Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Ephesians -- 022 (The renewal of godless ones)

This page in: -- Arabic -- English -- German -- INDONESIAN -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

EFESUS - Hendaklah Kamu Penuh dengan Roh
Meditasi, Renungan, Doa dan Pertanyaan Seputar Surat-surat kepada Gereja di Efesus
Bagian 2 - Doktrinal theologi dari Rasul Paulus Agar anggota jemaat dari golongan Semit dan golongan Yunani-Romawi bisa hidup bersama dalam kesatuan (Efesus 2:1 – 3:21)

Oleh anugerah saja! (Efesus 2:8-10)


Efesus 2:8-10
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Paulus mangakui bahwa semua janji Yesus, wahyu dari Roh Kudus dan kenyataan tentang kehidupan rohani sama sekali bukan upah dari pencapaian manusia. Namun, semua itu adalah semata-mata kasih karunia, perkanan dan anugerah dari Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Doktrin yang mengajarkan bahwa manusia bisa mencapai kasih karunia Allah dengan cara mentaati hukum-hukum Tuhan merupakan doktrin yang sesat. Paulus dan Martin Luther melawan semua pengajaran sesat itu—yang didasarkan kepada asumsi bahwa penebusan orang berdosa terjadi karena “pekerjaan baik” seseorang. Semua pelayanan, doa, pengorbanan, dan perbuatan kasih orang-orang yang percaya kepada Yesus yang dilakukan dalam tuntunan Roh Kudus adalah buah-buah dari anugerah Allah, dan bukan pencapaian manusia. Apa yang bisa mereka pahami dan yang bisa mereka capai bukanlah upah karena kesalehan mereka. Namun, semua itu adalah bukti dari belas kasih sang Juruselamat dan kasih karunia dari sang Penebus.

Barangsiapa yang percaya bahwa “pekerjaan baik” maka manusia bisa mencapai surga adalah seorang yang naif, dan tidak memahami kebesaran dan keagungan Allah yang hidup yang tak terpahami. Untuk memastikan hal itu, Yesus memberikan perintah ini, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48). Namun orang yang berpikir bahwa ia bisa menjadi sempurna sama seperti Allah itu sempurna, dengan segala doa, pengorbanan dan perbuatan baiknya sama sekali belum memahami kemuliaan kasih dan kekudusan Allah.

Tidak ada seorangpun, yang dengan kekuatannya sendiri, bisa menjadi serupa dengan Tuhan atau bahkan merefleksikan kebesaran sifat-Nya. Semua itu hanya bisa terjadi karena kasih karunia! Bapa, yang sempurna adanya, memberikan kepada semua pengikut Yesus, Anak-Nya, warisan sifat kebaikan dan belas kasihan melalui kuasa Roh Kudus. Sang Anak saja yang bisa mengatakan, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa!” (Yohanes 14:9).

Paulus, sementara berada dalam keadaan sebagai tahanan rumah, memahami kebenaran yang lebih mendalam lagi dalam perenungannya. Ia menuliskan kepada orang-orang kudus di Efesus bahwa mereka dan semua orang yang sungguh-sungguh percaya adalah hasil dari karya anugerah Allah. Melalui keberadaan kita dan keberadaan mereka yang ada di dalam Kristus, maka kita melalui kasih karunia bisa dipanggil dan dimampukan untuk melakukan “pekerjaan baik.” Buah-buah kebaikan ini bukanlah hasil pekerjaan kita sendiri, tetapi hanya sekedar tanda-tanda dan petunjuk yang direncanakan-Nya sejak awal untuk menyatakan kasih dan kemahakuasaan-Nya. Bukan kita yang memiliki kesanggupan untuk bisa menggenapi tugas, jabatan dan panggilang kita. Akan tetapi Allah sendirilah yang sudah merencanakan dan berkenan kepada kita sehingga kita bisa menjalani kehidupan sebagaimana yang dikehendaki-Nya ketika Ia menciptakan kita.

Barangsiapa sungguh-sungguh memahami “predestinasi tersembunyi” dari semua yang kita sebut sebagai “pekerjaan baik” akan bisa langsung mengubur gejala kesombongan apapun yang mulai mucul, karena semua kebaikan yang muncul dan tumbuh di dalam kehidupan tidak berasal dari diri kita sendiri. Namun, semua buah itu menjadi nyata hanya karena pikiran dan karya Allah semata. Sudahkah kita bersyukur kepada Allah atas anugerah-Nya?

Doa: Bapa surgawi, kami memuji Engkau atas besarnya anugerah-Mu. Kami hanya layak mendapatkan murka. Namun, Engkau sudah mengampuni kami dan memperdamaikan kami dengan kematian Yesus Kristus sebagai pengganti kami. Belas kasihanilah kami, agar kami bisa diubahkan menjadi kemuliaan bagi anugerah-Mu yang penuh kasih karunia. Tolonglah juga mereka yang sudah tersesat, yang percaya bahwa mereka bisa mencapai keselamatan mereka sendiri dengan “perbuatan baik” mereka. Amin.

Pertanyaan:

  1. Mengapa tidak ada manusia yang bisa diselamatkan melalui apa yang disebut “perbuatan baik?”
  2. Bagaimana Paulus bisa mengatakan bahwa “perbuatan baik” dari orang-orang kudus sudah direncanakan oleh Allah sebelumnya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on February 23, 2018, at 02:35 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)