Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Tracts -- Tract 11 (Follow Me!)
This page in: -- Armenian -- Baoule? -- Burmese -- Chinese -- Dagbani? -- Dioula? -- English -- French? -- German -- Greek -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Japanese -- Korean? -- Lingala? -- Maranao -- Nepali? -- Peul? -- Somali -- Spanish -- Sundanese -- Telugu -- Thai? -- Turkish? -- Twi? -- Uzbek -- Yoruba
TRAKTAT - Berita Alkitab singkat untuk dibagikan
TRAKTAT 11 -- Ikutlah Aku! (Matius 9:9)Setiap orang yang pernah melakukan penerbangan ke Negara yang jauh di perusahaan penerbangan yang resmi bisa melihat, setelah pendaratan, sebuah mobil kecil meluncur dengan cepat menuju kea rah pesawat itu dan menempatkan diri di depan pesawat itu. Mobil itu meluncur pelahan menuju ke tempat dimana para penumpang akan turun. Di bagian atas mobil itu anda bisa melihat sebuah tulisan besar yang berbunyi “FOLLOW ME” (Ikutlah Aku). Orang yang memulai frase “Ikutlah Aku,” 2000 tahun yang lalu adalah Kristus, Anak Maryam. Ia datang dari perbukitan Nazaret ke dasar dari lembah Yordan di dekat Danau Tiberias. Kristus diam di Kapernaum, sebuah wilayah dimana banyak jalan saling bertemu dalam persimpangan. Di sana Ia menyembuhkan orang-orang sakit yang datang kepada-Nya. Ia memanggil orang-orang berdosa kepada pertobatan dari kejahatan mereka, dan menyatakan Injil-Nya yang menghiburkan kepada mereka. Hati yang hancur dan orang-orang yang cacat datang kepada-Nya dari berbagai penjuru. Semua orang yang ingin mengenal kebenaran datang dari dekat dan dari jauh. Mereka semua ingin melihat manusia yang unik ini yang mampu melakukan mujizat. Mereka menemukan adanya kuasa Ilahi, tuntunan dan kelegaan di dalam Firman-Nya. Di wilayah ini hidup seorang pemungut cukai yang bernama Matius. Ia adalah seorang pegawai dari pemerintahan penjajah Romawi. Ia mengumpulkan pajak dan cukai bagi bangsa Romawi dari mereka yang mengadakan perjalanan dan dari semua orang yang membawa barang-barang dagangan. Orang-orang Yahudi sangat membenci dia karena ia menarik pajak sesuka hatinya dari mereka. Ia tahu semua trik dari mereka yang dalam perjalanan dan membongkar tempat-tempat yang tersembunyi dari para pedagang dan memaksa mereka membayar cukai. Tidak ada orang yang suka membayar biaya cukai, tetapi Matius cerdik dan bisa menarik banyak uang karena pengalamannya dalam kelicikan. Jadi, pemungut cukai ini mengalami penolakan dari bangsanya sendiri meskipun ia mendapatkan kekayaan. Hati nuraninya mengganggu dia dan ia ingin menemukan pengampunan atas ketidakjujurannya dan dibebaskan dari kecintaannya akan uang. Ia ingin mengalahkan kebencian dari mereka yang membencinya dan menginginkan hidup damai dalam hati nurani yang bersih. Setelah ia mendengar tentang Yesus, yang tinggal di kotanya, ia sangat ingin melihat Dia, dengan harapan mendapatkan pertlongan yang dibutuhkannya. Matius menginginkan untuk damai dengan Allah dan dengan manusia, tetapi sebagai seorang pejabat ia tidak bisa secara terbuka mengunjungi orang dari Nazaret yang sangat luar biasa itu. Namun, ketika ia mendengar perkataan Yesus dan melihat apa yang dilakukan-Nya, di dalam dirinya muncul harapan dan keinginan untuk melihat Dia dan bertemu sendirian dengan Dia. Kristus mampu melihat dan membaca pikiran di dalam hati. Ia melihat adanya kerinduan yang sangat besar di dalam hati pemungut cukai yang terhina itu, dan memahami kesediaannya untuk menerima pertolongan-Nya. Suatu hari Ia melewati tempat kerja pemungut cukai itu, dan melihat Matius memandang ke arah-Nya. Yesus menguji hatinya, melihat pertobaran dan memberikan perintah berupa satu kalimat singar, “Ikutlah Aku!” Pemungut cukai ini sudah sangat lama ingin mendengar suara Allah kepadanya. Jadi saat ia menerima perintah Kristus, ia memahami bahwa