Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- Indonesian -- Romans - 049 (Paul’s Anxiety for his Lost People)
This page in: -- Afrikaans -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Hebrew -- Hindi -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Kiswahili -- Malayalam -- Polish -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

ROMA - Tuhan adalah Kebenaran Kita
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Roma

BAGIAN 2 - KEBENARAN ALLAH TIDAK BERUBAH MESKI ANAK-ANAK YAKUB, ORANG-ORANG PILIHANNYA, MENGERASKAN HATI (Roma 9:1-11:36)

1. Kekuatiran Paulus akan terhilangnya bangsanya (Roma 9:1-3)


ROMA 9:1-3
1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, 2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.

Rasul Paulus mulai memberikan penjelasannya akan situasi pengerasan hati orang-orang Yahudi, bangsanya, dengan perkataan yang sangat luar biasa, “Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus.” Ia tidak mengangkat sebuah filsafat, atau pandangan pribadi, tetapi berbicara mengenai sebuah pengetahuan yang menyakitkan dan tentu saja setelah ia melalui penderitaan, dimana ia tidak dihasilkan dari dirinya sendiri, tetapi melalui kebersamaannya senantiasa dengan Kristus. Ia tidak membagikan keyakinan pribadinya, tetapi Yesus yang berbicara kepadanya, karena Tuhan adalah kepala rohani, dan para pengikut-Nya adalah tubuh rohaninya dan anggota-anggota tubuhnya.

Paulus menegaskan kepada para pembaca surat ini bahwa pengakuannya yang tulus itu memang benar, dengan perkataan, “Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus.” Kristus adalah Juruselamatku, di dalam Dia Roh Kebenaran itu bekerja. Roh ini tidak membiarkan adanya dusta, pemutar-balikkan kebenaran, penyimpangan, atau khayalan, tetapi mendorong dan memimpin para pengikut Kristus untuk memberikan kesaksian kebenaran sehingga perkataan mereka akan benar dan matang.

Hati nurani sang rasul menjadi kompas rohani. Ia tidak melakukan sesuatu semata-mata karena dipimpin oleh perasaannya saja karena hatinya sudah dibaharui dan diserahkan kepada tuntunan Roh Kudus. Roh Ilahi ini menegaskan damai sejahtera di dalam hati nuraninya dan kejernihan dari kata-katanya. Jadi, kesaksiannya benar dari sudut pandang apapun.

Apa, kemudian, yang disaksikan oleh Paulus setelah pertimbangan yang cukup lama?

Ia bersaksi bahwa ia merasakan dukacita yang mendalam karena ketidaktaatan bangsanya. Sang rasul sangat berduka atas saudara-saudaranya dan sahabat-sahabatnya yang sangat dikasihinya sehingga perasaan kedukaan tidak pernah meninggalkannya.

Kedukaan yang besar, karena berkembangnya kekerasan rohani bangsanya, tumbuh di dalam hatinya dan selalu menyertainya. Hatinya begitu bersedih karena begitu banyak bangsanya yang buta secara rohani dan tidak bisa mengenal kebenaran rohani yang dinyatakan kepada mereka. Karena itu, sang rasul ingin menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mau diselamatkan, karena mereka menganggap diri mereka benar, dan karena itu tidak merasa memerlukan keselamatan yang dibicarakan oleh Paulus.

Kesedihan Paulus mencapai tingkatan dimana ia siap untuk terpisah dan menanggung hukuman bagi bangsanya, kalau itu berarti keselamatan untuk mereka. Kasihnya kepada bangsanya begitu kuat sehingga ia siap ditolak oleh Yesus, kalau itu bisa menolong menyelamatkan bangsanya.

Paulus menganggap bangsanya yang terhilang sebagai keluarga dan sukunya sendiri. Ia menganggap mereka sebagai kerabat dan saudara, karena mereka berasal dari nenek moyang yang sama. Ia siap untuk melakukan dan memberikan apapun untuk menyelamatkan mereka dari murka Allah.

DOA: Ya Tuhan Yesus Kristus, Engkau menangisi Yerusalem (Lukas 19:41), dan menderita karena ketidaktaatan dan kekerasan bangsa-Mu, tetapi Engkau mengampuni mereka dari dosa-dosa mereka di kayu salib ketika Engkau berdoa, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan: (Lukas 23:34). Tolonglah kami, ya Tuhan, untuk mengasihi umat-Mu, untuk berduka atas ketidakpercayaan mereka, dan juga untuk berdoa bagi mereka, serta bagi anak-anak Yakub, agar mereka dengan tulus bertobat, mengenal Engkau, dan menerima Engkau. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Apakah alasan dari rasa dukacita Paulus yang mendalam?
  2. Apa yang siap untuk dikorbankan oleh Paulus bagi keselamatan bangsanya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 24, 2012, at 11:38 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)