Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 131 (Penyaliban dan Kematian Yesus)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 6 - Catatan Mengenai Penderitaan, Kematian dan Kebangkitan Kristus (Lukas 22 - 24)

11. Penyaliban dan Kematian Yesus (Lukas 23:26-49)


LUKAS 23:26-31
26 Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. 27 Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. 28 Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! 29 Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. 30 Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! 31 Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?”

Pasukan Romawi memiliki prajurit-prajurit yang berasal dari Eropa, Afrika dan juga Asia. Prajurit Romawi menyesah punggung Anak Allah dengan cambuk kulit yang digantungi dengan potongan besi di ujungnya agar tubuh korban tersayat dengan cara yang paling mengerikan. Mereka juga memaksa Yesus memikul salib-Nya yang berat meskipun Ia sudah sangat kelelahan. Dengan demikian Yesus sendiri menjadi contoh untuk pernyataan yang diucapkan-Nya sendiri, “Barangsiapa yang mau datang kepada-Ku, dia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Yesus memikul salib-Nya meski Ia tidak memiliki kesalahan dan tidak layak mendapatkan salib itu, sedangkan kita sangatlah berdosa dan layak menerima murka Allah. Karena kelelahan kemudian Yesus tidak mampu lagi memikul kayu salib-Nya sendiri, meski Ia sudah bersedia melakukannya. Hal ini sangat menguatkan kita ketika kita berpikir bahwa kita tidak lagi mampu memikul beban yang yang sedang kita tanggung.

Ada seorang laki-laki, Simon dari Kirene, yang berada di sana. Para prajurit itu memaksa dia untuk memikul salib Kristus. Mereka tidak mempedulikan tradisi yang mengatakan bahwa seseorang yang menyentuh kayu salib seorang penjahat akan menjadikan dirinya najis. Namun, seluruh isi rumah kemudian dipenuhi dengan berkat dan keselamatan karena Kristus memikul kayu salib Kristus. Kedua anak Simon dari Kirene disebutkan dua kali sebagai orang-orang percaya dan saksi Kristus (Markus 15:21, Roma 16:13). Hal ini menguatkan kita, karena barangsiapa memikul salib Kristus akan melihat Kristus mengambil bagian bersama dengan dirinya dalam memikul beban kehidupannya.

Mengikuti Yesus dan dua orang pencuri yang disalibkan bersama-Nya, ada perempuan-perempuan yang menangis dan meratapi Raja Kasih itu. Jadi kita melihat di sini bahwa bukan hanya bangsa Yahudi yang bertekad untuk membunuh Yesus, tetapi juga para pemimpin agama yang merasa iri hati kepada-Nya, menggerakkan kemarahan dari orang banyak yang ada di sana dan membuat persekongkolan bersama orang banyak itu untuk membuat Yesus dijatuhi hukuman mati.

Yesus merasakan belas kasihan dari para perempuan itu kepada-Nya, dan menanggapi semua itu dengan suara penuh kasih. Ia tidak memikirkan mengenai penderitaan-Nya sendiri, tetapi mengenai murka Allah yang akan melanda bangsa itu. Karena itu Ia melarang para perempuan itu menangisi Dia, dan menyuruh mereka meratapi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Ia melihat jalan-Nya sedang menuju kemuliaan, tetapi di hadapan bangsa itu ada api kesengsaraan yang membara dan penuh dengan kesukaran sepanjang sejarah mereka, karena mereka mengatakan, “Biarlah darah orang ini ditanggungkan kepada kami dan keturunan kami.” Di tengah kesakitan-Nya yang luar biasa, Yesus melihat jutaan tulang-tulang dari bangsa Yahudi yang berserakan di seluruh penjuru dunia. Banyak di antara mereka yang binasa di dalam penjara Hitler memohon agar gunung dijatuhkan menimpa mereka atau agar bukit-bukit menutupi mereka, tetapi mereka tidak bisa lepas dari penderitaan. Banyak ibu-ibu yang tidak bisa menunjukkan kebahagiaan, karena mereka harus melihat anak-anak mereka yang mati kelaparan dibakar dengan api, sementara mereka yang mandul justru bisa menganggap diri mereka beruntung karena mereka tidak pernah melahirkan anak-anak dan me;ihat mereka menderita demikian.

Yesus menyamakan diri-Nya dengan pohon hijau, yang tidak akan terbakar di dalam api murka Allah, dan Ia menyamakan orang-orang yang tidak mau bertobat dan para ahli Taurat yang munafik itu bagaikan kayu kering yang akan dengan mudah terbakar menjadi bahan bakar di dalam nereka. Jangan lupa bahwa nubuat menunjukkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang akan datang: murka Allah sedang mendekat bagaikan api yang melanda yang akan menjadikan seluruh dunia ini bagaikan tungku pembakaran, karena ketidakadilan dan kejahatan manusia memuncak di dalam penghukuman dan penyaliban sang Anak Manusia. Kalau Yesus yang tidak berdosa harus menderita demikian, apa yang akan terjadi dengan kota kediaman orang-orang berdosa?

