Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- English -- Mark - 085 (Jesus Anointed at Bethany)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 8 - KERINDUAN DAN KEMATIAN KRISTUS (Markus 14:1 - 15:47)

2. Yesus Diurapi di Betania (Markus 14:3-9)


MARKUS 14:3-9
3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. 4 Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? 5 Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. 6 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 7 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 8 Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. 9 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”

Yesus masuk ke dalam rumah Simon si kusta yang kemungkinan adalah salah satu orang yang ditahirkan secara ajaib dari kustanya oleh Yesus. Pentahiran ini berarti pengudusan dari dosa-dosanya dan semua akibat dosa itu. Kita melihat di dalam pentahiran ini kesimpulan dari karya Kristus sang Juruselamat. Tuhan tidak meninggalkan begitu saja orang yang ditahirkan-Nya, tetapi Ia mengunjungi, menguatkan, dan menghargai di dalam pandangan-Nya bersama-sama dengan kelompok para murid yang lain sehingga orang itu tidak akan menjadi sendirian saja setelah Ia naik ke surga. Para tamu yang lain juga datang meski ada halangan dan rintangan terhadap mereka. Mereka semua mengambil bagian dalam perjamuan yang penuh berkat itu.

Lazarus, yang dibangkitkan oleh Yesus dari kematian, juga datang bersama dengan saudara-saudara perempuannya (Yohanes 12:1-8). Orang-orang yang hadir di sana menjadi bukti akan kuasa Kristus Yesus yang mengalahkan semua dosa, dan bahkan kematian. Memang, Yesus memang bermaksud untuk mencabut benih dosa dengan menghapus segala dosa dunia.

Dengan pemahaman yang setia dan hati yang penuh belas kasih, Maria, saudara Lazarus langsung mengenali siapa sebenarnya Yesus itu, dan memahami makna dari perjamuan terakhir itu. Ia merasakan bahwa saat-saat akhir itu sudah semakin mendekat, dan memahami bahwa hanya ada sedikit waktu yang tersisa bagi dia untuk menunjukkan ucapan syukurnya kepada Yesus sang Tabib yang agung itu.

Maria langsung lari pulang ke rumahnya, dan kembali dengan membawa buli-buli pualam berisi minyak narwastu, yang mungkin disimpannya sebagai persediaan untuk pesta pernikahannya sendiri. Ia kemudian memecahkan leher buli-buli itu dan mencurahkan minyak itu ke atas kepala dan dan kaki Yesus. Ia merasa tidak menemukan cara yang lain untuk menyatakan ucapan syukur dan rasa hormatnya kepada Yesus yang sudah mengalahkan maut dan sakit penyakit, dan yang mengampuni dosa-dosa.

Yesus menerima pengurapan itu. Ia memahami tindakan itu sebagai lambang dan pertanda dari Bapa-Nya yang sudah mengijinkan pengurapan bagi-Nya sebagai Imam Besar untuk menghadapi kematian dan pengorbanan diri-Nya sendiri.

Sejak kekekalan, Yesus adalah Yang Diurapi dengan kepenuhan Roh Kudus, karena di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan keilahian secara tubuh. Ia tidak memerlukan pengurapan yang baru, tetapi kasih Bapa-Nya menguatkan-Nya di saat-saat menjelang kematian-Nya.

Ia secara langsung menubuatkan mengenai saat kematian-Nya yang semakin mendekat dan tentang penguburan-Nya sehingga tidak ada harapan yang salah yang terganggu karena ia menerima pengurapan itu, seolah-olah Ia sedang menerima mahkota kedaulatan suatu bangsa atau mengenai perkawinan-Nya sendiri. Saat itu, Yesus justru sedang mempersiapkan diri-Nya menghadapi kematian-Nya, dan mempersiapkan para murid-Nya untuk menghadapi kesendirian dan juga tanggungjawab mereka yang besar.

Sayangnya, para pengikut-Nya tidak memahami apa yang dilakukan oleh wanita itu. Bau yang harum dari minyak wangi itu masuk ke dalam rongga hidung mereka, dan otak mereka mulai membuat hitung-hitungan. Mungkin perbendaharaan umum mereka sedang menipis karena penganiayaan yang mereka alami. Mungkin Yesus sudah membagikan apa yang mereka miliki kepada orang-orang miskin. Kemudian, mereka mulai saling berbisik satu kepada yang lain, dan yang berbicara paling keras di antara mereka adalah Yudas Iskariot, “Kalau saja Maria memberikan minyak wangi itu kepada kita, kita bisa saja menjualnya, dan mendapatkan uang yang cukup banyak. Dengan uang itu kita bisa menolong orang-orang yang miskin.” Yudas mengeluh dan menjadi marah karena merasa bahwa minyak itu sudah terbuang sia-sia.

