Home
Links
Bible Versions
Contact
About us
Impressum
Site Map


WoL AUDIO
WoL CHILDREN


Bible Treasures
Doctrines of Bible
Key Bible Verses


Afrikaans
አማርኛ
عربي
Azərbaycanca
Bahasa Indones.
Basa Jawa
Basa Sunda
Baoulé
বাংলা
Български
Cebuano
Dagbani
Dan
Dioula
Deutsch
Ελληνικά
English
Ewe
Español
فارسی
Français
Gjuha shqipe
հայերեն
한국어
Hausa/هَوُسَا
עברית
हिन्दी
Igbo
ქართული
Kirundi
Kiswahili
Кыргызча
Lingála
മലയാളം
Mëranaw
မြန်မာဘာသာ
नेपाली
日本語
O‘zbek
Peul
Polski
Português
Русский
Srpski/Српски
Soomaaliga
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Tiếng Việt
Türkçe
Twi
Українська
اردو
Uyghur/ئۇيغۇرچه
Wolof
ייִדיש
Yorùbá
中文


ગુજરાતી
Latina
Magyar
Norsk

Home -- Indonesian -- Matthew - 209 (The Hardheartedness of the People of Jerusalem)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
B – Kristus Menegur dan Memperingatkan para Pemimpin Agama Yahudi (Matius 23:1-39) – Kumpulan Kelima dari Perkataan Yesus

12. Sikap Keras Kepala Orang-orang di Yerusalem di Depan Rahmat dan Belas Kasihan Kristus (Matius 23:37-39)


MATIUS 23:37-39
37 “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. 39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”
(1 Raja 9:7-8, Matius 21:9, 26:64)

Kristus menderita bagi semua manusia. Ia paling menderita di tangan para pemimpin agama yang berpegang kepada penafsiran mereka sendiri kepada Hukum Musa. Bukan orang-orang berdosa biasa yang membunuh Yesus, tetapi orang-orang munafik dan pemimpin agama yang penuh kebencian. Namun, kasih mengasihi mereka dan memanggil mereka datang kepada-Nya dari waktu ke waktu. Ia berusaha untuk membawa mereka kepada-Nya, dan betapa seringnya Ia menyatakan kepada mereka tanda-tanda kasih dan kuasa-Nya. Namun, saat akhir zaman semakin mendekat, Yesus menjelaskan Yerusalem sebagai “yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadanya.” Ia memanggil pusat dari peradaban dan pelindung rumah Allah. “Orang yang membunuh.” Betapa beratnya hukuman bagi Yerusalem!

Kristus sudah terus menerus berusaha untuk mengumpulkan jiwa-jiwa yang malang, mengumpulkan mereka dan perserakan mereka, membawa mereka pulang kepada-Nya. Kitab Suci mengatakan, “kepadanya akan berkumpul bangsa-bangsa” (Kejadian 49:10). Ia akan mengumpulkan seluruh bangsa Yahudi ke dalam sebuah kerajaan rohani di bawah sayap dari Allah yang Maha agung. Ia mau mengumpulkan mereka semua, dengan kelembutan dan kasih, seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya; secara naluriah, tetapi dengan kepedulian. Kehendak Kristus untuk melakukan ini berasal dari kasih-Nya (Yeremia 31:3). Induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya untuk perlindungan dan keamanan, dan untuk kehangatan dan kenyamanan. Jiwa-jiwa yang hancur yang berkumpul di dalam tangan Kristus akan mendapatkan hal yang sama, bersama dengan kesegaran. Seperti induk ayam menjaga anak-anaknya, demikian juga Yesus rela mati untuk mereka yang mencari perlindungan-Nya dari dosa dan kematian.

Namun, sebagian besar orang menolak untuk merendahkan diri mereka atau bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka. Mereka tidak mengakui kasih Allah yang ditunjukkan melalui Anak-Nya yang penuh rahmat dan kudus. Mereka bukan hanya menolak Dia, tetapi menyalibkan Dia. Banyak juga yang secara sengaja mengabaikan suara Roh Kudus, karena itu penghakiman Allah jatuh ke atas Yerusalem. Kota suci itu dibinasakan dan hancur pada tahun 70 M setelah pemberontakan bangsa Yahudi melawan Roma. Antara tahun 132-135 M, sisa bangsa itu mengalami nasib yang sama. Sejak saat itu, sebagian besar anggota Perjanjian yang Lama sudah tersebar di antara bangsa-bangsa yang meremehkan mereka. Rumah mereka tetap akan menjadi reruntuhan dan mereka tidak akan melihat Kristus (Mesias), yang adalah pengharapan mereka, kalau mereka tidak mau berbalik dari perlawanan mereka dan percaya kepada Anak Allah yang disalibkan itu. Hanya setelah itu kutuk ilahi itu akan diangkat dari mereka. Kemudian air hidup dari kota suci Yerusalem akan bisa mengalir mengairi padang gurun yang mati di sekitarnya (Zakharia 12:10-11). Tetapi sebelum itu, Yerusalem akan menjadi cawan kemabukan dan batu sandungan bagi bangsa-bangsa (Zakharia 12:2-3). Karena itu, kita berdoa, “Datanglah, Tuhan Yesus! Engkau datang ke Bumi kami, dan kami menantikan Engkau. Datanglah segera, karena tanpa Engkau, tidak akan ada kedamaian di Yerusalem.”

DOA: Tuhan yang Kudus, kami adalah bagian dari generasi yang congkak, namun Anak-Mu mengasihi mereka yang merasa remuk dan memerlukan Dia. Ampunilah kami atas kasih kami yang tidak sempurna, dan penuhilah kami dengan kuasa-Mu sehingga kami bisa melayani Engkau dengan hati yang bertobat, dan memberitakan kerajaan-Mu, agar semua orang bisa bertobat dan mengambil bagian di dalam doa: Datanglah, Tuhan Yesus! Diberkatilah mereka yang datang dalam nama Tuhan!”

PERTANYAAN:

  1. Apakah yang diajarkan Kristus kepada kita tentang kota Yerusalem?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 05, 2023, at 08:31 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)