Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- English -- Mark - 099 (The Crucified is Mocked)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 8 - KERINDUAN DAN KEMATIAN KRISTUS (Markus 14:1 - 15:47)

16. Dia yang Disalibkan Menanggung Hinaan (Markus 15:29-32)


MARKUS 15:29-32
29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!" 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.

Menjadi kebiasaan bahwa imam besar akan mengunjungi para penjahat yang dijatuhi hukuman mati sebelum hukuman mati itu dilaksanakan, untuk mendengar pengakuan serta pertobatan mereka sebelum mereka menjalani kematian, dan untuk memberikan kepada mereka pengampunan secara umum atas dasar korban yang senantiasa dipersembahkan di Bait Suci demi keselamatan mereka dari murka Allah yang akan datang.

Yesus tidak mengakui kesalahan apapun di kayu salib. Ia tidak meneteskan air mata pertobatan, tetapi Ia berdoa untuk para musuh-Nya meminta pengampunan bagi mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Para pengajar kesalehan yang munafik yang mendengar doa pengampunan dari-Nya menganggap bahwa yang dilakukan Yesus itu merupakan penghujatan yang paling keji, kecongkakan, dan sikap keras hati. Karena itu, mereka dipenuhi dengan kemarahan, dan mereka dengan penuh kepahitan mengolok-olok Dia yang Tersalib itu.

Penderitaan tubuh-Nya semakin meningkat, namun olokan itu sungguh menusuk hati. Iblis menggoda Yesus untuk menyelamatkan diri-Nya, dan orang-orang yang berjalan melalui tempat itu dan melihat tubuh-Nya yang tergantung di kayu salib menggelengkan kepala mereka dan mengulangi kesimpulan dari perkataan Yesus sendiri di hadapan mahkamah agama bahwa ia akan meruntuhkan bait Suci dan kemudian akan membangunnya kembali dalam waktu tiga hari.

Mereka tidak ingat dengan tepat apa yang dikatakan Yesus, dan mereka juga tidak memahami bahwa yang dimaksudkan Yesus adalah tubuh-Nya sendiri sebagai Bait Allah, karena yang mereka pikirkan adalah bait berupa gedung yang kosong yang dibangun menggunakan batu-batu yang mati, yang bagi mereka dianggap sebagai jaminan bagi kehadiran Allah di tengah-tengah bangsa itu.

Iblis memakai para pengejek yang buta itu, dan mendorong mereka mengajukan panggilan palsu dari neraka, “Turunlah dari kayu salib! Selamatkan diri-Mu! Hancurkan usaha pendamaian itu! Akhiri saja penderitaan-Mu menggantikan semua manusia. Lepaskan diri-Mu, dan binasakan semua musuh-Mu!” Kalau ia sudah melakukan atau memiliki keinginan untuk melakukannya, maka Iblis akan menang, dan Allah akan kehilangan semua makhluk-Nya sampai selamanya.

Para pemimpin bangsa itu dan perwakilan bangsa itu bersama-sama menyerukan seruan dari kekerasan hati mereka, dan menghina tujuan penebusan Yesus. Ia memberikan hidup-Nya sebagai tebusah bagi manusia, berjalan siang dan malam melalui desa dan kota, dan menyembuhkan banyak sekali orang. Para ahli Taurat dan pemimpin agama itu menuduh Yesus menyembuhkan dengan memakai kuasa Iblis. Karena itu, mereka bermaksud, dengan menggunakan olokan mereka itu, melenyapkan iman para pengikut Yesus dari kuasa itu; sehingga mereka mengejek Dia yang Tersalib itu dengan menggunakan seluruh gelar kemesiasan-Nya, dan mereka menyebut Yesus sebagai Mesias yang tidak memiliki kuasa, dan Raja orang Yahudi yang tidak memiliki pasukan dan tidak memiliki rakyat. Mereka mengharapkan kedatangan Raja Ilahi yang akan membebaskan mereka dari kekuasan Romawi.

