Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 004 (The Seal of God upon the Revelation of Jesus Christ)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 1 - LIHATLAH, AKU DATANG SEGERA! (WAHYU 1:1 - 3:22)
BAGIAN 1.1 PENDAHULUAN DARI RASUL YOHANES UNTUK WAHYU YESUS KRISTUS (WAHYU 1:1-8)

4. Meterai Allah untuk Wahyu Yesus Kristus kepada Hamba-Nya Yohanes (Wahyu 1:8)


WAHYU 1:8
8 “Aku adalah Alfa dan Omega,” firman Tuhan Allah, “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

Aku: Setelah memperkenalkan kitabnya dengan kata-kata dan konsep kunci di dalamnya, dan setelah membuat kerangka tujuan dari sejarah dunia—kedatangan kembali Yesus Kristus—Yohanes mengatakan bahwa ia mendengar suara yang penuh kuasa mengatakan, “Aku!”

Tuhan sendiri menerima pengakuan dari hamba-Nya dan menegaskan tentang tema, isi, dan tujuan dari penglihatannya.

Isi dari ayat 8 dari Wahyu ini bukan sekedar perkataan manusia, tetapi isinya adalah Firman Allah, yang dinyatakan secara langsung oleh-Nya sendiri, dan perkataan itu harus dihargai seperti permata yang lebih berharga dari semuanya. Pengakuan dari Allah ini menjadi meterai-Nya terhadap semua perkataan Yohanes.

Kita semua hidup karena “Aku” dari Allah. Ia hidup dan berbicara kepada kita. Dengan berbicara kepada kita menjadi “kamu” bagi Allah, rekan sekerja-Nya, dan Ia mengangkat kita sampai kepada tingkatan-Nya. Barangsiapa menolak untuk mendengar perkataan-Nya akan menjalani kehidupan yang kosong dan tanpa tujuan.

Dia yang mengatakan “Aku” adalah sumber yang hakiki dari semua keberadaan kita. Semua orang yang menyangkal keberadaan Allah akan dibinasakan oleh “Aku” milik Allah ini. Filsafat, pandangan dunia, agama palsu, dan semua kekacauan karena pengaruh roh jahat akan dihakimi oleh kenyataan tentang Dia yang ada sejak kekekalan.

Tuhan mengatakan kepada Musa, “AKULAH AKU. Itulah nama-Ku sampai selama-lamanya” (Keluaran 3:13-16). Ia meyakinkan Musa bahwa Ia akan menyertai dia sepanjang masa-masa padang gurun di dalam hidup Musa. Dengan nama ini Tuhan kemudian memperkenalkan Dasa Titah. Lalu Yesus sendiri mengembangkan di atas pondasi itu pernyataan tentang “Akulah” milik-Nya (Yohanes 6:35; 8:12; 10:7,11; 11:25; 13:19; 14:6; 15:1; 18:5-8, 37; Wahyu 1:17; 22:13). KetikaTuhan mengatakan, “Aku adalah Aku,” Ia mengakui kekekalan-Nya dan kesetiaan-Nya yang tak pernah berubah. Gelar-Nya tetap teguh dan benar. Ia tetap sampai selamanya menjadi dasar dari keberadaan kita, standar dan tujuan bagi kita semua.

Alfa dan Omega: Tuhan menyatakan rahasia-rahasia nama-Nya ketika ia memakai huruf yang pertama dan terakhir dari abjad Yunani sebagai batasan untuk semua huruf, perkataan, dan kalimat. Di dalam huruf Yunani, tidak ada tambahan huruf apapun di luar batasan kedua huruf itu. Jadi, Tuhan adalah batasan dan ukuran dari semua keberadaan, budaya dan cara berpikir kita.

Di dalam beberapa teks tertulis bahasa Yunani, kita menemukan tambahan perkataan, “Yang Awal dan yang Akhir.” Tuhan kita mendahului segala sesuatu. Ia sudah ada sebelum waktu dan tempat dimulai. Ia juga akan terus ada setelah waktu kita berlalu. Ia yang menentukan semuanya, dan semua yang dikatakan-Nya akan berlaku. Apapun yang dikatakan penting oleh manusia, malaikat ataupun setan-setan, tetap saja firman Tuhan saja yang menentukan kebenaran, kelayakan dan keadaan dari segala perkara dan semua manusia. Perkataan-Nya benar dan tidak pernah berdusta. Ia selalu menepati apa yang dijanjikan-Nya, baik mengenai kehidupan ataupun kematian.

