Previous Lesson -- Next Lesson
11. Allah adalah Terang dan Mempersatukan Kita di Dalam Terang- Nya
Ketika Roh Kudus menarik anda kepada kasih Kristus yang lemah lembut, anda akan menyadari makin lama semakin nyata bahwa Allah adalah Bapa di dalam roh dan kebenaran. Inilah berita yang dibagikan oleh Rasul Yohanes kepada kita, dengan berkata:
Kebenaran lain yang akan kita peroleh jika kita ditarik mendekat pada sang pencipta adalah: Allah itu Suci, sehingga Nabi Yesaya yang saleh berseru ketika dia melihat Allah di Bait Suci: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja yakni TUHAN semesta alam.” (Yesaya 6:5)
Jika anda mengamati pernyataan yang revolusioner ini anda akan melihat bahwa Allah yang suci memurnikan pendosa yang mengakui segala dosanya. Allah telah memilih dia dikarenakan dia berserah penuh tanpa syarat pada keputusan Allah dan dia sebagai pelayan-Nya, dengan limpahnya dipenuhi dengan anugerah Allah.
Dengan cara yang lainnya, kemuliaan Allah dinyatakan kepada Nabi Yehezkiel ketika dia ada dalam pengasingan di Irak. Dia melihat Allah duduk di tahta yang agung, bersinar melebihi terangnya matahari. Tahta-Nya bergerak terus menerus. Dalam Perjanjian Lama, uraian tentang kemuliaan Allah yang luar biasa ini memperlihatkan kekayaan dari atribut-Nya dan reputasi-Nya.
Rasul Yohanes menggambarkan penglihatannya tentang Yang MahaKuasa sangat berbeda dari semua penglihatan yang disaksikan oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya. Sejak Kristus mengumumkan diri-Nya sebagai Terang Dunia kita menjadi mengerti bahwa Allah kita adalah Bapa yang mengasihi. Allah Bapa dan Kristus Anak-Nya dan juga gereja-Nya memiliki kualitas terang ini, karena mereka berasal dari hakekat dan roh yang sama.
Allah adalah ukuran bagi semua yang dapat disebut benar, tanpa kegelapan di dalam Dia sama sekali. Kasih-Nya menuntut kita untuk memisahkan diri sepenuhnya dari si jahat. Kasih Allah Bapa adalah kebenaran dan membuang semua kebohongan. Dia ingin atribut-Nya terwujud di dalam semua anak-anak-Nya.
Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus telah memampukan pengikut anak-Nya untuk berjalan dalam terang-Nya, dan menerima kita untuk berkumpul bersama dengan anak-anak terang-Nya lainnya. Sejak awal, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus adalah satu di dalam kasih dan saling menghargai. Seperti doa Yesus yang mengatakan:
Kehendak Allah bukan saja untuk menerangi, menyelamatkan dan menyucikan kita, tetapi juga untuk menjauhkan kita dari keegoisan dan memenuhi kita dengan kerinduan untuk melayani orang kristen lainnya. Kekristenan yang sejati memperlihatkan persekutuan orang kristen dengan orang kristen lainnya.
Pertama-tama untuk melakukan prinsip ini kita harus membuang semua rasa curiga terhadap orang percaya lainnya sehingga kita mempercayai mereka dan perkataan mereka. Hal ini memampukan kita untuk membuang kesombongan rohani kita. Dengan demikian kita mengalami perubahan dalam cara pemikiran yang memungkinkan kita untuk dapat berpikir dalam semangat keharmonisan dan kerendahan hati. Seperti yang dikatakan Yesus di bawah ini:
Firman itu adalah semboyan bagi anak-anak Terang. Kita bukan lagi para tuan, tetapi pelayan yang rela hati bagi semua orang. Orang yang mengikuti Yesus menggunakan waktu dan uangnya untuk melayani orang lain, juga untuk orang-orang yang menolak Yesus. Tuhan kita mengajarkan kita untuk berbuat demikian. Para pengikut-Nya mendisiplinkan diri mereka, bertahan dalam kesukaran dengan sabar, seperti Tuhan sudah bersabar kepada kita.
Kami tidak mengatakan bahwa para pengikut Kristus adalah orang-orang yang sempurna. Semua dari kita hanyalah manusia, dan dapat terpancing untuk marah, meninggikan diri, malas, berbohong dan hal yang jahat lainnya. Tetapi, Roh Kudus yang ada di dalam kita menolong kita untuk menang atas hal-hal itu. Jika kita tersandung, tersesat atau berdosa, kita memiliki pembela kita yaitu Allah Bapa, Yesus Kristus yang adalah penebus dosa kita.
Hidup kita adalah Roh dari Allah Bapa dan kebenaran kita adalah darah Yesus Kristus. Karena tanpa pembersihan yang terus-menerus oleh darah Kristus kita tidak dapat menerima kuasa Allah dan tetap berjalan dalam terang-Nya, sekalipun Allah ada di dalam terang. Demikianlah pengampunan dosa kita secara terus-menerus adalah syarat untuk tetap tinggal di dalam terang.
Setiap kali kita mendekat pada Allah di dalam Roh Kudus, kebusukan dari hati kita terungkap dan membuatkan meratapi keadaan kita. Tetapi kerendahan hati Kristus melayakkan kita untuk bergabung dengan para petobat dan hidup dalam anugerah dari Allah Tritunggal dan Allah satu-satunya.