Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Galatians - 021 (Paul is zealous for his children in the Spirit, and he suffers much for them)

This page in: -- Arabic -- English -- French -- Georgian -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

GALATIA - Aku telah Disalibkan bersama Kristus
Pelajaran dari surat Paulus kepada jemaat di Galatia

BAGIAN 3: HUKUM MUSA DAN INJIL: MAKSUD DAN HASIL YANG MEREKA CAPAI (Galatia 3:1 – 4:31)

6. Paulus sangat bersemangat untuk anak-anaknya di dalam Roh, dan ia banyak menanggung penderitaan bagi mereka (Galatia 4:8-20)


GALATIA 4:16-20
16 Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? 17 Mereka dengan giat berusaha menarik kamu, tetapi bukan dengan maksud yang baik, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. 18 Memang baik kalau orang dengan giat berusaha dalam hal-hal yang baik setiap waktu, bukan hanya bila aku ada di antara kamu. 19 Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. 20 Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu.

Tidak semua orang mau menerima perkataan yang terus terang tentang keadaan dirinya yang buruk. Orang-orang lebih suka menganggap pernyataan kebenaran sebagai pelanggaran dan penghinaan. Mereka menyangkal sahabat sejati, istri yang setia, orang tua yang mengasihi, dan saudara-saudara seiman karena mereka menyampaikan kebenaran, bukan untuk membalas dendam, tetapi karena kasih, tuntunan, dan membangun. Jadi, dengarkanlah setiap orang yang mengatakan kebenaran di hadapan Anda, dan berhati-hatilah terhadap orang yang secara munafik menyanjung Anda.

Para ahli Taurat juga sangat bersemangat untuk jemaat di Galatia. Mereka mengkhawatirkan mereka, dan ber`lelah untuk mereka. Namun, Paulus memberitakan keselamatan yang dibawa oleh kasih karunia. Ia tidak mendorong manusia untuk mengandalkan dirinya sendiri, tetapi ia mematahkan kemandiriannya, dan meneguhkan ketergantungan orang-orang percaya kepada Allah dan bekerja dengan kuasa-Nya yang kekal; sementara para penyesat datang dengan hukum Taurat, dan mendorong para pendengarnya untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri, seakan-akan mereka dapat meneguhkan keselamatan mereka melalui perbuatan baik mereka, tanpa memerlukan kasih karunia Allah.

Anggapan seperti itu menghasilkan sebuah kontes dalam kebaikan manusia, seolah-olah yang satu lebih baik daripada yang lain, dan pantas mendapatkan pujian atau tepuk tangan karena ketekunan dan kerja kerasnya dalam menaati detail-detail perintah-perintah. Para penyesat itu tidak bertujuan untuk keselamatan para pendengarnya, tetapi berusaha untuk mendapatkan ketenaran dan kehormatan di antara manusia; sementara Paulus tampil sebagai hamba yang rendah hati untuk menjadi teladan yang benar dari Roh Kristus yang lemah lembut.

Paulus sangat mencintai orang-orang yang dikasihinya, meskipun mereka menganggapnya sebagai musuh, dan menolaknya ketika ia jauh dari mereka. Kasihnya yang asli lebih mulia dan lebih tinggi daripada kasih seorang ibu kepada anak laki-lakinya yang tunggal. Namun, sang rasul menderita sakit yang sangat parah di dalam hatinya, dan penderitaan di dalam jiwanya, seolah-olah ia sedang melahirkan kembali yang dikasihinya ke dalam kehidupan rohani yang kekal. Berkhotbah bukanlah hal yang netral, masuk akal, atau acuh tak acuh, tetapi membutuhkan perhatian penuh, doa yang terus menerus, dan bertahan menghadapi penolakan dengan kesabaran dan pengharapan. Inilah kemenangan yang telah mengalahkan dunia—iman kita.

Namun, Paulus juga seorang manusia. Ia tidak hanya ingin berdoa dan menulis dari jauh, tetapi ia juga berharap dapat bertemu dengan orang-orang yang dikasihinya, berbicara dengan mereka secara langsung, menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, membimbing mereka dengan kebaikan, dan menegur mereka dalam kasih.

Adalah demi kebaikan kita semua bahwa ia tidak dapat melihat mereka dengan segera, tetapi harus menulis kepada mereka surat yang berbeda ini yang menjelaskan prinsip kasih karunia sehingga mereka dapat mengenali jalan keselamatan di satu sisi, dan kita juga dapat menuai manfaat dari orang-orang yang mendahului kita, di sisi lain, dengan tinggal di dalam Kristus dan bukannya di dalam hukum Taurat yang mati.

DOA: Oh Tuhan Yesus, Engkau telah menderita bagi kami di kayu salib, dan disiksa karena sikap keras kepala dan kesombongan kami, sampai Engkau membuat kami dilahirkan kembali oleh Roh Kudus-Mu. Tolonglah kami untuk tidak mencari pengudusan diri sendiri dengan penghakiman yang mematikan, tetapi bukalah hati kami sepenuhnya kepada curahan kasih karunia-Mu, dan mengalami kepenuhan kuasa-Mu di dalam kehidupan yang penuh dengan rasa syukur atas keselamatan dari-Mu. Tolonglah kami untuk memperhatikan bukan hanya keselamatan kami sendiri, tetapi juga keselamatan orang-orang lain, sebagaimana Paulus menderita untuk kelahiran rohani mereka, dan keberlanjutan mereka di dalam kasih karunia.

PERTANYAAN:

  1. Mengapa Paulus menderita bagi jemaat Galatia?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 28, 2023, at 06:04 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)