Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 050 (All Creatures Worship the Lamb)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 2 - PENOBATAN YESUS KRISTUS (WAHYU 4:1 - 6:17)
BAGIAN 2.2 YESUS KRISTUS DINOBATKAN DENGAN DIBERI GULUNGAN KITAB YANG DIMETERAI (WAHYU 5:1-14)

3. Semua Makhluk Menyembah Anak Domba (Wahyu 5:8-14)


WAHYU 5:8-9a
8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya ...

Penjaga Tahta Dan Kedua Puluh Empat Tua-Tua Itu Menyembah Anak Domba: Pada saat Anak Domba itu menerima ketujuh gulungan kitab yang dimeteraikan itu, tiba-tiba ada gerakan di surga. Ada gelombang sukacita dan kegembiraan mengalir dan semakin berkembang. Ketegangan yang ada mencair dan berubah menjadi penyembahan yang spontan kepada Anak Domba. Yohanes melihat dan mendengar dengan nafas yang tertahan bagaimana para penjaga tahta itu menyembah dan kedua puluh empat tua-tua itu menyanyikan nyanyian pujian, seluruh bala tentara surga bersukacita dan kemudian semua makhluk yang ada di sana menyerukan seruan sukacita.

Penjaga tahta yang mewakili semua makhluk hidup, baik yang berkaki empat, burung atay manusia sujud di hadapan Anak Domba dan menyembah sang Pemenang dari Golgota itu. Mereka mengagumi rancangan Bapa yang memberikan kekuasaan kepada sang Anak. Mereka memahami bahwa sebuah aeon baru, jaman baru, sedang dimulai.

Islam, juga, memandang dirinya sebagai agama penyembahan. Akan tetapi, penyembahan mereka berpuncak kepada perkataan Muhammad yang penuh dengan hujatan, “Kalau Yang Mahapengasihi memiliki anak, aku akan menjadi orang yang pertama menyembahnya " (Sura Az-Zukhruf 43:81). Penyembahan kepada Allah di dalam Islam menghilangkan penyembahan kepada anak.

Kedua puluh empat tua-tua, yang merupakan penyembah dari lingkaran kedua, tersungkur di depan Anak Domba dan dengan itu memberikan kesaksian tentang keilahian-Nya dan kewenangan-Nya untuk menerima penyembahan (Lukas 17:15-19).

Masing-masing tua-tua itu memegang kecapi dan sangat ahli memainkannya. Mereka menjadi kelompok paduan suara penyembah yang luar biasa. Nebukadnezar pernah meminta pemain kecapi memainkannya di dekat patung emas yang setinggi dua puluh meter itu disahkan, dan ia memerintahkan agar semua orang menyembah patung itu (Daniel 3:5). Ketika Kaisar Roma dinobatkan dan diberi penghormatan, kecapi juga dimainkan, dan di Babel di Jaman Akhir pemain kecapi juga akan membawa suasana yang sangat riang. Suara kecapi yang bergetar lembut dari kedua puluh empat tua-tua itu, dimaksud untuk menaikkan penyembahan kepada anak Domba yang sudah disembelih dan yang sudah hidup lagi. Dia yang layak disembah dan dikasihi. Mereka hanya ingin melayani Dia saja.

Di tangan mereka ada satu cawan ukupan emas yang dibuat sesuai dengan perintah pembuatan perkakas roti sajian di Kemah Suci (Keluaran 37:16,29). Mereka tidak hanya mau memuliakan Anak Domba dengan alunan musik, tetapi mau menghormati dan menyukakan hati-Nya dengan wewangian yang paling mulia.

Yohanes menafsirkan naiknya asap dari kemenyan di ukupan itu sebagai doa-doa orang-orang kudus di sepanjang jaman. Orang-orang kudus tidak hanya menyebut mengenai kedua puluh empat tua-tua, tetapi juga semua orang yang sudah disucikan oleh darah pengudusan dari anak Domba. Anak Domba menyempurnakan mereka sampai selama-lamanya hanya dengan satu korban saja (Ibrani 10:14). Semua orang yang menjadi tempat kediaman Roh Kudus karena pengdusan melalui kematian Anak Allah adalah orang kudus. Ia mengalami pembasuhan ganda, yaitu, bukan hanya oleh darah Yesus Kristus yang sudah menyucikan sampai sempurna, tetapi juga oleh kuasa Roh Kudus yang menolongnya menjalani kehidupan yang sudah disucikan.

Doa orang-orang kudus menunjuk kepada doa-doa para pengikut Yesus yang masih hidup dan juga doa-doa mereka yang sudah masuk ke dalam kekekalan. Jadi jemaat yang masih ada di Asia Kecil yang menderita karena penganiayaan dan tekanan yang makin meningkat itu juga ikut ambil bagian di dalam penyembahan kepada Anak Domba, meskipun mereka tidak hadir secara tubuh di sana.

Doa orang-orang kudus yang kelihatannya tidak berdaya diubahkan melalui tangan tua-tua itu menjadi doa yang penuh kuasa, kemenangan dan pujian. Doa para orang-orang yang menyembah Kristus dan yang sedang hidup dalam kesengsaraan menjadi salah satu bagian yang mendukung pemerintahan Anak Domba. Doa yang dinaikkan dengan rendah hati dan setia berarti ikut memerintah bersama dengan Anak Domba di dalam kerendahan hati itu.