Bagi mereka, Yesus orang Nazaret itu nampak lemah. Ia sudah disalibkan sebagai penghujat oleh kaum penjajah dan penjahat. Dalam pandangan mereka, Allah tidak mungkin menyertai Yesus, dan bahkan Allah menyatakan murka kepada Yesus dan membinasakan Dia.

Untuk memancing Yesus menyatakan kuasa-Nya, mereka memaksa Dia, dengan kuasa Iblis, untuk turun dari kayu salib sehingga mata mereka bisa terbuka kepada kemesiasan dan keilahian-Nya, dan mereka bisa melihat kuasa di dalam diri-Nya, serta percaya kepada-Nya setelah melakukan mujizat yang mustahil itu. Mereka menyebut diri mereka sebagai imam-imam dan ahli Taurat, tetapi mereka sendiri buta terhadap pelayanan pendamaian yang sedang terjadi di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak bisa memahami bahwa mereka sudah menjadi alat di tangan Iblis.

Yesus mengalahkan semua serangan cobaan yang besar itu. Ia tidak turun dari kayu salib, tetapi menggenapkan karya keselamatan. Lalu, bagaimana bisa ahli-ahli agama mengatakan bahwa Yesus diangkat ke surga sementara ada orang lain yang disalibkan menggantikan Dia? Para pemimpin Yahudi berpikir demikian ketika kasih dan kesetiaan Yesus mengalahkan mereka. Bagi mereka, Kristus nampak seperti disalibkan. Tetapi sebenarnya, Dia memang sungguh-sungguh disalibkan. Ia tetap tergantung di kayu salib, dan Ia menggenapkan pendamaian dunia dengan Allah.

Kedua orang yang disalibkan di kedua sisi Yesus ikut juga dalam mengolok Yesus, karena Ia tidak mau menyelamatkan diri-Nya dan kemudian menyelamatkan mereka juga, lalu bergabung dengan kelompok mereka, dan bersaama-sama mencapai kemenangan. Namun, salah satu di antara mereka lama kelamaan memahami dan melihat bahwa Yesus tidak membalas hinaan itu, tetapi memberkati orang-orang yang mengutuk-Nya, mengasihi orang-orang yang membenci-Nya, dan berdoa bagi musuh-musuh-Nya. Kemudian ia mulai memahami dengan jelas bahwa Kristus bukanlah pendusta, dan bahwa Ia berbeda dari orang-orang lainnya. Ia memang adalah Raja, Tuhan, dan Anak Allah yang berkemenangan. Ia kemudian bisa mengenali Yesus, dan menjadi percaya kepada-Nya, serta masuk ke dalam keluasan kasih-Nya.

Para pengajar agama yang fanatik itu meninggalkan Raja mereka itu, dan kemudian bergegas untuk merayakan Paskah di hari Sabat itu di bawah perlindungan dari anak domba paskah mereka. Mereka tidak mengenali Anak Domba Allah yang sebenarnya. Kebenaran-Nya tetap tersembunyi bagi mata mereka bahkan sampai di saat ini. Di dalam kebutaan mereka, mereka meninggalkan Imam Besar dan Pendamai mereka dengan Allah.

DOA: Oh Bapa Surgawi, ampunilah setiap orang yang tidak memahami, yang menyangkal atau mengabaikan kenyataan bahwa Kristus sudah memberikan diri-Nya sebagai korban, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Bukakanlah mata mereka kepada mujizat pendamaian Ilahi sehingga mereka juga bisa memahami kasih Kristus yang luar biasa yang memilih penderitaan dan kematian untuk menyelamatkan orang-orang lain. Ia tidak memilh untuk turun dari kayu salib, tetapi terus setia dengan panggilan-Nya. Jadilkanlah kami setia dalam mengikuti Engkau sehingga kami juga bisa mengasihi musuh-musuh kami, dan melayani mereka senantiasa. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah para pemimpin agama dan orang banyak itu meminta agar Yesus turun dari kayu salib?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 07, 2014, at 08:53 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)