LUKAS 23:32-34
32 Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. 33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. 34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.

Manusia menempatkan Yang Mahakudus dari Allah itu dalam kedudukan sebagai manusia yang paling rendah, Ia dihina dan ditolak oleh banyak orang, mereka menganggap Dia bagaikan penjahat yang paling jahat. Para prajurit itu membuka paksa jubah Yesus, membanting-Nya ke tanah, dan memaku tangan dan kaki-Nya. Apakah anda memahami pernyataan ini? Kalau anda berada di sana, apa yang anda lakukan? Apakah anda akan berseru, “Berhenti! Salibkan saja aku, dan biarkan Dia yang Mahasuci itu bebas. Aku yang berdosa dan Dia Mahakudus.” Atau anda hanya berdiri saja di sana dengan hati yang dingin, memperhatikan tanpa peduli saat mereka mengangkat Yang Mahasuci itu ke atas kayu salib, dan saat tangan dan kaki-Nya hampir patah karena memikul berat tubuh-Nya sendiri.

Apakah Yesus mengutuki orang-orang yang membunuh-Nya? Apakah Dia mengecam mereka yang sudah menyiksa-Nya? Tidak! Tetapi Dia berdoa, berseru untuk mereka. Ia tahu bahwa diri-Nya sedang terikat di mezbah bagi dunia, dan Ia menaikkan doa-Nya sebagai Imam Besar yang agung, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”

Saudara yang kekasih, terus ingat akan Kristus dan muliakanlah Dia, karena Dia sudah mengalahkan dosa-dosa kita di dalam penderitaan tubuh-Nya. Ia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Ia memikirkan tentang kita, dan menanggung murka Allah bagi kita. Anak Domba Allah hidup dan mati bagi kita, bukan bagi diri-Nya, menjadi Pengantara antara kita manusia yang berdosa dengan Allah yang Kudus.

Dia yang tersalib itu memanggil Allah yang besar sebagai Bapa, karena Ia tahu bahwa Ia mati seturut dengan kehendak Bapa, selaras dengan rancangan penebusan-Nya. Ia tidak menghendaki apapun selain penebusan bagi dunia dan pengampunan dosa-dosa kita. Tidak perlu diragukan, Allah mendengar doa Anak-Nya, dan mengampuni manusia dari segala dosa mereka di segala masa dan tempat sampai selamanya. Kristus tidak perlu mati sekali lagi, karena keselamatan sudah digenapkan sekali untuk selamanya.

Kemudian Yesus memikirkan tentang anda juga, karena mungkin anda termasuk salah seorang yang tidak mengetahui apa yang mereka ketahui. Setiap dosa, dusta, serta kecemaran adalah pelanggaran terhadap Allah yang kudus, yang di dalam kasih-Nya yang kekal lebih memilih untuk tidak membinasakan anda, tetapi justru mati bagi anda. Bukalah mata anda, dan kenallah salib anda. Kayu dimana Kristus dipakukan adalah salib kutuk anda, anda bersalah dan berdosa. Kristus mati bagi anda sehingga anda bisa dibebaskan dari penghakiman Allah, dibenarkan oleh anugerah-Nya, dan dikuduskan oleh iman di dalam darah-Nya. Apakah anda memahami makna salib? Kalau demikian, anda harus memuji Tuhan, dan bersyukur kepada anda karena sudah mengampuni dosa-dosa anda di sepanjang hidup anda.

DOA: Oh Penebus yang Kudus, kami menyerahkan diri dan juwa kami tanpa syarat kepada-Mu, dan bersyukur kepada-Mu sampai selamanya atas kasih-Mu yang tak terbatas. Engkau sudah menyelamatkan kami dengan penderitaan-Mu, dan menguduskan kami dengan darah-Mu yang mahal. Penuhilah kami dengan kekudusan-Mu, dan ura[ilah kami dengan kasih-Mu sehingga kami bisa berhenti membenci orang-orang lain, serta bisa mengampuni semua orang atas kesalahan mereka kepada kami, dan mengajak semua orang untuk diperdamaikan dengan Allah melalui salib-Mu.

PERTANYAAN 139: Bagaimanakah Yesus menunjukkan kasih-Nya pada saat penyaliban-Nya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on May 10, 2017, at 10:55 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)