Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Matthew - 148 (Jesus Attacks Fanaticism and Shallowness)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba
Previous Lesson -- Next Lesson MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
D - Orang-Orang Yahudi Yang Tidak Percaya dan Permusuhan Mereka Kepada Yesus (Matius 11:2 - 18:35)
3. Pelayanan dan Perjalanan Yesus (Matius 14:1 - 17:27)
i) Yesus Menyerang Fanatisme dan Kedangkalan Rohani (Matius 16:1-12)MATIUS 16:5-12 Yesus kemudian beralih dari tempat dimana Ia memberi makan empat ribu orang, berpindah ke sisi lain dari danau itu. Para murid-Nya tidak bisa membeli makanan untuk mereka bawa ke dalam perjalanan ini. Ketika Kristus berbicara kepada mereka tentang ragi orang-orang Farisi yang meracuni pikiran, mereka berpikir bahwa yang dimaksud Yesus adalah mengenai ragi makanan. Pikiran mereka terpaku kepada perkara-perkara dunia dan Ia memusatkan pikiran-Nya kepada perkara-perkara surgawi, karena Ia memang meletakkan seluruh kepedulian-Nya ke tangan Bapa-Nya. Yesus menegur para murid-Nya karena memikirkan mengenai roti lebih dari masalah-masalah rohani. Ia menunjuk kepada peristiwa dimana Ia memberi makan lima ribu orang dengan lima roti, dan empat ribu orang dengan tujuh roti. Mengapa mereka khawatir tentang roti selama mereka bersama-sama dengan Dia? Yesus, sekali lagi, menjelaskan kepada mereka bahwa legalisme orang-orang Farisi dan liberalisme orang-orang Saduki tidak sejajar dengan kasih Allah di dalam Perjanjian Baru, kasih yang sudah menuntun banyak orang melalui Roh Kudus ke dalam pelayanan pengorbanan. Yesus menekankan kepada para murid-Nya tentang pentingnya berjaga-jaga terhadap kemunafikan dan berjaga-jaga terhadap sekadar melakukan kesalehan saja. Ia mendorong mereka untuk mengakui dosa-dosa mereka dan melayani Allah dengan anugerah-Nya. Perbedaan antara penyembahan kepada Allah yang didasarkan kepada kebenaran pribadi, melalui memelihara Hukum Taurat dengan kemerdekaan kasih Kristus yang didasarkan kepada pengurapan-Nya dan berdiamnya Roh Kudus, sangat mendalam. Nampak sekali ada pergumulan yang sangat keras di dalam Kisah Para Rasul. Di dalam Kitab ini, rasul Paulus menjadi pejuang yang sangat terkemuka untuk membebaskan pikiran kita dari usaha mencari kebenaran berdasarkan Hukum Taurat. Ia bersaksi mengenai berdiamnya Roh Kudus di dalam hati kita, yang dimungkinkan dengan penggenapan Kristus akan semua persyaratan kebenaran di kayu salib. Sayang sekali, bahkan sampai saat ini, beberapa orang percaya tidak memahami kesalahan mencari pembenaran melalui usaha sendiri. Hal itu memang pemahaman yang sangat dominan dari orang-orang Yahudi yang berasal dari Perjanjian Lama, sedangkan kebenaran oleh iman adalah dasar dari berita kepada seluruh dunia yang berasal dari Perjanjian Baru. DOA: Kami memuliakan Engkau dan bersukacita, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, karena Engkau membebaskan kami dari bergantung kepada kesalehan pribadi kami. Namun Engkau sudah membenarkan dan menyucikan kami, dan memelihara kami di dalam anugerah-Mu sehingga kami bisa melayani Engkau dengan sukacita, tanpa roh kemunafikan. Kami adalah orang-orang berdosa yang dibenarkan, dan Engkau menjadikan kami anak-anak-Mu yang kudus dengan menyelamatkan kami melalui anugerah-Mu saja. PERTANYAAN:
|