Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- English -- Mark - 102 (The Women Beneath the Cross)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 8 - KERINDUAN DAN KEMATIAN KRISTUS (Markus 14:1 - 15:47)

19. Para Perempuan yang ada di dekat Salib (Markus 15:40-41)


MARKUS 15:40-41
40 Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. 41 Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.

Ada banyak perempuan dari berbagai golongan yang sudah mengikuti Yesus di dalam perjalanan panjang dari Galilea ke Yerusalem (Lukas 8:2-3). Sekarang, mereka bertekad untuk tidak meninggalkan Yesus. Pribadi Yesus, di dalam kuasa Roh Kudus, mengendalikan kehidupan para murid, baik laki-laki maupun perempuan, di dalam kekudusan dan kekaguman.

Kemungkinan besar para murid mendapatkan bantuan untuk kehidupan mereka dari para perempuan itu, yang melihat bahwa ada kuasa Ilahi yang besar yang keluar dari diri Yesus. Kristus tidak meminta bayaran untuk semua mujizat kesembuhan yang dilakukan-Nya, dan Ia juga tidak mengumpulkan harta yang berlimpah, melainkan hidup dalam kesederhanaan dan kecukupan. Para perempuan itu mengikuti perjalanan para murid Yesus di Galilea bahkan pada masa penganiayaan itu. Mereka melayani, dan memperhatikan para tokoh murid yang masih baru itu.

Kita tidak mengenal mereka, selain nama mereka. Teks di dalam Lukas 8:2-3 menunjukkan bahwa ada di antara mereka yang pernah mengalami kelepasan dari kerasukan Iblis, melalui kuasa Yesus.

Karena mereka belum menerima Roh Kudus, mereka takut bahwa roh-roh jahat itu akan kembali lagi mengganggu mereka, khususnya Maria Magdalena yang dikenal pernah dirasuki oleh tujuh roh jahat, dan sudah disembuhkan secara sempurna oleh Yesus. Para perempuan yang setia itu mencari perlindungan dari sang Juruselamat yang berkuasa, dan Yesus tidak melarang mereka mengikuti Dia.

Ada kemungkinan bahwa Salome adalah ibu dari Yohanes dan Yakobus, yang meminta agar kedua anak laki-lakinya itu mendapatkan kehormatan untuk duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya. Sekarang, ia justru melihat dua orang penyamin berada di sebelah kanan dan kiri Yesus. Ia membaca juga tulisan, “Raja orang Yahudi,” dan dia gemetar di dalam kegentaran dan kerendahan hati yang besar.

Banyak perempuan lain yang mengikut Yesus dengan setia, berharap bahwa Ia akan menyatakan kemuliaan-Nya, dan mendukung orang-orang benar yang sedang bergumul menghadapi ketidak-adilan. Sekarang, mereka sendiri melihat bahwa Yesus terluka parah. Mereka mendengar suara palu yang memaku Yesus ke kayu salib, dan mendengar perkataan-Nya di atas kayu salib itu. Namun, mereka tetap tidak melarikan diri.

Kalau mereka bukan pemberani, mereka tidak akan membiarkan diri mereka terancam bahaya dengan tetap berada di dekat kayu salib. Kita tidak tahu banyak mengenai detail dari kematian Yesus, tetapi para perempuan itu menjadi saksi dan pemberita yang layak mendapat pujian.

Kemungkinan besar, perwira pasukan itulah yang membiarkan mereka untuk tetap berada di sana, karena ia tidak khawatie bahwa para perempuan itu akan merampas tubuh Yesus dan menurunkannya dari kayu salib, karena mereka justru sedang berdiri dalam keadaan gemetar sambil menangis di bukit Golgota itu, setelah para imam dan tua-tua bangsa itu meninggalkan tempat yang mengerikan itu.

Kasih yang besar dari para perempuan itu adalah kasih yang sangat tulus, dan didasari oleh ucapan syukur kepada-Nya yang sudah menyelamatkan mereka dari Iblis, dan kasih itulah yang mencegah mereka meninggalkan tempat itu. Mereka berdoa, menangis dan mendengar semua perkataan yang diucapkan-Nya. Panasnya cuaca di sana membuat bibir mereka menjadi kering, kegelapan yang meliputi tempat itu membuat mereka ketakutan, tetapi mereka tetap berdiri di sana, dan tetap berada di dekat kayu salib sampai kepada akhirnya.

Sisa-sisa harapan yang masih ada kemudian lenyap ketika Yesus menyerukan seruan kemenangan-Nya, dan mati. Pada saat-saat terakhir, mereka masih mengharap Yesus menunjukkan kemenangan-Nya. Sekarang, setelah mereka melihat sendiri kematian Anak Allah, pikiran mereka menjadi seperti lumpuh, hati mereka hancur, dan mereka mencucurkan air mata sambil menahan tangis mereka di hadapan para prajurit yang ada di sana. Manusia yang terbaik itu sudah mati, dan kasih yang terbesar itu sudah disalibkan. Kuasa Allah kelihatannya menjadi lemah, dan para perempuan itu berdiri dengan penuh ketakutan menghadapi suatu rahasia yang sangat sulit untuk dipahami.

Mereka tidak memahami makna dari kayu salib pada saat itu, karena Roh Kudus belum dicurahkan kepada mereka.

DOA: Ya Bapa, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau tidak hanya laki-laki yang menciptakan sejarah, tetapi bahwa perempuan juga memiliki pelayanan yang sangat penting dalam saat-saat terpenting di dalam kerajaan-Mu. Kemuliaan Anak-Mu menarik mereka sehingga mereka melayani Dia, dan Engkau menuntun mereka untuk menjadi saksi yang melihat dan mendengar kenyataan tentang kematian Yesus sehingga kami bisa mengetahui apa kata-kata terakhir-Nya, dan menyaksikan tentang kematian-Nya kepada mereka yang menyangkalinya. Tolonglah para perempuan di jaman ini untuk memahami kasih dan kemuliaan Ilahi dari Yesus Kristus sehingga mereka juga bisa mengikuti Dia dan diselamatkan melalui iman mereka. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Apakah pentingnya keberadaan para perempuan itu di dekat kayu salib?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 07, 2014, at 08:56 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)