Allah, Tuhan: Kata yang paling sering dipakai untuk menjelaskan tentang Allah di dalam Perjanjian Lama adalah Elohim. Kata ini muncul 2.600 kali di dalam teks bahasa Ibrani. Akar bahasa dari kata Elohim adalah El yang berarti “kekuatan” “kuasa” dan “tenaga.” El dituliskan sebanyak 238 kali di dalam Perjanjian Lama, secara mandiri ataupun bersama-sama dengan kata lain seperti El-Roi, Dia yang melihat, atau Beit-El yang berarti Rumah Allah atau Israel, yang bergumul dengan Allah dan tetap bertahan. Akhiran yang dipakai dalam dan digabung dengan kata El di dalam kata Elohim adalah dalam bentuk jamak; jadi kata Elohim berarti “Allah-Allah.” Orang-orang Kristen memahami hal ini menunjuk kepada Tritunggal yang Mahakudus. Orang-orang Yahudi memahami hal ini menunjuk kepada “keagungan yang jamak”, sebuah gelar kehormatan yang hanya diberikan kepada Dia yang Esa dan yang Dimuliakan.

Nama yang sebenarnya untuk Allah di dalam Perjanjian Lama adalah Yahweh, TUHAN, yang muncul 6.828 kali di dalam teks Ibrani. Yahweh dipahami sebagai Allah yang setia, dan pembuat perjanjian yang tidak pernah berubah, dan tidak akan pernah berubah. Nama Yahweh, TUHAN, menjadi kunci untuk memahami Elohim (Allah), karena kata itu muncul dua setengah kali lebih banyak di dalam Perjanjian Lama. Semua berkat datang dari Yahweh (Bilangan 6:24). Semua kemuliaan memancar dari Yahweh (Mazmur 104:31; 138:5; Yesaya 40:5; 60:1; Yehezkiel 1:28; 3:12, 33; 2 Korintus 4:6). Yahweh adalah kebenaran kita (Yeremia 23:6; 33:16). Yahweh adalah Gembala kita (Mazmur 23).

Yang ada: Yohanes menegaskan pernyataan Tuhan kepada jemaat-jemaat-Nya dan memberikan jaminan kepada mereka bahwa Tuhan tidak mati tetapi bahwa Ia hidup. Bahkan setelah pembakaran kota Roma pada tahun 64 M dan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M, Tuhan tetap saja Dia yang Setia dan Tak Berubah. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, penyaliban Petrus pada tahun 64 M, dan pemenggalan Paulus pada tahun 66 M, sebagaimana juga penyaliban terhadap 30,000 orang Yahudi di hadapan tembok Yerusalem – tidak satupun dari kejadian itu yang mengubah keagungan, kekudusan, atau kasih Tuhan. Penghakiman-Nya selalu benar. Keberadaan-Nya selalu menjadi dasar untuk segala yang ada. Tanpa Dia, segala sesuatu akan hancur. Ia adalah kekuatan yang mengatur, mengendalikan, dan memegang segala sesuatu bersama-sama. Kita ada karena Dia ada. Karena Ia terus menjadi sebagaimana yang dinyatakan-Nya kepada kita, pengharapan kita menjadi teguh dan pasti. Tanpa Dia, kita tidak akan bisa melakukan apa-apa. Keberadaan Allah, Tuhan kita, adalah sumber dari kehidupan, kekuatan, dan pemikiran kita. Tanpa Firman dan Roh-Nya, kita tidak akan bisa hidup. Kita harus lebih menghormati, mengasihi dan memuliakan Dia senantiasa. Keberadaan kita bergantung kepada keberadaan-Nya. Bagaimana mungkin kita tidak terus menerus bertambah dalam ucapan syukur kita?

Yang sudah Ada: Tuhan adalah Pencipta dan Pemelihara dari segala sesuatu yang ada. Ia menciptakan angkasa luar yang tak berbatas, termasuk bumi kita yang kecil dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Keajaiban-Nya sama sekali tak terhitung dan tak terselami, dan hikmat-Nya begitu ajaib. Selama berabad-abad, para ilmuwan sudah berusaha untuk menuliskan banyak disertasi; di jaman ini mereka dibantu dengan peralatan komputer yang bisa menolong mereka membuat perhitungan dengan secepat kilat. Akan tetapi kedalaman dan keluasan dari hikmat karya penciptaan Tuhan tetap saja jauh melampaui kemampuan manusia untuk mengukurnya. Siapa yang bisa menghitung jumlah rambut di kepalanya (Matius 10:30; Lukas 12:7)? Siapa yang tahu dengan pasti jumlah bintang di angkasa? Apa rahasia dari kehidupan biologis kita? Dan siapa yang tahu bagaimana caranya seorang bayi merasakan kasih dari ibunya? Tuhan kita sudah ada jauh sebelum waktu dimulai dan menciptakan alam semesta ini dengan firman-Nya. Ia sudah membiarkan sebagian kecil dari rahasia-Nya untuk dipahami oleh manusia melalui penglihatan-penglihatan.