Yesus bisa membaca pikiran mereka. Ia melihat ketidaktaatan yang ada di dasar hati mereka, dan mengutuk orang-orang yang mengaku menjadi pembaharu dunia dengan memakai impian dan janji-janji yang palsu, dengan mengatakan, “Orang-orang yang miskin akan selalu ada bersamamu, bahkan di tempat yang disebut sebagai surganya kaum buruh dan petani. Selama dunia ini jauh dari Allah, maka orang-orang yang miskin, sakit dan lapar berkembang pesat ke barat dan ke timur, baik di antara kaum kapitalis dengan cara kapitalisme yang tak berbelas kasihan maupun di antara kaum sosialis dengan menekan dengan kekuasaan.”

Hanya kedatangan Yesus yang melenyapkan semua kekacauan dan ketidakadilan di dunia kita. Dia sajalah yang bisa mengakhiri semua tragedi.

Tuhan menunjukkan kepada kita cara yang terbaik untuk menolong orang-orang miskin dan membutuhkan. Ia tidak membentuk sebuah yayasan, dia juga tidak memanggil organisasi untuk menolong, tetapi Ia mengatakan, “Kalau kamu mau, kamu bisa menolong orang-orang yang miskin di sekitarmu. Jangan memberikan sumbangan hanya untuk membuat mereka pergi, dan kemudian kamu pulang ke tempat kediamanmu sendiri, tetapi menunduklah sejajar dengan mereka, turun ke dalam tingkatan hidup mereka, dan berikan perhatian kepada mereka. Mungkin mereka membutuhkan obat, membutuhan kata-kata yang menguatkan, pekerjaan, keahlian, atau beasiswa. Mintalah kepada Tuhan agar Dia memberikan hikmat kepadamu sehingga kamu bisa melayani orang-orang miskin, dan tidak hanya memperhatikan kebutuhan sendiri. Orang-orang miskin adalah sasaran dari kasih Allah.”

Yesus tidak menghendaki uang kita, tetapi Ia menghendaki hati kita agar Ia bisa memenuhi hati itu dengan belas kasihan dan keperdulian, dan membangkitkan kehendak kita kepada keteguhan dan tekad yang besar untuk melayani orang-orang miskin.

Barangsiapa mau melayani dan menolong, dan berdoa agar Tuhan meminta tuntunan untuk bisa melakukan pelayanan secara bijaksana, akan mengalami tuntunan Tuhan atasnya dan memberikan kepadanya kuasa bukan untuk menyingkirkan semua kemiskinan dari muka bumi, tetapi untuk menolong orang-orang yang miskin di sekitarnya.

Apakah anda mendengar panggilan Yesus? Apa yang anda lakukan? Apakah anda mengumpulkan uang hanya untuk keamanan pribadi dan keluarga anda sendiri? Kristus sudah mengorbankan diri-Nya. Apa yang anda berikan sebagai ucapan syukur atas pengorbanan-Nya? Maria mempersembahkan minyak wangi yang sangat berharga kepada Yesus. Ia melakukan apa yang bisa melakukannya, dan memberikan apa yang dimilikinya untuk mempermuliakan Tuhan.

DOA: Oh Tuhan Yesus, Engkaulah Anak Allah. Kami menyembah Engkau karena Engkau penuh kasih. Engkau memberikan hidup-Mu sepenuhnya bagi kami, meski kami penuh kejahatan. Ajarkanlah kami untuk mengubah pikiran kami sehingga kami tidak hanya peduli kepada diri kami sendiri, tetapi siap juga untuk melayani orang-orang yang miskin dan membutuhkan di sekitar kami. Bukalah mata kami untuk melihat semua orang yang berkesusahan dan membutuhkan pelayanan kami, dan tunjukkanlah jalan yang terbaik untuk menolongnya. Berikan kepada kami kekuatan untuk melayani dengan setia. Oh Tuhan, berikanlah kami kemampuan memahami kehendak-Mu. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Apakah yang kita pelajari dari persistiwa pengurapan Yesus oleh Maria, dan dari percakapan yang terjadi setelah pengurapan itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 06, 2014, at 05:39 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)