu yang kudus, segala dosa dunia. Engkau juga memberikan pengampunan dosa kepada semua manusia. Berikan iman keselamatan kepada orang-orang yang membaca buku ini, dan perdamaikan Dia dengan Allah melalui penderitaan dan kematian-Mu.

Penyaliban Yesus terjadi pada jam 9 pagi, ketika matahari masih belum terlalu terik. Bagi orang-orang Yahudi, pembagian hari dimulai pada jam 6 pagi, dan itulah sebabnya kita bisa mengatakan bahwa Yesus disalibkan pada pukul 9 pagi.

Jam ketiga di sini disebutkan untuk memperjelas dalam menggambarkan kejahatan dari para imam Yahudi dan penguasa Romawi yang menganiaya Yesus sampai mati, mencambuk Dia, dan membawa-Nya ke Golgota dengan sangat cepat, tanpa belas kasihan, dan tanpa membuang waktu.

Biasanya dalam keadaan demikian, sebagaimana kasus kejahatan biasa, maka para hamba yang ditugaskan untuk melakukan penyaliban akan duduk di bawah kayu salib, dan membuang undi terhadap pakaian milik orang yang tersalib, untuk menentukan siapa yang nantinya akan memiliki pakaian itu. Yesus tetap memiliki pakaian keimaman itu sampai akhirnya. Mereka tidak berniat memotong untuk membagi-bagikannya, karena hal itu akan membuatnya menjadi tidak berharga, dan itu sebabnya mereka membuang undi untuk jubah Yesus.

Di jaman ini, manusia juga bergerak cepat dikejar oleh sasaran mereka sendiri. Mereka menghitung uang di tangan, berpikir tentang keuntungan, dan membayangkan berbagai rancangan yang tidak bisa dijangkau. Namun, mereka tidak bisa melihat kehadiran Yesus, dan kebenaran tentang penyaliban-Nya, dan tidak bisa merasakan makna dari pengorbanan diri-Nya, serta tidak mau mendekat kepada-Nya yang sudah disalibkan tanpa dosa, memberikan seluruh kehidupan-Nya bagi semua manusia.

Pembaca yang kekasih, apakah hidup anda tertuju kepada salib, menjadikannya sebagai sasaran kehidupan anda, dan tujuan akhir dari pemikiran anda? Apakah anda menginginkan kasih karunia dari Sang Penebus yang penuh belas kasihan? Rasul Paulus menembus ke dalam kasih sang Penebus itu dengan segenap hatinya ketika ia menuliskan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20).

Lukas mengatakan bahwa perkataan yang diucapkan pertama kali oleh Yesus pada saat penyaliban-Nya adalah, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Lukas 23:34).

Di dalam doa keimaman-Nya, Yesus mendoakan semua hamba-hamba, imam-imam kepala, dan juga gubernur Romawi, serta semua manusia. Imam Besar Ilahi itu tidak mengutuki mereka yang membunuh-Nya, dan juga tidak menolak orang-orang berdosa, tetapi Ia menyelamatkan mereka, memberkati mereka, dan berdoa bagi mereka, dan memang, Allah yang Kudus menjawab dosa Yesus. Pahami doa syafaat Yesus di kayu salib dan anda akan diselamatkan. Anda akan diteguhkan di dalam keselamatan, berterima kasih senantiasa kepada-Nya dengan menyerahkan kehidupan anda kepada-Nya dengan penuh syukur.

DOA: Oh Manusia yang penuh penderitaan, kasih-Mu melampaui pemahaman kami, dan kuasa-Mu menjadi lebih nyata di dalam kelemahan kami. Engkau tidak mengutuk orang-orang yang menyalibkan Engkau, tetapi justru berdoa bagi mereka, dan menyelamatkan mereka semua. Kami percaya bahwa Engkau menaikkan syafaat bagi kami ketika Engkau berseru, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Tolonglah kami untuk mengasihi Engkau, dan untuk melihat salib-Mu serta menjadikannya sebagai pusat di dalam kehidupan kami, dan menjadi dasar bagi iman kami, serta kekuatan di dalam pekerjaan kami. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu, ya Anak Domba yang kudus, karena Engkau sudah menanggung segala dosa dunia. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Yesus disalibkan?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 07, 2014, at 08:51 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)