Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 043 (Preparations for the Enthronement)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 2 - PENOBATAN YESUS KRISTUS (WAHYU 4:1 - 6:17)
BAGIAN 2.2 YESUS KRISTUS DINOBATKAN DENGAN DIBERI GULUNGAN KITAB YANG DIMETERAI (WAHYU 5:1-14)

1. The Persiapan Untuk Penobatan (Wahyu 5:1-6)


Utusan Khusus Surgawi Menghancurkan Kesombongan Dunia

WAHYU 5:2-4
2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" 3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. 4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

Malaikat Allah berseru dengan suara nyaring sehingga semua yang ada di surga, di seluruh penjuru dunia dan juga di dunia orang mati bisa mendengar berita yang disampaikannya dan wahyu tentan kekudusan dari Allah Tritunggal. Malaikat ini berseru dengan suara menantang, “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?

"Layak" dalam bahasa Arab berarti: Siapakah yang berhak, siapakah yang pantas, untuk pada saat yang ditentukan mengambil tindakan ini secara resmi? Siapakah yang cukup baik dan mampu yaitu yang cukup sabar dan kuat untuk memikul tanggungjawab dan pelaksanaan dari urusan ini?

Di dalam surga panggilan ini berarti, siapakah yang sepenuhnya kudus sehingga bisa masuk ke dalam terang cahaya kemuliaan Allah yang sangat menyilaukan itu tanpa terluka? Siapakah yang memiliki kedaulatan dan yang berhikmat, benar, kuat dan penuh dengan rahmat sehingga ia bisa mendekat kepada Allah Tritungga kudus yang penuh kasih tanpa harus dilenyapkan oleh pancaran kekuatan-Nya?

Pertanyaan dari malaikat ini juga berarti, siapakah yang bisa membuka ketujuh meterai itu tanpa merusak tulisan di dalamnya? Siapakah yang bisa membaca dan memahami isinya tanpa rasa putus asa dan bisa mengimplementasikan isinya dengan kedaulatan?

Panggilan yang sangat kuat di dalam alam semesta ini mengundang semua pihak, untuk bersaing dan mendaftar dan mengajukan dri saat itu juga. Semua malaikat, nabi, roh-roh, para Kaisar, dan penguasa dari segala jaman bisa saja mengajukan tuntutan mereka—tetapi mereka hrus menyadari bahwa mereka kemudian akan dihakimi oleh Allah. Bukan isi dari gulungan kitab itu yang paling penting di sini, tetapi pertanyaan tentang siapakah yang paling tepat untuk memiliki hak membuka ketujuh meterai dari gulungan kitab surgawi itu.

Tidak seorangpun dari antara pemimpin-pemimpin malaikat yang maju ke depan, baik Mikhael maupun Gabriel. Maria, ibu Yesus, juga tidak nampak di sana. Iblis sama sekali tidak berani mencoba ujian api ini. Tidak ada seorangpun yang bisa bertahan berada di dekat hadirat, kekudusan, hikmat, dan keputusan Allah. Baik Yakobus, ataupun Petrus maupun Paulus, ketiga martir gereja, juga tidak maju ke depan.

Beberapa dari antara makhluk mungkin ada yang sudah berusaha membuka ketujuh meterai, tetapi tidak ada satupun yang bisa melakukannya, tidak ada satupun (Mazmur 14:3). Tidak ada juga satupun dari para filsuf yang dianggap cerdas tetapi berpandangan sempit yang bisa bediri di sana, atau para raja imam dari masa Perjanjian Lama, dan tidak ada presiden yang terhormat dari negara manapun, para profesor atau para doktor. Tidak ada satupun yang layak menerima gulungan kitab itu dari tangan Allah. Mereka semua tidak mampu, bersalah, dan tidak layak.

Di surga ada keheningan yang memalukan. Kerusakan total dari seluruh umat manusia dan juga ketidaksempurnaan malaikat sangat nampak di sana. Kediaman dari semua makhluk menunjukkan akan kedatangan penghukuman itu: sikap menguji diri untuk mengenal diri sendiri dan menyadari perlunya menghukum diri sendiri.

Yohanes menangis dengan sangat sedih. Bukan hanya air mata yang meleleh membasahi pipinya, tetapi ia menangis tersedu-sedu dari dasar hatinya, karena ia menyadari betapa rusaknya dunia, termasuk dirinya sendiri. Ia menangkap kebenaran dan kenyataan tentang kejatuhan makhluk hidup: Semua makhluk tidak layak, bersalah dan ada di bawah kutuk. Tidak ada tanggapan baik di surga maupun di bumi. Meski manusia sudah bersusah payah tetapi tidak ada satupun yang layak bertahan sampai selamanya. Lebih lagi, semua tua-tua yang ada di surga juga tidak layak. Kalau kita melihat keadaan diri kita sendiri, maka tangisan Yohanes juga akan menular kepada kita atau paling tidak akan mengancurkan kebanggaan kita.

Namun tangan kanan Allah yang memegang gulungan kitab itu terap teracung meskipun ada keheningan yang memalukan itu. Inilah tanggapan Allah akan sejarah manusia! Hanya itulah satu-satunya selembar kertas yang memiliki masa depan!

Hari ini kata-kata di dalam gulungan kitab itu bisa dibaca oleh semua orang di dalam kitab Wahyu. Tetapi hanya sedikit saja yang mau membacanya dan tertarik dengan isinya. Para malaikat dan para nabi sudah sangat ingin melihatnya untuk mengagumi rancangan Allah. Hari ini teks di dalam gulungan kitab itu juga sudah diterjemahkan dan dicetak ke dalam banyak bahasa. Tetapi sebagian besar orang justru memilih untuk menonton pertandingan sepakbola di televisi, dan bahkan banyak di antara orang-orang saleh yang berpikir bahwa karena keselamatan kita sudah digenapkan maka mereka sudah puas! Mereka tidak memahami bahwa wahyu Yesus Kristus yang memungkinkan munculnya semua tatanan dunia baru dan menghakimi semua sistem ekonomi. Barangsiapa ingin memiliki kehidupan yang memiliki tujuan harus membaca kitab Wahyu Yohanes dengan penuh doa dan mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat.

DOA: Di hadapan-Mu, Yang Kudus, tidak ada manusia atau roh yang benar atau sempurna, karena memang tidak ada yang benar selain Engkau. Kekudusan-Mu membuka kecemaran dan kejahatan kami. Biarlah kami menjadi ketakutan dan menangis seperti Yohanes sehingga Engkau bis amencurahkan rahmat-Mu kepada kami dan menyatakan kepada kami rancangan keselamatan yang dari-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah Yohanes menangis dengan sangat sedih?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 11:24 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)