Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 183 (Jesus’ Entrance into Jerusalem)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
A – Sebuah Pertentangan di Bait Allah (Matius 21:1 - 22:46)

1. Yesus Masuk ke Yerusalem (Matius 21:1-9)


MATIUS 21:1-5
1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. 3 Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." 4 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: 5 "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
(Markus 11:1-10, Lukas 19:29-38, Yohanes 12:12-19)

Kehidupan Yesus didasarkan kepada pemahaman yang dipenuhi Roh, yang menjadikan adanya pemenuhan akan nubuatan. Ia hidup dalam keselarasan penuh dengan Bapa-Nya, dan Ia sudah tahu sebelumnya apa yang akan terjadi.

Sebelum Yesus masuk ke Yerusalem, Ia memberikan sebuah pernyataan yang menyatakan kerendahan hati-Nya, “Tuhan memerlukannya.” Anak Allah, Yang Mahakuasa, merendahkan diri dan mengambil rupa manusia yang lemah. Ia menjadi miskin dan kekurangan, tidak memiliki apa-apa, bahkan seekor anak keledai sekalipun. Hari ini, banyak di antara kita memiliki mobil dan rumah yang bagus, tetapi Yesus berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya dan tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya.

Janji tentang Raja yang akan datang di Zakaria 9:9 mencakup juga tentang keledai dan anak keledai. Binatang itu memainkan peranan dalam tiga kebenaran nubuatan yang sangat indah: Pertama, bahwa Anak Allah tidak sombong, tetapi lemah lembut dan rendah hati, tidak memiliki rancangan politis atau kekerasan. Kedua, bahwa Ia adalah Raja rohani dan Mesias yang sudah dijanjikan sejak dahulu. Ketiga, bahwa Ia adalah yang layak menerima kesukaan besar dan seruan kemenangan.

Pada masa Yesus, keledai banyak dipakai sebagai sarana perjalanan; kuda hanya dimiliki oleh para pembesar dan biasanya dipakai untuk peperangan. Keledai, biasanya, dipakai untuk pekerjaan yang remeh seperti membawa beban. Meskipun Kristus, sang Imanuel (Allah menyertai kita), bisa saja memanggil seorang malaikat kerub untuk mengusung-Nya (Mazmur 18:10), Ia memilih untuk rendah hati dan mengendarai seekor keledai.

Beberapa orang berpikir bahwa Yesus memenuhi kebiasaan di Israel dimana para hakim biasa menunggang seekor keledai (Hakim-Hakim 12:14). Kristus dengan demikian, masuk bukan sebagai seorang Penakluk, tetapi sebagai Hakim Israel “yang datang untuk menghakimi dunia ini.”

Para ahli Taurat di dalam Perjanjian Lama memberikan dua gambaran mengenai kedatangan Kristus; yang pertama adalah menunggang keledai; yang ke dua, di balik awan di angkasa. Mereka menjelaskan perbedaan ini dengan mengatakan bawha Ia akan datang menunggang seekor keledai kalau umat di dalam Perjanjian Lama tidak memelihara seluruh perintah Allah dengan setia (seperti memelihara hari Sabat), dan bahwa Ia akan datang dari balik awan di angkasa kalau umat-Nya layak. Para ahli Taurat yang berpendidikan itu tidak memahami bagaimana Kristus akan datang menunggang keledai dan berpikir bahwa Ia akan datang kembali dari balik awan di angkasa.

Dalam mengambil keledai dan anaknya untuk dipakai-Nya, Kristus memberikan kepada kita contoh tentang keadilan dan kejujuran. Ia meyakinkan pemilik keledai itu bahwa binatang itu hanya dipinjam-Nya. Ia mengatakann kepada para murid-Nya, “Katakanlah, ‘Tuhan memerlukannya’ dan Ia akan mengembalikannya,” yaitu, mengembalikannya kepada pemiliknya setelah selesai memakainya.

DOA: Bapa yang Kudus, kami bersukacita dengan berseru, karena janji-Mu kepada sang nabi, Zakharia, memerintahkan kami untuk bersukacita ketika Raja Surga datang untuk mengambil alih pemerintahan rohani dan meneguhkan kerajaan-Nya di dalam kebenaran setelah Ia dinobatkan. Kami bersyukur kepada-Mu Bapa karena Anak-Mu yang lemah lembut sudah datang sebagai Dia yang rendah hati dan miskin sehingga Ia bisa merasakan bersama dengan mereka yang hidup dalam masa kesusahan untuk memberkati mereka dengan Roh Kudus-Nya.

PERTANYAAN:

  1. Apa yang bisa anda pahami dari nubuatan Zakaria?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 28, 2023, at 02:45 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)