Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- Indonesian -- Matthew - 204 (The Fifth Woe)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
B – Kristus Menegur dan Memperingatkan para Pemimpin Agama Yahudi (Matius 23:1-39) – Kumpulan Kelima dari Perkataan Yesus

7. Kecaman yang Kelima (Matius 23:23-24)


MATIUS 23:23-24
23 “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan!
(Imamat 27:30, Mikha 6:8, Lukas 18:12)

Kita berpegang kepada uang, properti, dan kekayaan sebagai jaminan keamanan. Kita juga ingin mengamankan tempat kita di surga, karena itu kita mengorbankan harta kita dan merasa senang di dalam hati kita. Kita berusaha, dengan cara kita, untuk berkorban dan membayar harga keselamatan kita dengan uang dan kekuasaan.

Orang-orang Farisi dikuasai oleh keinginan menegakkan kebenaran dengan didasarkan kepada perbuatan mereka sendiri. Karena itu, mereka secara tetap memberikan persepuluhan atas segala sesuatu, termasuk rempah-rempah mereka. Mereka melakukannya untuk membeli pembenaran dari Allah, seolah-olah Ia adalah pedagang.

Namun Kristus tidak meminta kita untuk memberikan persepuluhan, melainkan menuntun kita untuk menggenapi kebenaran, menunjukkan rahmat, dan melanjutkan kehidupan iman. Iman yang berkorban karena kasih adalah ibadah yang diterima oleh Allah. Barangsiapa hanya memberikan persepuluhan mengikuti Hukum Musa. Barangsiapa menyucikan dirinya, waktunya, dan uangnya mengikuti Kristus dan Roh-Nya.

Yesus memanggil para ahli hukum yang membenarkan diri sendiri itu sebagai “buta” dalam kaitannya dengan kenyataan dan kebenaran. Mereka tidak mengenal dan tidak melihat jalan Allah yang sesungguhnya. Namun, mereka mengaku bahwa mereka membimbing orang-orang lain ke surga. Tetapi mereka menekankan hal-hal yang kecil, sementara mengabaikan kewajiban yang besar. Kristus memakai perumpamaan yang sangat menarik di dalam Lukas untuk menunjukkan kepada para pendengar-Nya bahwa sementara para ahli hukum itu sangat ketat dalam perincian mengenai hukum, mereka sebenarnya mengabaikan perintah yang paling penting, seperti; mengasihi Allah, pertobatan yang tulus, melayani yang miskin dan membutuhkan, pembaharuan diri, dan menerima Kristus dengan pujian dan ucapan syukur. Mereka memaksa bangsa mereka untuk melakukan tanggungjawab yang sangat memberatkan, tetapi mereka mengabaikan pengampunan oleh rahmat dan keselamatan melalui kasih dari Allah. Mereka tidak mengakui betapa seriusnya dosa-dosa seperti kemunafikan, perzinahan, kesombongan, ketamakan, sumpah palsu, perceraian sembarangan, dan dendam. Inilah sebabnya Kristus mengatakan bahwa mereka adalah kaum munafik dan penuntun yang buta.

Sangat baik untuk menguji diri sendiri sehingga kita bisa memahami dosa-dosa kita sebagaimana Allah memandangnya. Ketika kita cepat untuk tertarik kepada kesalahan orang-orang lain dan mengecilkan dosa-dosa kita sendiri, bukankah kita juga orang-orang yang buta dan orang-orang munafik yang sombong?

DOA: Tuhan Yesus Kristus, kami berterima kepada-Mu karena Engkau menyatakan keadaan kaum legalis dan jahat, dan menyatakan keadaan mereka yang sebenarnya. Ampunilah kami kalau kami buta terhadap dosa-dosa kami sendiri, seperti mereka. Kami meminta kepada-Mu, Tuhan, untuk menyatakan semua kemunafikan yang tersembunyi di dalam diri kami. Buatlah kami rendah hati di hadapan kekudusan-Mu sehingga kami bisa mengenal kasih-Mu yang besar. Kami berdoa untuk semua orang yang mencari kebenaran di antara bangsa kami agar mereka bisa membuka hati untuk memandang diri mereka sebagaimana Engkau memandang mereka, dan menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka dan menerima keselamatan yang cuma-cuma.

PERTANYAAN:

  1. Mengapa kita mendapati bahwa orang-orang yang beragama dan para guru itu buta akan keadaan diri mereka sendiri?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 05, 2023, at 08:15 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)