Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- English -- Mark - 053 (Jesus Predicts His Sufferings)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 5 - KRISTUS MENYATAKAN KEMATIAN DAN KEBANGKITAN-NYA KEPADA PARA MURID-NYA (Markus 8:27 - 10:45)

6. Yesus Kembali Menubuatkan Tentang Penderitaan-Nya (Markus 9:30-37)


MARKUS 9:30-37
30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”

Yesus menyatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan diserahkan ke tangan orang-orang berdosa, tetapi mereka tidak memahami makna dan rencana dari nubuatan ini, yaitu bahwa Hakim yang kekal akan membiarkan diri-Nya dengan sukarela diserahkan kepada manusia sebagai karya penebusan bagi kita. sebenarnya, mujizat ini jauh melebihi pemahaman kita, khususnya tentang kebangkitan dari antara orang mati. Jadi, bagi para pengikut-Nya hal itu tetap melampaui pemahaman mereka, karena mereka belum pernah mengalami kelahiran baru oleh Roh Kudus. Bahkan saat ini, banyak orang masih buta dan tuli terhadap kasih Allah yang dinyatakan oleh Allah melalui kayu salib. Mereka tidak memahami kebenaran tentang berdiamnya Roh Kudus di dalam hati orang-orang yang merindukan kebenaran, dan yang percaya kepada Anak Tunggal Allah.

Dunia ini perlu orang-orang yang berdoa kepada Yesus agar Firman-Nya mengusir semua ketulian rohani dari pikiran mereka, dan agar mereka dibangkitkan kembali, dikuatkan, dan mendengarkan Firman Allah.

Bahkan para pengikut Yesus juga dicobai untuk salah paham terhadap perkataan Yesus itu. Alasan kebutaan dan ketulian rohani mereka adalah kesombongan mereka sendiri, yang membuat mereka tidak bisa mendengar dan melihat, karena mereka masih mendustai diri mereka sendiri, berpikir bahwa mereka lebih hebat dibandingkan orang-orang lain.

Dalam hal ini, mereka tidak melihat Yesus sebagai teladan kita. ia menjadikan diri-Nya sebagai Hamba Allah, menanggung segala dosa dunia, dan dengan itu menjadi yang paling rendah dan yang paling hina. Allah sendiri memalingkan wajah-Nya dari Yesus ketika Ia disalibkan bagi kita.

Namun, para murid justru saling bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka, dan siapa yang paling berkuasa dan yang paling terhormat di antara mereka. Mereka merendahkan sesama mereka, dan semua jatuh ke dalam dosa kesombonan, karena semua merasa lebih baik dibandingkan yang lain. Dosa ini diawali dari Iblis dan meracuni pikiran manusia.

Saudara, berhati-hatilah terhadap kesombongan yang ada di dalam hati anda. Berhati-hati untuk tidak bersandar kepada diri sendiri. Kita perlu merendahkan diri. Carilah yang terhilang dan berdosa agar mereka juga bisa disucikan di dalam nama Kristus. Layanilah orang-orang yang sederhana. Jangan mencoba menjadi tuan, tetapi ikutilah kerendahan hati Yesus sehingga anda bisa menjadi besar di hadirat Allah.

Yesus mengambil seorang anak dan kemudian mendudukannya di tengah-tengah para murid-Nya, sebagai lambang dari keadaan dan iman mereka. Anak itu bukan anak yang baik dari dirinya sendiri, atau tidak berdosa dalam masa kanak-kanaknya, karena semua manusia sudah berdosa sejak masa kanak-kanak. Namun, anak itu bersandar kepada ayahnya, dan mengasihi ibunya sejak kecil. Kita harus belajar roh seperti anak-anak itu, dan tidak berpikir bahwa kita adalah tuan-tuan yang bisa mengandalkan diri sendiri.

Kristus menuntun kita untuk mengasihi orang-orang lain sehingga kita tidak hanya hidup untuk diri kita dan keluarga kita saja, tetapi kita juga memperhatikan orang-orang gelandangan dan yatim piatu, sehingga kita bisa menolong mereka dan membuka rumah kita bagi mereka. Orang-orang yang melayani anak-anak kecil dan orang-orang miskin mengikuti teladan Yesus yang menerima kita dan menjadikan kita anak-anak Alah. Mari kita merendahkan diri seperti Kristus, dan melayani orang-orang yang lemah, anak-anak kecil, dan orang-orang miskin. Jangan hanya memandang kepada orang-orang kaya, orang-orang yang pintar, orang-orang yang terkemuka, karena biasanya mereka justru tidak mau mendengar perkataan kita.

DOA: Kami berterima kasih kepada-Mu, Kristus, karena Engkau sudah mengasihi anak-anak kecil dan memperhatikan mereka. Kami mengakui bahwa kami juga kecl dan lemah. Ampunilah kami akan kesombongan kami, dan ajarkanlah kepada kami kerendahan hati-Mu, sehingga kami bisa mengasihi orang-orang miskin, menerima mereka, ikut menanggung kesulitan mereka, membuka hati dan rumah kami bagi mereka, dan senantiasa melayni mereka seperti kami melayani Engkau di setiap saat dalam kehidupan kami. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Yesus menuntun para murid-Nya menuju kepada kerendahan hati?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 06, 2014, at 04:27 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)