Tua-tua itu menyanyikan nyanyian baru. Tiga kali di dalam kitab Wahyu kita membaca tentang nyanyian pujian baru (Wahyu 5:9; 14:3; 15:3,4). Masing-masing nyanyian itu dituliskan untuk memuji kemenangan Allah dan Anak Domba. Musa sudah menggubah nyanyian baru setelah ia berjalan melalui Laut Merah (Keluaran 15:1-19). Dan Roh Kudus mengilhamkan nyanyian pujian akan karya Allah yang luar biasa pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:11).

Nyanyian yang dinaikkan oleh roh-roh itu bukan haya kesaksian dari perasaan pribadi mereka yang melakukan penyembahan, tetapi juga menekankan kenyataan akan kemenangan Allah pada saat pendamaian dengan ciptaan-Nya yang sudah jatuh itu terjadi. Keajaiban yang terbesar di sini adalah kemenangan Anak Domba di kayu salib yang terbukti menjadi kemenangan melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dengan demikian keselamatan sudah digenapkan dan dunia diperdamaikan dengan Allah. Kuasa Allah bisa menjadi lebih efektif di dalam kehidupan orang-orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali. Sebuah aeon baru sudah dimulai. Seperti aliran sungai yang deras memancar di masa kita ini.

Mazmur 118 menuliskan salah satu doa Yesus Kristus yang dinaikan-Nya bersama dengan para murid pada masa Paskah, satu hari sebelum penyaliban-Nya. Melalui kata-kata doa itu Ia melihat dengan iman penobatan-Nya setelah kematian dan kebangkitan-Nya. Ia sendiri yang menggubah tema dari nyanyian baru itu:

Suara sorak-sorai dan kemenangan
di kemah orang-orang benar:
"Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan,
tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!"

(Mazmur 118,15-16).

Barangsiapa mau menyembah Anak Domba bisa juga menghafalkan nyanyian kemenangan ini, yang digubah oleh Philipp Friedrich Hiller yang sebenarnya kehilangan seluruh suaranya karena penyakit tenggorokan yang menimpanya (alam bahasa Jerman: Jesus Christus herrscht als König):

Yesus Kristus memerintah sebagai Raja,
Semua tunduk kepada-Nya,
Sagala kuasa diberikan Allah kepada-Nya.
Segala lidah mengaku,
Yesus adalah Tuhan,
Yang layak dimuliakan.
Allah itu Tuhan, Tuhan yang esa,
Tiada yang seperti Dia,
Hanya sang Anak, yang seperti Dia;
Yang tahta-Nya seteguh karang,
Yang hidup selamanya,
Dan kerajaan-Nya sampai selamanya.
Berjubahkan kehormatan dan kuasa (sebagaimana Bapa)
Dinobatkan oleh pujian lembut,
Mengatasi semua kerubim;
Di dunia dan sampai di surga
Ia yang memegang semuanya,
Karena Bapa berikan semua kepada-Nya,
Hanya di dalam Dia, karunia yang luar biasa,
Kita dapatkan keselamatan kita,
Ditebus dengan darah-Nya.
Lihatlah: hidup sudah diberikan,
Dan pengurapan kekal
Milik kita di dalam Yesus.
Balatentara yang kudus, serukan pujian sukacita bagi Dia,
Serukan bahwa Dia terpuji, benar dan sempurna
Dan kau, balatentara, dengan daun palem di tanganmu,
Dan kau, saksi bermahkota di kepalamu,
Dan kau, penyanyi di depan tahta-Nya,
Petiklah kecapi nyanyian surgawi
Aku, juga, berdiri di tempat terhina,
Ingin percaya, bersaksi dan berseru,
Meski aku masih musafir:
Yesus Kristus memerintah sebagai Raja,
Segala sesuatu tunduk kepada-Nya;
Hormat kasih dan mulia bagi-Nya!

Mari kita menyatakan bersama kemenangan Anak Domba ke seluruh dunia! Mari kita memberitakan nama-Nya di Asia Tengah dan India, di Cina dan Indonesia, di Iran dan Saudi Arabia, di Israel dan negara-negara Arab, di Afrika Tengah dan Afrika Timur dan di seluruh negara di dunia. Yesus hidup, dan Yesus menang! Siapa yang masih berduka dan hatinya dipenuhi dengan kekecewaan? Mari kita tujukan pandangan kita kepada Yesus, yang memulai dan menyempurnakan iman kita. Nama Bapa dan Anak akan dimuliakan melalui kita di dalam kuasa Roh Kudus. Kerajaan-Nya akan datang, kehendak-Nya akan terjadi. Kita dilayakkan menjadi rekan sepelayanan di dalam gerakan bagi Kerajaan Allah ini.

DOA: Tolonglah kami mengingat nyanyian kemenangan yang terus menjadi kesaksian bahkan sampai hari ini.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah para tua-tua di surga menyembah Anak Domba Allah?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 11:31 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)