Yang Akan Datang: Yohanes tidak berbicara mengenai Allah yang akan memberikan wahyu pada sebuah masa yang tidak jelas di masa yang akan datang. Tidak demikian: Allah kita datang secara pribadi! Allah kita yang membuat perjanjian bukanlah penyelamat yang menyelamatkan dari jauh, tetapi Dia yang secara pribadi mewujudkan rencana keselamatan dari-Nya. Ia akan memberikan penglihatan-penglihatan dari kitab Wahyu ini dan mewujudkannya secara tepat dan pasti. Ia melakukan semua yang dikatakan-Nya. Ia tidak hanya mengutus malaikat dan manusia, seperti yang dilakukan oleh allah di dalam Islam. Namun, Ia datang secara Pribadi dan menggenapi karya keselamatan-Nya. Ia membangun kerajaan-Nya dalam damai sejahtera yang sempurna dan menggenapi semua janji-Nya.

Orang-orang yang takut akan Allah menjalani kehidupan mereka dengan pemahaman akan kedatangan kembali Tuhan mereka. Harapan akan kedatangan-Nya menjadi sumber kekuatan yang dibaharui hari demi hari (Yesaya 40:1-31). Perintah Ilahi untuk bangkit dan menjadi terang dunia bisa memotivasi bahkan orang yang paling lemah sekalipun untuk bertindak, karena kedatangan Tuhan sudah semakin mendekat (Yesaya 60:1-3). Yesus sendiri memerintahkan agar kita bersinar bagi dunia (Lukas 12:35-40; Matius 25:1-13; 1 Petrus 1:13). Kita harus memusatkan perhatian kita kepada kedatangan Tuhan kita.

Yang Mahakuasa: Allah yang dekat itu tidak menyatakan diri sebagai lemah, tak berdaya atau tidak mau bertempur. Ia adalah Allah yang Mahakuasa, Tuhan, dan Ia memiliki segala kuasa di langit dan di bumi. Pasukan balatentara malaikat-Nya tak terhitung banyaknya. Tetapi Ia tidak menciptakan mereka untuk mempertahankan diri-Nya, karena Ia sendiri adalah yang memiliki segala kekuatan untuk mengendalikan semuanya. Nama-Nya, El, berarti kekuatan dan kuasa. Di dalam bahasa Yunani, ia disebut pantokrator atau “yang memerintah atas segala sesuatu.” Dia yang meliputi semuanya dan Tuhan yang memerintah segala dunia. Ia mengendalikan dan mengawasi semua hal baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.

Dia yang Mahakuasa datang untuk menang, menghakimi dan meneguhkan kebebasan. Ia memiliki segala kuasa yang dibutuhkan untuk menggenapi semua rencana dan janji-Nya. Ia menghendaki untuk memerdekakan dan menebus Gereja-Nya dari kuasa sang penguasa dunia ini. Ia mampu melaksanakan penghakiman-Nya dengan penuh kuasa. Ia bisa dan akan meneguhkan suatu ciptaan baru di dalam keadilan.

Bijaksana orang-orang yang mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan. Tidak ada alternatif untuk Yang mahakuasa. Semua pemimpin dunia ini hanyalah makhluk fana yang terbatas, dan sangat mudah untuk melakukan kesalahan kalau mereka tidak menundukkan diri kepada Yang Mahakuasa.

Yohanes mengulangi meterai Tuhannya ini, yang adalah pernyataan diri-Nya yang sangat penting, sebanyak enam kali di dalam kitab ini. Allah, Tuhan (Yahweh), menjelaskan tentang diri-Nya tiga kali di dalam perkataan itu (Wahyu 1:8; 4:8; 21:6), dan Tuhan Yesus memakainya tiga kali untuk menunjuk kepada diri-Nya sendiri (Wahyu 1:17; 2:8; 22:13).

Dengan pernyataan ini, sang rasul berusaha untuk memberikan keterangan mengenai kenyataan bahwa tidak ada perbedaan keberadaan antara Allah Bapa dengan Allah Anak, dan bahwa keduanya adalah satu. Kita melakukan yang benar ketika kita senantiasa memiliki kesadaran akan Tritunggal yang Kudus di dalam pikiran kita, ketika kita percaya akan hal itu dan mengakuinya, bahkan ketika orang Islam mengatakan bahwa pengakuan yang demikian merupakan dosa yang terampuni bagi manusia (Antara lain, Sura 112).

DOA: Allah yang Kudus, kami menyembah Engkau dan memuliakan Engkau dengan ucapan syukur dan pujian, karena Engkau adalah dasar bagi alam semesta ini. Engkau menciptakan segala sesuatu. Engkau memperdamaikan dunia yang cemar dengan diri-Mu sendiri melalui kematian Kristus sebagai pengganti, dan Engkau akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati melalui Anak-Mu yang Kudus. Siapkanlah kami untuk menerima Dia, dan berikanlah kesempatan untuk bertobat dan berikam kepada mereka yang mencari Dia. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Allah menyatakan diri-Nya pada awal dari wahyu yang diterima oleh Yohanes?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 10:01 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)