ia harus secara langsung dan sepenuhnya menyerahkan diri kepqda orang dari Nazaret itu. Dari perintah-Nya, Matius tahu bahwa Nabi ini tidak merendahkannya dan siap untuk menerima dia ke dalam persekutuan pengikut-Nya meskipun pada kenyataannya ia ditolak oleh orang-orang sekotanya sendiri. Pemahaman itu seperti suara petir yang menyambar di dalam hati dan pikirannya. Dalam sekejap ia langsung memahami bahwa ia harus bertindak saat itu juga atau kehilangan kesempatan sampai selamanya. Ini kesempatan sekali seumur hidup, pikirnya. Jadi Matius langsung berdiri dan menyerahkan kantornya kepada pejabat lain dan tanpa syarat mengikut Yesus. Orang banyak yang mengikut Yesus sangat terkejut. Mereka tidak suka kalau Penyembuh yang Agung itu menerima si pengkhianat itu. Karena itu Yesus menjelaskan kepada para pengikut-Nya tentang apa artinya mengikut Dia dan berbicara kepada mereka dengan penjelasan ini, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Matius 16:24-25). Yesus menjelaskan, dengan perkataan itu, tujuh rahasia yang harus kita ketahui dan pahami:
Matius, sang penulis Injil, mengalami langkah-langkah yang berbeda itu di dalam mengikut Kristus. Ia memahami perintah-perintah Yesus di dalam hukum-Nya yang baru, memelihara semuanya di dalam hati dan menuliskannya secara tepat (Baca Matius 5:1-7:29). Rasul-rasul yang lain memerintahkan dia untuk mengumpulkan dan memelihara perkataan Kristus (Lukas 1:2). Ia menuliskan catatan Injil yang terpanjang dari antara semuanya. Ia tidak menuliskan pikirannya sendiri tetapi mencatat Yesus di dalam perkataan, perbuatan dan doa-doa-Nya. Dia disebutkan sebagai saksi yang untuk Tuhan yang dikasihinya. Kita membaca di dalam wahyu Kristus kepada Yohanes bahwa Matius akan menjadi salah satu sokoguru yang sangat berharga bagi kota Yerusalem baru di surga (Wahyu 21:14, 19-20). Matius meninggalkan kantornya dan kekayaannya agar dapat mengikut Yesus. Berjalan di sekitar Yesus tidaklah mudah, tetapi ia belajar untuk puas dengan yang sedikit karena Tuhan memeliharanya setiap hari. Ia dulunya adalah direktur kantor cabang pajak dan mempunyai bawahan; namun, di dalam pengikutannya akan Yesus, is harus menahan kebencian dari para pemimpin agama yang membenci Yesus. Ia melarikan diri bersama dengan para murid yang lain ketika Yesus ditangkap dan dijatuhi hukuman. Sebelumnya Matius adalah pemimpin yang mandiri atas bawahan-bawahannya. Tetapi dengan mengikut Yesus, ia harus belajar untuk taat dan tunduk. Matius sudah meninggalkan kenyamanan dan kepuasan duniawi untuk menjadi puas di dalam pemeliharaan Tuhan. Ia meninggalkan kesediriannya sebagai orang buangan karena pekerjaannya bagi orang Romawi, dan masuk ke dalam persekutuan sebagai pengikut Yesus. Kristus memerdekakan dia dari dosa-dosanya dan membawa dia ke dalam kekudusan-Nya. Tuhan menyelamatkan dia dari kutuk hati nuraninya sehingga ia bisa hidup di dalam damai sejahtera dengan Allah dan manusia. Matius melepaskan diri dari keterasingan dunia ini dengan kuasa Roh Kudus melalui kasih kpada Allah, Anakn dan para pengikut-Nya. Yesus memerintahkan kepada Matius, “Ikutlah Aku!” Yesus tidak meminta dia untuk mengikuti seorang filsuf atau sebuah partai politik, tetapi memerintahkan agar dia mengikuti Firman Allah yang berinkarnasi itu. Yesus adalah satu-satunya jaminan akan masa depan dan keberhasilannya. Karena itu bagi Matius, Tuhan sudah menjadi Penyembuh, Pengudus, Pembebas, Pelepas dan sumber kekuatan di dalam kehidupan. Yesus adalah Juruselamat Matius. Anak domba Allah mati sebagai pengganti Matius di dalam penghukuman. Karena itu Matius percaya kepada-Nya dan ikut mengakui di dalam tulisannya akan perkataan Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” (Matius 16:16). Pembaca yang kekasih: WATERS OF LIFE Internet: www.waters-of-life.net |